Tingkatkan Literasi Keuangan, OJK Gelar EduFin on Location di Unpri

  • Bagikan
Berita Sore/ist Sekar Putih Djarot, Plt Kepala Group Komunikasi Publik OJK Sekar Putih Djarot dan Kepala OJK Regional 5 Sumbagut Bambang Mukti Riyadi diulosi pada acara EduFin on Location di Unpri Jalan Sampul Medan, Selasa (20/6).
Berita Sore/ist Sekar Putih Djarot, Plt Kepala Group Komunikasi Publik OJK Sekar Putih Djarot dan Kepala OJK Regional 5 Sumbagut Bambang Mukti Riyadi diulosi pada acara EduFin on Location di Unpri Jalan Sampul Medan, Selasa (20/6).

 

 

MEDAN (Berita): Dalam rangka mengukur indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyelenggarakan survei nasional literasi dan inklusi keuangan pada tahun 2022.
Hasilnya menunjukan masih adanya gap antara indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen. Sementara indeks inklusi keuangan pada tahun 2022 jauh lebih tinggi mencapai mencapai 85 persen.
Gap ini menunjukan bahwa inklusi yang jauh lebih tinggi dari literasi artinya sudah banyak masyarakat Indonesia yang dapat mengakses dan menggunakan layanan produk sektor jasa keuangan.
“Namun belum benar-benar memahami manfaat ataupun risiko dari layanan produk tersebut sehingga sangat rentan digunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab,” kata Sekar Putih Djarot, Plt Kepala Group Komunikasi Publik OJK pada kegiatan EduFin on Location di Hall, Universitas Prima Indonesia (Unpri) Jalan Sampul Medan, Selasa (20/6). Hadir di sana Kepala OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Bambang Mukti Riyadi.
Sekar menambahkan, sesuai dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK salah satu tujuan pembentukan OJK adalah memberikan perlindungan kepada konsumen dan masyarakat yang menggunakan produk atau layanan sektor jasa keuangan. Salah satu bentuk perlindungan yang diberikan adalah melalui edukasi.
Karenanya EduFin on Location yang dihadiri ribuan mahasiswa Unpri serta mengusung tema “Waspada Investasi Ilegal dan Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal; Literasi dan Edukasi Keuangan Mencakup Keuangan Syariah” merupakan salah satu upaya edukasi keuangan OJK kepada anak-anak muda khususnya mahasiswa.
Program EduFin on Location sendiri telah diinisiasi oleh OJK sejak tahun 2022 dengan konsep acara EduFin adalah talkshow yang dilaksanakan secara hybrid dan live streaming melalui YouTube OJK.
“Sinergi dan kolaborasi OJK, industri jasa keuangan dan universitas dalam meningkatkan literasi dan edukasi keuangan kepada mahasiswa sesuai dengan sasaran prioritas literasi dan inklusi keuangan OJK pada tahun 2023,”sebut Sekar.
Dengan acara yang mayoritas dihadiri oleh mahasiswa, Sekar berharap EduFin on Location dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa terhadap apa tugas dan fungsi daripada OJK agar mengenal lebih dekat OJK serta memahami apa saja jenis-jenis produk investasi yang selaras dengan profil risiko serta kebutuhan, sehingga mahasiswa dapat memahami dengan baik manfaat dan risiko dari pilihan investasinya, baik itu yang bersifat konvensional maupun syariah.
“Ini juga untuk membangun kewaspadaan dari mahasiswa terhadap bahaya penipuan berkedok investasi dan juga Pinjol ilegal,”ucap Sekar.
Sekar menyampaikan, tujuan utama dari EduFin on Location adala hmenjadi bekal bagi para mahasiswa agar terampil dalam perencanaan dan pengelolaan keuangan pribadi untuk masa depan yang mandiri secara finansial serta bersama-sama meningkatkan agen-agen literasi bagi perekonomian Indonesia.

Dalam sambutannya, Sekar juga mengapresiasi para narasumber yang memberi pemaparan dan diskusi dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Sumatera Utara pada khususnya.

“Semoga diskusi ini dapat memberikan pemahaman kepada para peserta mengenai layanan dan produk di sektor jasa keuangan. Kami berharap sinergi OJK dan Unpri akan terus berlanjut di kemudian hari,” ucapnya.

Kepala Kantor OJK Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara (KR5 Sumbagut), Bambang Mukti Riyadi mengatakan acara EduFin on Location menjadi sangat penting sekali karena kemajuan digital seperti pisau bermata dua, bisa menguntungkan dan merugikan. Secara intelektualitas para mahasiswa merupakan yang terdepan. Untuk itu diharapkan mahasiswa bisa menjadi orang-orang yang memanfaatkan kemajuan digital tersebut dan tidak dirugikan.

“Ibarat pisau, kita bisa memnfaatkan sisi yang tajam untuk kepentingan kita. Saya berharap mahasiswa Unpri bisa menjadi channel atau agen untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Sumatera Utara. Nanti juga akan ada galeri investasi di kampus ini,”kata Bambang Mukti Riyadi.

Berbicara soal investasi, Bambang menjelaskan, ada satu prinsip yang harus diketahui mahasiswa bahwa semakin tinggi return atau imbal hasil maka semakin tinggi pula risikonya. Untuk itu mahasiswa diminta betul-betul mengikuti materi EduFin yang disampaikan narasumber agar paham dan tak menjadi kaum marjinal di industri keuangan.

“Kalian masih muda, milenial, mengetahui teknologi tapi juga harus mengetahui aspek industri keuangan sehingga bisa memanfaatkannya secara optimal. Optimal ya jangan maksimal, karena kalau maksimal kita akan gampang sekali terjebak dwngan iming-iming yang tidak masuk akal,”harap Bambang Mukti Riyadi.

Sampai saat ini di Indonesia sebut Bambang, masih saja ada berita-berita orang yang percaya hal ajaib seperti penggandaan uang dan investasi ilegal dengan memberi imbal hasil yang tidak normal.

“Kalau imbal hasilnya dijanjikan sebulan 10 persen maka bisa saya pastikan itu bohong. Tapi sayangnya masih saja ada masyarakat yang percaya. Untuk itu saya harapkan kaum intelektual bisa menjadi partner bagi OJK untuk bersama-sama meningkatkan literasi masyarakat Sumatera Utara. Tidak ada benteng yang lebih bagus untuk menanggulangi investasi ilegal maupun Pinjol ilegal selain dengan mwningkatkan literasi,’tandas Bambang Mukti Riyadi.

Menurut Bambang, penindakan hukum di dunia digital seperti penutupan ivestasi ilegal maupun Pinjol ilegal hanya sebuah tindakan seperti pribahasa yang menyebutkan mati satu tumbuh seribu karena platform yang ditutup tersebut berada di belahan dunia atau negara-negara lain sehingga sangat sulit diketahui dengan kemajuan teknologi seperti saat ini.

“Benteng atau pertahanan terbaik adalah pemahaman literasi,”tandas Bambang

Sebelumnya Wakil Rektor I Unpri, Abdi Dharma, S.Kom,M.Kom menyatakan, di zaman teknologi seperti saat ini semua hal terasa sangat mudah begitu juga dengan memperoleh permodalan.”Kalau dulu sangat sulit mendapat permodalan atau pinjaman, tapi kini sangat mudah, tinggal download aplikasi bisa langsung dapat,”ujar Abdi Dharma.

Begitupun imbuh Abdi Dharma, dengan semakin banyaknya transaksi keuangan secara onine maupun tawaran-tawaran investasi di dunia digital yang menhggunakan teknologi canggih maka ancaman investasi ilegal ataupun penipuan berkedok investasi juga semakin marak dan banyak ditemukan.

“Dibalik kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan berbagai platform investasi online maka tak sedikit pula orang memanfaatkan produk ini dengan tak bijak sehingga terjerat semakin dalam,”ungkap Abdi Dharma.

Untuk itu Abdi Dharma berharap melalui EduFin yang menghadirkan narasumber yang profesional di bidangnya maka para mahasiswa dapat memanfaatkannya untuk menggali lebih jauh, memahami lagi semua kemungkinan, tantangan dan peluang dalam hal investasi.

“Mahasiswa haruslah bijak melihat peluang tersebut, perbanyak literasi tentang produk perbankan, fintech dan semua hal yang berhubungan dengan proses-proses keuangan,” tutup Abdi Dharma.(wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *