Finalis Putri Indonesia Tahun 2020 Jadi Duta MPR

  • Bagikan
PIMPINAN MPR RI foto bersama para finalis Putri Indonesia 2020 usai melakukan pertemuan di lantai 9 Gedung MPR RI Jakarta, Kamis (12/3). Berita/Andy Yanto Aritonang
PIMPINAN MPR RI foto bersama para finalis Putri Indonesia 2020 usai melakukan pertemuan di lantai 9 Gedung MPR RI Jakarta, Kamis (12/3). Berita/Andy Yanto Aritonang

JAKARTA (Berita): Ketua MPR RI Bambang Soesatyo didampingi Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Lestari Moerdijat, Syarief Hasan dan Fadel Muhamad menerima kunjungan delegasi Finalis Putri Indonesia tahun 2020 yang dipimpin Ketua Yayasan Putri Indonesia yang juga anggota Watimpres Putri Kuswinuwardhani, Kamis (12/3) di ruang rapat Pimpinan MPR, Gedung Nusantara III Senayan Jakarta.

Pertemuan yang berlangsung lebih dari dua jam itu berjalan dengan santai dan pada kesempatan itu Pimpinan MPR menganugerahkan gelar Duta MPR kepada para finalis ditandai dengan penyematan Pin emas Duta MPR RI dan selendang Duta MPR RI oleh pimpinan MPR kepada para finalis putri Indonesia tahun 2020.

Pemberian gelar itu merupakan tanda bahwa para finalis Putri Indonesia akan membantu MPR RI dalam mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI kepada generasi muda.

Pada sesi dialog, para Finalis kontes kecantikan itu menggunakan kesempatan untuk mengajukan berbagai pertanyaan kepada Pimpinan MPR.

RR Ayu Maulida pemenang pemilihan Putri Indonesia 2020 asal Jawa Timur, menyayangkan banyaknya aksi intoleransi yang terjadi di berbagai daerah.

Sementara Putu Ayu Saraswati, Puteri Indonesia Lingkungan 2020 menyoal pemerataan Pendidikan di Indonesia yang masih memprihatinkan.

Sedangkan Jihane Almira Chedid Puteri Indonesia Pariwisata 2020 menyebut ketimpangan Pendidikan di desa dan di kota berbeda sangat jauh. Di kota banyak sekolah yang dilengkapi berbagai fasilitas.

Sementara di desa masih banyak anak-anak sekolah tanpa alas kaki. Bahkan mereka juga mengenakan pakaian sekedar. Ada juga pertanyaan menyangkut, bagaimana cara para duta MPR, itu menyampaikan sosialisasi kepada para millennial.

Menjawab berbagai pertanyaan tersebut Ketua MPR Bambang Soesatyo antara lain mengatakan, selama lima belas tahun pasca reformasi mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila tidak pernah diajarkan.

Akibatnya, banyak generasi muda yang tidak mengenal Pancasila. Sehingga aksi intoleransi di masyarakat, khususnya generasi mudah sangat gampang ditemukan.

“Karena itulah MPR melaksanakan sosialisasi Empat pilar. MPR juga mengajak kerjasama berbagai kalangan untuk ikut mensosialisasikan Empat Pilar. Kerjasama dengan finalis putri Indonesia, ini diharapkan bisa memperbesar keberhasilan program sosialisasi dikalangan millennial,” kata Bambang Soesatyo.

Menyangkut masalah Pendidikan,Bambang Soesatyo juga prihatin terhadap disparitas Pendidikan yang begitu lebar antara desa dan kota.

Karena itu dia berharap Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nadiem Makarim bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang masih terjadi di dunia Pendidikan. Pasalnya, anggaran Pendidikan mencapai 20% APBN atau sekitar Rp 500 triliun.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengatakan, berdasar survey yang dilakukan, kebanyakan generasi millennial menginginkan cara yang dipakai adalah sharing dan diskusi. Bukan cara-cara konvensional seperti seminar dan kajian.

“Karena sharing, memakai komunikasi dua arah, kedua belah pihak melakukan diskusi dengan santai. Sehingga lebih menyenangkan dan dipilih oleh generasi muda,” kata Lestari menambahkan. Pertemuan Pimpinan MPR dengan putri Indonesia 2020, itu ditandai peristiwa menarik.

Sesaat sebelum sesi jumpa pers, salah satu awak media melihat kehadiran Louise Kalista Iskandar, peserta asal Sumatera Barat yang tidak lancar melafalkan Pancasila saat gelaran Pemilihan Puteri Indonesia 2020. (aya)

Berikan Komentar
  • Bagikan