Covid-19 Berdampak Mengendur Ekonomi Warga Karo

  • Bagikan
Aktivitas masyarakat di Pajak Roga Berastagi.(foto Panitra Nedy).
Aktivitas masyarakat di Pajak Roga Berastagi.(foto Panitra Nedy).

BERASTAGI (Waspada): Kekuatan ekonomi masyarakat Kabupaten Karo mulai kendor akibat dampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang kian mengganas.

Kendornya kekuatan perekonomian masyarakat pada kalangan menengah ke bawah mulai terasa dan terlihat, terutama di sekitar kawasan objek wisata atau destinasi wisata. Bahkan petani dan pedagang, tidak luput dari pengaruh negatif Covid-19.

Pancaren Sitepu 46 dan Tuah Sembiring 56 yang memgaku warga Berastagi, Senin (30/3) merasa khawatir terhadap sosial ekonomi masyarakat jika kondisi Covid-19 tidak dapat ditanggulangi secepatnya. Mereka memprediksi angka kriminalitas akan meningkat, terutama kasus pencurian, katanya

Pasalnya, setelah pemerintah setempat mengumumkan penutupan seluruh objek wisata di Kabupaten Karo, secara otomatis pula wisatawan tidak berkunjung lagi ke dataran tinggi Karo dan trnsaksi barang dan jasa, berkurang, katanya.

Dampak Covid-19 juga terasa di perusahaan perhotelan. Mereka mengalami kerugian ratusan juta karena banyak kamar yang dikencel oleh pembuking sebelumnya.

Dampak dari kerugian ini, tentunya karyawan atau petugas hotel akan dirumahkan untuk sementara mengatasi kerugian hotel yang lebih besar.
GM Hotel Sinabung Hill Berastagi F. Pasaribu kepada Waspada menyebutkan, sejauh ini rencana merumahkan karyawan hotel belum ada, tetapi meliburkan mereka secara bergantian (cuti diluar tanggungan), namun asuransi kesehatannya tetap di tanggung perusahaan karena kondisi keuangan sedang drop, ujarnya.

Nada serupa disampaikan GM Sibayak Internasional Hotel Berastagi Deddi Nelson. Katanya, kemungkinan setengah dari jumlah petugas hotelnya akan diliburkan mulai bulan April 2020 tanpa tanggungan, tapi asuransi kesehatan tetap dibayar perusahaan.

Setelah situasi kembali normal, mereka kemungkinan akan dipekerjakan kembali, singkatnya.

Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Karo Munarta Ginting, sesuai pengumuman tanggap darurat yang pertama Covid-19 di Karo akan berakhir 31 Maret 2020.
Namun jika ini diperpanjang, maka penutupan objek wisata juga harus dilanjutkan. Terkait situasi perekomomian masyarakat di kawasan objek wisata, dipastikan melemah karena tidak ada transaksi, jelasnya.
Asisten Ekonomi Pembangunan Kab. Karo Drs. Dapatkita Sinulingga dikonfirmasi Waspada, Senin (30/3) melalui telepon selulernya menyebutkan, perekonomian masyarakat Kabupaten Karo saat ini terlihat mulai kendor walaupun tidak signifikan.
Selain akibat pengurangan waktu untuk beraktifitas di luar rumah, kebutuhan utama keluarga seperti pangan harus ditutupi setiap harinya. Padahal grafik pemasukan sudah mulai menurun, katanya.
Kendatipun demikian, warga Karo banyak petani, jika beraktifitas ke ladang seperti hari-hari sebelumnya tidak masalah asal ikuti petunjuk kesehatan dan pola hidup yang sehat, sebutnya.
Pantauan Waspada di Kabanjahe-Berastagi, aktifitas masyarakat di luar rumah tidak seramai sebelum ada kasus Covid-19 menyerang Sumut.
Begitupula di sejumlah pajak tradisional. Hasil pertanian yang dibawa ke pajak, tetap banyak jumlahnya, namun dibanding pembeli, tidak seimbang, yang mengakibatkan nilai tawar harga barang melemah.
Saksi Purba 45 dan Ralip Bangun 48 warga Kec. Tiga Panah di Pajak Roga Berastagi mengatakan kendornya kekuatan ekonomi masyarakat saat ini dirasakan makin parah, setelah perputaran ekonomi makin lambat, sementara kebutuhan hidup tidak boleh ditunda.
Pemda Karo harus menyikapinya secara bijak, sebab lonjakan setres bisa menjadi bom waktu karena banyak tanggungan harus ditutupi, sementara aktivitas mencari masukan dibatasi, kata mereka. (waspada.id).

Berikan Komentar
  • Bagikan