MEDAN (Berita) : Tema tentang penghapusan kode broker saham dan tipe investor tengah jadi pembicaraan hangat di lingkungan pasar modal saat ini.
Kepala Kantor Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara Muhammad Pintor Nasution mengatakan, Sabtu (6/3/2021).
Mengacu pada pengalaman selama ini, setiap terjadi matching transaksi, secara otomatis informasi seputar timestamp order matched, kode saham, harga yang disepakati, volume saham, serta kode broker dan tipe investor akan disajikan melalui running trade dan datafeed secara realtime.
Kebijakan mengenai tampilan informasi ini akan disesuaikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kelak, informasi realtime yang ditiadakan hanya menyangkut kode broker dan tipe investor.
Dengan demikian, running trade dan datafeed realtime tidak lagi menampilkan kode broker dan tipe investor, entah investor lokal maupun asing.
Perlu dicatat bahwa informasi tentang kode broker dan tipe investor tidak dihilangkan seluruhnya.
Data tersebut akan tetap disajikan untuk informasi yang bersifat non-realtime.
Misalnya pada data akhir hari perdagangan, data broker summary yang disajikan di website bursa, data statistic, maupun data daily trading yang selama ini disajikan dalam Website BEI.
Ada sejumlah alasan menjadi latar belakang sekaligus tujuan dari kebijakan ini.
Alasan utama tentu saja mengacu pada best practice yang diterapkan di pasar modal mancanegara. Bursa-bursa mancanegara yang sebelumnya menampillan informasi kode broker secara realtime, saat ini umumnya mengubah kebijakan tersebut.
Pada sisi lain, terjadinya herding behavior atau praktik ikut-ikutan antar investor bisa diminimalkan.
Penghapusan kode broker dan tipe investor juga bertujuan meningkatkan kewajaran dalam proses pembentukan harga saham dengan meredam proses herding.
Dengan demikian, upaya penggiringan harga di pasar bisa diredam. Kebijakan ini juga bertujuan menciptakan encouragement bagi investor untuk melakukan analisa atau riset terlebih dahulu sebelum berinvestasi.
Hasil analisa ini menjadi dasar untuk mengambil keputusan, bukan sekedar ikut-ikutan.
Diakui bahwa dalam jangka pendek, kebijakan ini bisa berdampak pada penurunan transaksi.
Namun, berdasarkan hasil kajian, penutupan informasi kode broker di negara lain secara jangka panjang justri berpotensi untuk meningkatkan likuiditas pasar dan menurunkan spread.
Pada sisi lain, kebijakan ini juga bisa memproteksi investor untuk bertindak rasional, dan terhindar dari tekanan jual atau beli investor asing.
Diharapkan, kebijakan penutupan kode broker dan tipe investor menjadi solusi dalam mendukung pengurangan latency dalam hal penggunaan data. Lebih dari itu, kebijakan ini membuat struktur message menjadi lebih sederhana dan ringan sehingga akan mengurang bandwidth pada running trade sekaligus mengurangi latency.
Sebagaimana lazimnya satu kebijakan dibuat, ada sisi kelebihan dan kekurangan bisa kita jumpai.
Selain kelebihan atau sisi positif yang telah disebut, satu-satunya kekurangan adalah dampaknya pada perubahan trading behavior, khususnya bagi investor yang biasa menggunakan informasi ini untuk keputusan investasi.
Hal ini berpotensi mengurangi volume transaksi khususnya dari investor yang menggunakan strategi ini. Meski demikian, potensi ini lambat laun akan cenderung berkurang.
Selama ini kode broker dan tipe investor kerap jadi acuan untuk keputusan investasi karena informasi tersebut masih tersedia dalam sistem.
Sebaliknya, di bursa manca negara tidak menjadi acuan karena para investor yang berpikir rasional tidak lagi tergantung pada informasi tersebut. Pada sisi lain investor makin teredukasi dengan mengandalkan analisa fundamental dan teknikal.
Harus diakui pada tahap awal kebijakan ini akan menimbulkan kebingunganbagi sebagian investor. Namun pada saat yang sama investor ditantang untuk belajar untuk mengandalkan analisa fundamental dan teknikal, sambil mengurangi herding behavior.
Pada saatnya investor akan memahami risk dan return dari investasi mengacu pada keputusan rasional, bukan karena ikut-ikutan atau alasan emosional. (wie)