Literasi Statistik Tolok Ukur Kemajuan Bangsa

  • Bagikan
Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin pada acara workshop dengan wartawan di Prime Plaza Kualanamu, Deliserdang Senin (17/10/2022).beritasore/laswie wakid
Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin pada acara workshop dengan wartawan di Prime Plaza Kualanamu, Deliserdang Senin (17/10/2022).beritasore/laswie wakid

DELISERDANG (Berita): Badan Pusat Statistik (BPS) komit meningkatkan Literasi Statistik dalam upaya mencerdaskan bangsa.

“Sebuah bangsa ingin maju yang diukur dari bagaimana meningkatkan literasi statistik juga literasi financialnya,” kata Nurul Hasanudin, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara Senin (17/10/2022).

Nurul berbicara ketika membuka workshop wartawan dalam rangka “Peningkatan Literasi Statistik bagi insan pers dan ekspose data sosial ekonomi Sumatera Utara tahun 2022” di Hotel Prime Plaza Kualanamu, Deliserdang.

Acara workshop selama empat hari (16-19 Oktober 2022) itu dihadiri Ketua Tim Statistik BPS Sumut Dinar Butar-butar dan Ketua Tim Fungsi Neraca Wilayah Statistik (Nerwilis) Pendi Dewanto serta 33 wartawan yang selama ini meliput di BPS Sumut.

Menurutnya, Literasi Statistik merupakan kemampuan untuk memahami statistik.

Pemahaman mengenai ini memang diperlukan oleh masyarakat supaya biasa memahami materi-materi yang dipublikasikan oleh media.

UNESCO mengungkapkan bahwa literasi adalah kemampuan untuk memahami informasi, mengidentifikasi, menafsirkan,
mengomunikasikan dan menghitung melalui sumber yang diperoleh dari media cetak dan mampu menulis dalam berbagai konteks.

“Literasi statistik diperlukan bagi warga negara agar dapat memahami materi yang dipublikasikan oleh media,” katanya.

Nurul menegaskan peningkatan Literasi Statistik jika informasi hasil statistik itu sampai ke stakeholder, mahasiswa, pelajar dan seluruh lapisan masyarakat serta dipahami dengan benar.

“Info statistik jangan berhenti sampai di kalangan BPS saja tapi harus ke seluruh lapisan masyarakat. Inilah Literasi Statistik itu,” tegasnya.

Untuk itu, Nurul minta media memahami tentang data statistik sehingga mampu meneruskannya ke masyarakat sebagai upaya peningkatan literasi statistik.

Ia menceritakan sejarah statistik dimana pemerintah Indonesia pada tahun 1960 menyelenggarakan Sensus Penduduk. Ternyata ini menjadi tolok ukur dalam dinamika perstatistikan.

Pada 26 September 1960 dibuat Undang-undang nomor 7 tahun 1960 tentang statistik dan akhirnya menjadi cikal bakal UU Statistik dan kini ditetapkan sebagai Hari Statistik Nasional (HSN).

Ke depan harapannya HSN menjadi bagian kehidupan kita di masyarakat, bukan hanya milik BPS. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *