Ngobrol Asyik Bersama Rahudman

  • Bagikan
Drs H Rahudman Harahap, MM ngobrberitasore/dokol seusai shalat subuh, kemarin.
Drs H Rahudman Harahap, MM ngobrberitasore/dokol seusai shalat subuh, kemarin.

SEUSAI sholat subuh, Rabu (19/10), Panyabungan cerah, tak seperti biasa kemarin-kemarin diguyur hujan berhari-hari.

“Mana itu durian Madina menggiurkan itu?,” ujar Drs H Rahudman Harahap, MM lewat sambungan telepon dari Medan. Kami sama-sama tertawa. Suaranya secercah Panyabungan.

Rahudman membaca tulisan beritasore.co.id Durian Madina Menggiurkan (Minggu, 1/10/2022). Maklum saja, Rahudman penggemar durian kelas jempolan Sejak dulu.

“Biasanya, makan durian di Medan, ya di mana-mana. Kadang-kadang di ucok durian,” ujar Rahudman.

Dia menceritakan, durian di Gunungtua, Padanglawas Utara, juga tak kalah.

“Aku bawa kau adinda, aku bawa kau sampai ke pokoknya, kalau masih ada duriannya,” kata Rahudman, Kembali kami sama-sama terbahak.

Bicara durian, saat di Medan, ngumpul pejabat dan beberapa wartawan. Ada pejabat yang sangat paham durian terpilih yang rasanya tak diragukan.

Si pejabat tinggal angkat telepon. Tak lama, satu pick up diturunkan, kemudian ditumpuk di dekat kami ngumpul. Nah, pesta durian pun dimulai, di sela-sela aktivitasnya yang luar biasa.

Aktivitasnya, saat memulai itu, saya teringat, waktu itu pemerintahan nyaris-nyaris stagnan.

Pembangunan monoton, malah pelayanan publik membuat warga ‘menjerit’. Rahudman kemudian ‘menghunus pedang’ untuk menciptakan Medan yang lebih baik.

Saya juga kembali teringat kawan-kawan wartawan menulis buku: Rahudman Harahap di Mata Jurnalis. Tulisan saya, Jibaku Rahudman, justru dimulai dari alinea pertama.

“Aku heran, kapan dia istirahat. Dia kerja tak kenal lelah. Kerja, kerja dan kerja. Siang dan malam. Entah kapan Pak Wali tidur,” ujar warga dengan nada berbisik.

Keheranan ini meluncur dari mulut seorang warga di sela- sela gotong-royong saat melihat Walikota Medan Drs H Rahudman Harahap, MM yang tanpa kaku dan takut kotor turun langsung bersama warga membersihkan parit.

Kutipan dua alinea tulisan ini, ketika diingatkannya melalui telepon, kemarin, komentar Rahudman malah yang ujungnya ngakak.

“Abang lihat itu kan fakta, pengalaman kita dulu, ya nostalgia. Kapan kita makan durian Madina menggiurkan itu, adinda?,” katanya. Lagi-lagi kami tertawa. (Irham Hagabean Nasution)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *