Pematangsiantar Serius Tangani DBD, Butuh Partisipasi Aktif Masyarakat

  • Bagikan

ADVETORIAL

PEMATANGSIANTAR (Berita): Di Kota Pematangsiantar saat ini tercatat tahun 2022, terjadi peningkatan kasus signifikan angka Deman Berdarah Dengue (DBD) dimana
kesakitan/inscidence rate (IR): 241,1 per 100.000 penduduk dan case fatality rate (CFR) 2,07 persen.

Sedangkan pada tahun 2023, sampai bulan Agustus, ditemukan 124 kasus DBD, meninggal 2 orang, dengan IR 47,5 per 100.000 penduduk dan CFR 1,64 persen.

Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani SpA, perlu memberikan penanganan yang serius khusus dalam menangani peningkatan DBD tersebut.

Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar drg Irma Suryani, MKM didampingi Anna Rosita Saragih (Sekdis), dr Fitri Sari Saragih MKes (Kabid Kesmas), Misnan, SKep Ners (Kabid P2P), dan Doddy Suhariadi, MKes (Kabid Yankes-SAK) di ruang data Dinas Kesehatan, Jalan Sutomo, Kota Pematangsiantar Senin (25/9/2023).

Irma menyebut kasus infeksi Dengue/DBD di Kota Pematangsiantar, saat ini dalam situasi siap siaga menghadapi potensi peningkatan kasus.

Menyikapi situasi tersebut, Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani, SpA pun mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 400.7/6771/IX/2023 tentang Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Peningkatan Kasus Infeksi Dengue/DBD.

SE tersebut, sebagai bagian dari upaya mewujudkan visi Wali Kota Pematangsiantar, yakni Sehat, Sejahtera dan Berkualitas.

Irma mengatakan betapa perlunya kerjasama semua pihak, terutama partisipasi aktif masyarakat dalam hal pencegahan dan penanggulangan penyakit infeksi dengeu/DBD.

Kerja sama dan kolaborasi antar OPD dan pemberdayaan peranan masyarakat, kata Irma, memegang peranan penting dalam mensukseskan program pencegahan dan penanggulangan DBD di lingkungan masing-masing.

Upaya itu, dapat dilakukan melalui kampanye kesehatan massal seperti gotong royong atau Jumat Bersih, koordinasi dengan OPD terkait, serta menyampaikan informasi melalui media cetak dan elektronik.

Hal lain yang dapat dilakukan, kata Irma, adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan Menguras, Menutup dan Mengubur (3M) plus sekali seminggu.

“Nyamuk demam berdarah itu, senangnya berkembang biak di genangan air yang bersih.
Jentik-jentik yang ada di genangan air bersih, jika tidak diperhatikan dalam masa lima hari akan berubah menjadi nyamuk,” kata Irma.

Ia menjabarkan bahwa nyamuk-nyamuk itu akan terbang masuk ke tempat-tempat tertentu, seperti kamar tidur, bersembunyi di tumpukan barang maupun pakaian yang tergantung di dalam rumah kita.

Nyamuk demam berdarah, menurut Irma, harus diberantas dengan menguras bak mandi minimal sekali seminggu, menutup penampungan air, dan memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas.

“Plusnya, mencegah gigitan nyamuk dengan penggunaan cairan anti nyamuk, memberantas jentik nyamuk dengan larvasida di genangan air, dan menanam tanaman pengusir nyamuk,” katanya.

Dalam upaya memberantas sebaran nyamuk demam berdarah, dapat dilakukan jika rasa kebersamaan dapat diwujudkan jika masyarakat tidak mengabaikan 3M plus.

Kemudian, bagaimana membangun kerjasama di tingkat kelurahan dalam hal menggalakkan program “Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).”

Dengan memberdayakan peran serta masyarakat melalui peran anggota keluarga sebagai juru pantau jentik (Jumantik) di dalam dan sekitar rumah, adalah upaya dalam memutus pertumbuhan Aedes aegypty.

“Membunuh jentik-jentik nyamuk akan menjadi penyelesaian masalah penularan demam berdarah,” tegas Irma.

Diterangkannya, bahwa sebaran penularan yang dibawa nyamuk demam berdarah adalah di radius 100 meter dari titik berkembangnya nyamuk Aedes aegypty.

Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, kata Irma, bersama-sama dengan lintas program, lintas sektor, elemen terkait dan masyarakat telah mensukseskan program pencegahan dan penanggulangan DBD, di antaranya terbentuknya Tim Pokjanal DBD/G1R1J tingkat kelurahan, mengaktifkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) tingkat kelurahan, melakukan PSN 3M plus, survey jentik/pemantauan jentik berkala dan lainnya.

Penyakit demam berdarah merupakan penyakit infeksi virus yang disebabkan virus dengue yang ditandai demam 2-7 hari dengan manifestasi pendarahan, penurunan trombosit, yang disertai nyeri kepala, nyeri otot dan tulang, ruam kulit atau nyeri belakang bola mata.

Penyakit ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes yang mengandung virus dengue terdiri dari Den 1, Den 2, Den 3 dan Den 4.

Tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypty pada tempat-tempat penampungan air berupa genangan air bersih yang tertampung di suatu tempat, seperti bejana, drum, tangki air, bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, botol, plastik bekas minuman dan lainnya.

Irma Suryani menyampaikan pesan agar seluruh lapisan masyarakat Kota Pematang Siantar harus tetap waspada dan agar tidak mengabaikan Gerakan 3M Plus, di setiap lingkungan kita. (ADV)

 

 

 

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *