Harga Daging Sapi Naik, Bahan Pokok Lainnya Terkendali

  • Bagikan

MEDAN (Berita): Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H, harga daging sapi di Medan mengalami kenaikan bervariasi Rp140.000-Rp150.000 per kg dari biasanya Rp130.000 per kg. sedangkan bahan pokok lainnya relatif stabil dan terkendali.

Di sejumlah pasar tradisional di Medan Selasa (18/4/2023), harga daging sapi itu mulai mengalami kenaikan drastis sejak Senin (17/4/2023).

Begitu pula untuk daging ayam harganya juga merangkak naik di posisi Ro28.000-Ro30.000 per kg, biasanya berkisar Rp24.000 per kg.

Namun untuk bahan pokok lainnya seperti cabai merah fluktuatif cenderung naik di Rp24.000 per kg. Tapi masih dikategorikan stabil.

Sementara itu, harga telur ayam masih stabil di kisaran 26 ribu per kg. Bawang merah dijual dalam rentang Rp20.000 hingha Rp25.000 ribu per kg.

Bawang putih dijual di kisaran harga Rp23.000 hingga Rp27.000 per kg.

Sementara harga beras, meskipun dikabarkan di sejumlah daerah mengalami kenaikan.

Namun untuk di Medan masih terpantau stabil. Dan minyak goreng curah juga masih stabil di angka Rp14.000 per kg.

Menanggapi ini, Kepala Kanwil I Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Ridho Pamungkas Selasa (18/4/2023) mengatakan harga daging sapi kita pantau dalam 3 minggu ini relatif stabil tinggi harganya.

“Salah satu upaya yg dlakukan pemerintah adalah dengan melakukan importasi daging kerbau impor,” katanya.

Dari informasi yang diperoleh, jelasnya, Perum Bulog akan mendistribusikan daging kerbau impor ke pasar dan ritel-ritel modern. Harganya cukup ekonomis yakni Rp85.000 per kg hingga Rp90.000 per kg.

“Harga daging kerbau itu masih harga acuan pemerintah untuk daging kerbau beku asal impor di tingkat konsumen yang ditetapkan sebesar Rp80.000 per kg,” ungkap Ridho.

Dari hasil monitoring pasar yang dilakukan oleh KPPU Kanwil I bersama Dinas ketahanan pangan, Pertanian dan Perikanan Pemko Medan serta Dinas Perhubungan Pemko Medan di sejumlah pasar tradisional diketahui harga bahan pokok penting juga relatif stabil.

Di pasar Sentosa Baru, harga daging ayam yang sempat anjlok mulai beranjak naik di harga Rp28.000/kg.

Sementara harga cabai merah juga beranjak naik menjadi Rp24.000/kg. Kenaikan ini menunjukkan adanya kenaikan permintaan dari masyarakat karena membaiknya daya beli masyarakat jelang lebaran ini.

“Di sisi lain, KPPU Kanwil I juga akan mengkaji lebih dalam terkait anjloknya harga daging ayam di awal bulan Ramadhan ini,” katanya.

Meski harga bahan pokok cenderung stabil, KPPU Kanwil I tetap akan mewaspadai pergerakan harga dan pasokan bapokting jelang dan pasca idul fitri nanti.

Ridho mengingatkan kepada distributor dan produsen untuk tidak memanfaatkan gejolak harga dengan perilaku anti persaingan demi mendapatkan keuntungan berlebihan.

Pengamat ekonomi Gunawan Benjamin kepada wartawan Selasa (18/4/2023) mengatakan lebaran yang tinggal dua hari lagi benar – benar menyisahkan kisah pilu bagi banyak petani dan pedagang dengan relatif stabilnya harga pangan pokok.

Gunawan menyebut petani mengeluhkan harga yang lebih rendah dari harga keekonomiannya. Sementara pedagang mengeluhkan omset maupun pendapatan yang tidak bisa dioptimalkan di bulan Ramadhan tahun ini.

“Menurut saya gangguan daya beli sangat terlihat di Ramadhan dan Lebaran tahun ini,” ungkap Gunawan.

Harga Terkendali

Secara nasional KPPU melihat harga bahan pokok rata-rata menunjukkan fluktuasi harga yang cukup terkendali.

Ketua KPPU M Afif Hasbullah dalam siaran persnya diterima Selasa (18/4/2023) memaparkan data Badan Pangan Nasional (BAPANAS), KPPU mencatat presentase kenaikan harga bahan pokok nasional berkisar di antara 0,05 persen hingga 1,25 persen jika dibandingkan dengan rerata harga bahan pokok bulan lalu.

Bahkan harga cabai rawit merah tercatat sebagai komoditas dengan penurunan harga rerata yang paling tinggi secara nasional, yakni mencapai 35,30 persen, jika dibandingkan dengan harga rerata bulan lalu.

“Hal ini menunjukkan bahwa semua pihak, khususnya Pemerintah maupun pelaku usaha,berkomitmen menjaga agar harga pangan
pokok untuk tetap kondusif melalui kelancaran dan ketersediaan pasokan di pasar dan
menghindari adanya perilaku anti persaingan,” jelas Afif.

Sebagaimana diketahui, KPPU bertugas untuk memastikan persaingan usaha berjalan dengan baik guna berkontribusi dalam pengendalian inflasi.

Khususnya pada
momentum hari besar keagamaan yang seringkali memberikan tekanan pada harga berbagai pangan pokok.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, KPPU bersama Pemerintah baik di tingkat pusat maupun wilayah aktif melakukan berbagai pengawasan di lapangan atas harga dan
ketersediaan pangan pokok agar bebas dari tindakan anti persaingan.

Karena bagi KPPU, kenaikan harga produk yang signifikan dapat menjadi sinyal adanya potensi perilaku anti persaingan.

Berdasarkan data yang diperoleh KPPU dari BAPANAS, di sepanjang bulan Ramadhan ini atau hingga 16 April 2023, diketahui bahwa presentase kenaikan harga bahan pokok nasional berkisar di antara 0,05 perse hingga 1,25 persen jika dibandingkan dengan rerata harga bahan pokok bulan lalu. Bahkan terdapat komoditas yang turun cukup signifikan.

Untuk data per tanggal 16 April 2023, diketahui bahwa sebagian pangan pokok rerata harganya berada di bawah HET/HAP, yakni seperti beras premium, bawang merah, cabai merang keriting, gula pasir lokal, ayam, dan tepung terigu.

Sementara terdapat pangan pokok
yang harga rata-ratanya di atas HET/HAP, seperti beras medium, kedelai, telur, daging sapi murni, telur ayam ras, minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah.

Secara geografis, wilayah dengan rerata harga pangan pokok tertinggi sebagian besar berada di wilayah Indonesia Timur dan di pulau Kalimantan (khususnya Kalimantan Utara dan Kalimantan Selatan).

Dengan terjaganya fluktuasi harga bahan pokok nasional di bulan Ramadhan ini, menunjukkan adanya kolaborasi positif maupun komitmen semua pihak, khususnya
Pemerintah dan pelaku usaha, dalam menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan
pokok secara nasional.

Ke depan, KPPU mendorong agar komitmen tersebut tetap terus ditunjukkan hingga pasca lebaran.

KPPU sendiri siap untuk terus membantu masyarakat dalam mengawasi agar pasar bahan pokok tetap senantiasa sehat dan jauh dari perilaku anti persaingan. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *