BI Optimis Inflasi Sumut 2024 Terkendali 2,5±1 Persen

  • Bagikan
Berita Sore/ist Kepala Perwakilan BI Sumut IGP Wira Kusuma pada Bincang Bareng Media di Medan Selasa (30/4/202) siang.

MEDAN (Berita): Ke depan, Bank Indonesia (BI) optimis dan meyakini inflasi tetap terkendali di dalam sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2024.

“Inflasi tahunan Sumatera Utara berada dalam rentang sasaran,” kata IGP Wira Kusuma, Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumatera Utara kepada wartawan dalam Bincang Bareng Media (BBM) di Medan Selasa (30/4/2024).

Pada Maret 2024 Sumatera Utara mengalami inflasi bulanan (mtm) 0,72 persen, meningkat jika dibandingkan bulan lalu sebesar 0,41 persen.

Sedangkan secara nasional dari sisi pergerakan harga pada Maret 2024, inflasi nasional meningkat, namun terjaga dalam kisaran sasaran.

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2024 tercatat sebesar 3,05 persen (yoy) meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 2,75 persen (yoy) namun masih berada dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen.

Wira menyebut seluruh kabupaten/kota Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumut mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Labuhanbatu sebesar 1,62 persen dan terendah di Karo 0,12 persen.

“Inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter,” tegasnya.

Selain itu eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Wira memaparkan faktor penahan inflasi Sumut yakni sinergi kebijakan pengendalian inflasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia melalui
GNPIP dan kerangka 4K yakni Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, serta Komunikasi yang Efektif.

Penerapan kebijakan subsidi domestik (antara lain minyak goreng dan BBM) yang lebih stabil sepanjang tahun 2024. Konflik geopolitik dan disrupsi jalur dagang meningkatkan ketidakpastian pasokan energi.

Juga ekspektasi inflasi yang terus terjaga seiring dengan pelaksanaan komunikasi efektif melalui ILM belanja bijak dan sidak pasar menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Optimalisasi pemanfaatan anggaran pengendalian inflasi yang tepat guna. Peningkatan produksi pangan strategis melalui optimalisasi Kerja sama Antar Daerah (KAD), pemanfaatan cold storage dan perluasan pengembangan produk olahan hortikultura yang lebih tahan lama.

Pemahaman yang baik terhadap potensi gangguan pasokan pangan yang disebabkan oleh perubahan iklim melalui sekolah lapang terkait iklim dan penyusunan pola tanam.

Sementara itu faktor pendorong inflasi tahun 2024, jelas Wira, masih terbatasnya pasokan akibat kebijakan proteksi dari negara mitra dagang yang masih berlanjut.

Potensi kenaikan tarif cukai untuk rokok pada
tahun 2024. Potensi gangguan produksi hortikultura seiring dengan keberlangsungan fenomena El Nino yang diperkirakan terjadi hingga April 2024.

“Kenaikan gaji ASN juga berpotensi mendorong konsumsi masyarakat. Ditambah
peningkatan permintaan masyarakat menjelang perhelatan Pemilu dan PON di Sumut,” jelas Wira. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *