PANYABUNGAN (Berita): Sejumlah warga Kec. Puncak Sorik Marapi, Kab. Mandailing Natal, mengeluhkan gangguan kesehatan pasca insiden ‘gas beracun’, Selasa (27/9).
“Sampai saat ini, saya masih lemas dan sering batuk-batuk diiringi batuk darah,” ujar Zubaidah, 24, kepada Berita , Minggu (2/10).
Ibu tiga anak kecil-kecil ini, suaranya parau, mungkin masih terus batuk-batuk. “Dua anak saya laki-laki, dua tahun dan enam tahun, dibawa ke rumahsakit, setelah mengalami sesak napas dan pusing-pusing,” ujarnya.
Zubaidah mengungkapkan, dua anaknya dirawat di RSUD Panyabungan dan sekarang dinyatakan sehat. “Tapi, anak saya yang perempuan, Afifah Zahra, 4, sekarang masih lemas tidak bisa jalan. Entah kenapa,” ujarnya sambil menangis.
Dia mengungkapkan, dengan kondisi seperti itu, belum ada samasekali mendapat pengobatan. PT SMGP membiayai pengobatan korban dirawat di rumahsakit dan memberi makan keluarga menunggu pasien.
Tapi, dikatakannya, belum ada bantuan samasekali dari pihak perusahaan setelah kejadian itu. “Iya, anak saya yang masih lemas tidak bisa jalan belum mendapat bantuan perusahaan. Termasuk saya terus batuk-batuk keluar darah,” ujar Zubaidah.
Sedangkan Syawaluddin Tanjung, 57, mengungkapkan, dia tak mau mendekat ke perkampungan dekat areal perusahaan. Yang dia rasakan pusing dan tidak tenang.
“Saya terpaksa harus menjauh dari perkampungan dekat areal perusahaan. Ya, itu tadi, pusing,” ujarnya.
Setelah insiden ‘gas beracun’ , warga yang umumnya petani, masih takut ke sawah. “Mungkin baru hari inilah yang mulai ke sawah, tapi masih banyak yang takut,” ujar Rajab Nasution, 43. (irh)