Penyakit Mendadak Serang Ternak Sapi Di Aceh Tamiang

  • Bagikan
Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon dan Ketua Komisi II, Saiful Sofyan bersama Kadistanbundak Aceh Tamiang,Safuan bersama warga saat audensi terkait sapi warga yang di serang penyakit mendadak di kantor DPRK setempat. (Foto: Yusri).
Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon dan Ketua Komisi II, Saiful Sofyan bersama Kadistanbundak Aceh Tamiang,Safuan bersama warga saat audensi terkait sapi warga yang di serang penyakit mendadak di kantor DPRK setempat. (Foto: Yusri).

 

Kualasimpang (Berita): Masyarakat peternak sapi di Kabupaten Aceh Tamiang mulai diresahkan dengan beredar kabar sapi warga diserang penyakit mendadak yang kondisinya mengenaskan yaitu demam tinggi, mulut berbusa dan kuku copot. Bahkan dikabarkan akibat serangan tersebut lembu lemas lunglai dan mati.

Hal ini sebagaimana disampaikan Safruddin, warga Paya Meta, Kecamatan Karang Baru, saat beraudesi dengan DPRK Aceh Tamiang yang turut dihadiri oleh Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon, Sekda Aceh Tamiang, Asra dan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, Safwan serta Ketua Komisi II DPRK Aceh Tamiang, Saiful Sopyan pada Senin (9/5) sore di ruang Wakil Ketua I DPRK Aceh Tamiang.

“ Sebelum lebaran kami sudah melihat ternak kami mulai mengalami keanehan, mulut mengeluarkan air ludah dan tidak mau makan serta jalan pincang, puncaknya pada lebaran kedua kondisi lembunya sudah tidak bisa bangun,” terang Safruddin.

Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk pada ternaknya, Safruddin berinisiatif untuk memanggil mantri ternak guna melalukan penyuntikan kepada lembu yang kondisinya sudah terbaring dan kuku sudah mulai mau copot.

“ Ada 19 ekor lembu saya yang mengalami kondisi seperti ini, Alhamdulillah setelah 3 hari disuntik lembu mulai mengalami perubahan dan sudah mau makan, namun kondisi kuku kaki masih belum normal,” ungkap Safruddin.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang, Safuan mengungkapkan, bahwa ada ribuan ekor lembu milik masyarakat di 10 Kecamatan dari 12 Kecamatan mengalami kondisi serupa.

“ Ada 1.881 ekor lembu dari 45.000 ekor lembu yang dilaporkan warga terkena wabah ini, rata-rata lembu ini mengalami gejala demam tinggi, mulut mengeluarkan air, tidak mau makan hingga kuku nyaris lepas,” sebutnya seraya mengatakan, berdasarkan hasil uji lab, didapati lembu-lembu ini mati dikarenakan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Safuan mengatakan, untuk mengantisipasi agar wabah ini tidak semakin meluas, pihaknya telah berkoordinasi dengan Bupati dan telah melaporkan langsung kondisi ini dengan Kementrian Pertanian dan Dinas Pertanian Provinsi Aceh. “ Tadi pagi saya melaporkan langsung kondisi ini kepada Menteri Pertanian melalui zoom metting, berdasarkan arahan beliau nantinya akan diturunkan Tim berikut obat-obatan untuk mengantisipasi agar wabah ini tidak meluas,” ujar Safuan.

Diutarakannya, saat ini Dinas Pertanian Provinsi Aceh telah merespon laporan ini dan akan mengirimkan obat-obatan seperti anti biotik, penurun panas dan vitamin yang direncanakan akan tiba di Aceh Tamiang esok pagi. “ Insyaallah besok pagi obat-obatan ini akan tiba di Aceh Tamiang, dan sebelumnya kita akan terlebih dahulu melakukan pemetaan zonasi sebagai acuan untuk pendistribusian obat-obatan ini,” jelas Safuan.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam hal ini Bupati Aceh Tamiang telah mengeluarkan edaran yang berisikan untuk meniadakan pasar hewan, melarang masyarakat untuk membeli dan menjual lembu. “ Himbauan ini dikeluarkan sebagai upaya antisipasi untuk mencegah wabah ini tidak semakin meluas,” pungkas Safuan.(wsp/b15).

 

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *