Minyak Sawit Bisa Jadi Bahan Bakar Pesawat 

  • Bagikan

JAKARTA (Berita): Ketua Harian Asosiasi Produksen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengatakan, produksi minyak sawit yang melimpah di Indonesia bisa menjadi alternatif pembuatan bahan bakar pesawat terbang melalui pengembangan biodiesel.

“Pengembangan energi berbasis biodiesel dari sawit terus berjalan menjadi biohidrokarbon. Dari pengembangan biohidrokarbon dapat menghasilkan gasoline dan bahan bakar pesawat terbang berbasis sawit,” jelas Paulus dalam webinar “Manfaat Sawit Pada Industri Biodiesel” di Jakarta , Rabu (31/8).

Pemerintah telah menjadikan biodiesel sebagai bagian untuk mempercepat program transisi energi nasional.

Terlihat dari konsumsi biodiesel mengalami pertumbuhan pesat dalam 16 tahun terakhir dengan total kapasitas produksi terpasang mencapai 16,6 juta kiloliter di 2021.

“Dari data Aprobi dalam dua tahun terakhir, penyaluran B30 berhasil mencapai 8,43 juta kiloliter di 2020, kemudian mencapai 8,44 juta kiloliter sepanjang 2021.

Untuk tahun ini kami perkirakan alokasi penyaluran B30 bakal mencapai 10,15 juta kiloliter,” ungkap Paulus.

Dia menguraikan, penggunaan minyak sawit untuk biodiesel ditaksir sebesar 15% dari total produksi sawit nasional yang mencapai 48,09 juta ton pada 2021. Memasuki 2022, pemakaian sawit untuk biodiesel diprediksi menjadi 17%.

“Sebagian besar konsumsi sawit di dalam negeri digunakan untuk kebutuhan makanan, terutama menjadi minyak goreng. Sebagian lagi untuk berbagai industri mulai dari kosmetik sampai pesawat terbang,” imbuh Paulus.

Dia menuturkan, pemanfaatan biodiesel juga efektif meningkatkan serapan sawit domestik ketika terjadi pelemahan permintaan di pasar global.

Dengan adanya penggunaan biodiesel justru membantu peningkatan kesejahteraan petani, setelah adanya keseimbangan antara konsumsi dan ekspor.

Dampak positifnya, terjadi stabilitas harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani di dalam negeri. B

ahkan, semenjak 2021 hingga Maret 2022, harga TBS petani rerata di atas Rp 3.000/kg.  “Tidak benar kalau dikatakan biodiesel menguntungkan korporasi.

Di lapangan, program ini juga menopang kenaikan harga buah sawit petani,” tandasnya. (agt)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *