Digitalisasi Permudah Sistem Pembayaran, Tapi Jangan Diperbudak Teknologi

  • Bagikan
Komisaris Utama PT Finnet Indonesia Difi A Johansyah (atas) dan Kepala Perwakilan BI Sumut Doddy Zulverdi (tengah) dan bawah para peserta pada acara Capacity Building Wartawan Ekonomi dan Bisnis Kota Medan di Hotel Samosir Cottage Sabtu (15/10/2022). beritasore/laswie wakid
Komisaris Utama PT Finnet Indonesia Difi A Johansyah (atas) dan Kepala Perwakilan BI Sumut Doddy Zulverdi (tengah) dan bawah para peserta pada acara Capacity Building Wartawan Ekonomi dan Bisnis Kota Medan di Hotel Samosir Cottage Sabtu (15/10/2022). beritasore/laswie wakid

SAMOSIR (Berita): Digitalisasi yang sekarang terus berkembang saat ini sangat mempermudah sistem pembayaran di Indonesia dan luar negeri tapi jangan sampai diperbudak teknologi.

‘Ini perlu dijelaskan di masyarakat tentang digitalisasi,” kata Difi A Johansyah, Komisaris Utama PT Finnet Indonesia kepada wartawan Sabtu (15/10/2022).

Ia berbicara pada Capasity Building Wartawan Ekonomi dan Bisnis Kota Medan yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara di Hotel Samosir Cottage Sabtu (15/10/2022).

Acara itu berlangsung 14-16 Oktober 2022 bertema “Wujudkan Wartawan Ekonomi dan Bisnis Kota Medan yang profesional melalui digitalisasi”.

Hadir di sana membuka acara Kepala Perwakilan BI Sumut Doddy Zulverdi. Deputi Direktur BI Sumut Poltak Sitanggang dan Direktur Tempo Institute, Qoris Tajudin.

Sumut menggelar media gathering dengan tujuan fokus menekankan pemahaman tentang digitalisasi sistem pembayaran yang digunakan masyarakat.

Difi A Johansyah pernah Kepala Perwakilan BI Sumut tahun 2013-2016 dan terakhir sampai memasuki masa pensiun menjabat Kepala Perwakilan BI Jawa Timur di Surabaya.

Mengenai digitalisasi sekarang ini, Difi melihat perkembangannya cukup pesat terlebih dengan adanya pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir ini.

Namun banyak masyarakat yang bahkan belum mempunyai perangkat digitalisasi dan belum paham betul sehingga susah mengikuti perkembangan itu.

Ia mengambil contoh pemerintah sebentar lagi akan menerbitkan Obligasi Negara Ritel atau ORI Sukuk yang baru.

Tapi pembeliannya secara online pakai akun dan email. Sedangkan banyak orangtua yang mau beli tapi tidak punya email.

Contoh lain, digitalisasi dengan teknologi canggih. Turis lokal menginap di satu hotel di Sabang dan langsung membayarnya dengan bukti transfer lengkap.

Tapi jelang satu hari mau datang, si turis bilang tak jadi datang karena kecelakaan. Ia minta uangnya ditransfer kembali dan pemilik hotel mentransfernya.

Ternyata tak ada uang yang pernah ditransfer turis itu. Bukti transfernya mirip betul. Akhirnya pemilik hotel rugi.

“Ini modus penipuan yang memanfaatkan e-payment sistem kita. Inilah salah satu contoh bagaimana digitalisasi itu terus berkembang dan bagaimana memberikan edukasi ke masyarakat. Ini harus dijelaskan ke masyarakat,” tegasnya.

Menurut Difie, mereka menyasar bisnis-bisnis UMKM yang tak terlalu paham dalam transaksi digitalisasi. ” Kalau pakai EDC tak masalah atau pakai aggregator,” katanya.

Ia minta kepada wartawan agar menjelaskan lebih rinci tentang digitalisasi dan update masyarakat tentang cara -cara payment digitalisasi kita sekaligus mitigasi resikonya.

Difi menyebut Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang diluncurkan Bank Indonesia 17 Agustus 2019 ke depan akan menjadi sistem pembayaran di tiga negara yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand.

Sehingga Malaysia nanti bayar pakai QRIS dengan rupiah. QRIS mudah, cepat dan aman. “Dengan pembayaran pakai QRIS menjadi lebih mudah, cepat dan terjaga keamanannya,” jelas Difi.

Sisi lain, katanya digitalisasi juga mendorong ekspor produk UMKM ke luar negeri khususnya orang Indonesia yang di luar negeri (diaspora).

Bayarnya secara e-payment sistem, mudah, aman dan cepat serta angkanya pas.
l
Digitalisasi, juga berpengaruh pada inflasi. Artinya, kata Difi, kalau sistem pembayaran lancar maka bisa mempengaruhi angka inflasi dimana inflasi akan terkendali karena pembayarannya yang pas.

“Dengan e-money mengurangi inflasi karena tidak adanya uang cash,” jelas Difi.

Kepala Perwakilan BI Sumut Doddy Zulverdi mengatakan BI menggelar capacity building semoga sinergi yang baik ini dapat terus mendorong komunikasi kebijakan Bank Indonesia kepada publik dengan lebih efektif dan juga transparan.

Dalam hal mewujudkan efektifitas dan transparansi informasi publik, Bank Indonesia memberikan semua informasi yang relevan kepada publik terutama terkait perkembangan ekonomi terkini dan implementasi kebijakan Bank Indonesia secara terbuka, jelas, dan tepat waktu.

“Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya tidak lepas dari peran serta rekan-rekan media khususnya wartawan ekonomi dan bisnis Kota Medan yang menjadi mitra Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara,” kata Doddy.

Penyelenggaraan Capacity Building tahun ini mengusung tema “Wujudkan Wartawan Ekonomi dan Bisnis Kota Medan yang Profesional Melalui Digitalisasi”.

Tema ini dipilih sebagai upaya untuk senantiasa mendukung kompetensi wartawan agar dapat terus meningkatkan kualitas pemberitaan dan memperkaya informasi, pengetahuan, dan ilmu para rekan wartawan khususnya terkait dengan isu-isu terkini.

Doddy berharap dengan penyelenggaraan kegiatan ini dapat bermanfaat meningkatkan kompetensi dan pengetahuan wartawan sehingga memberikan banyak pemberitaan yang bersifat edukatif dan informatif bagi publik.

Kegiatan itu diikuti sekitar 61 wartawan ekonomi dan bisnis yang berada di wilayah Kota Medan. Dua topik pembelajaran yaitu
“Digital Ekonomi: Peran Wartawan dan Perkembangan Digitalisasi Sistem Pembayaran dalam Praktek Saat Ini” oleh Difi Johansyah (Komisaris Utama PT Finnet Indonesia), sebagai salah satu pelaku pada Digital Payment.

Topik kedua terkait “Economics Writing: Teknik Menulis Berita yang Menarik untuk Wartawan Ekonomi dan Bisnis” oleh Qaris Tajudin (Direktur Tempo Institute), sebagai salah satu media terkemuka nasional.

“Kami berharap para mitra wartawan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara dapat terus menghasilkan pemberitaan yang berkualitas, informatif, dan edukatif bagi publik untuk turut membantu mengembangkan kapasitas SDM nasional yang unggul dan berkualitas menuju terwujudnya Indonesia maju,” ujar Doddy. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *