BI Perkirakan Ekonomi Sumut 2023 Tetap Kuat

  • Bagikan
Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut Ibrahim (kiri) dan Kepala Divisi Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah BI Sumut Poltak Sitanggang di Mata Ie Resort Sabang, Aceh Sabtu (24/6). beritasore/laswie wakid

SABANG (Berita): Perekonomian Sumatera Utara tahun 2023 diprakirakan tetap kuat bias atas dalam kisaran 3,9-4,7 persen (yoy).

Deputi Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Ibrahim mengatakan hal itu dalam Bincang Bareng Media (BBM) didampingi Kepala Divisi Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah BI Sumut Poltak Sitanggang di Mata Ie Resort Sabang, Aceh Sabtu (24/6).

BBM itu dirangkai dengan pelatihan wartawan ekonomi dan  bisnis KPw BI Sumut.

“Namun demikian, terdapat beberapa potensi risiko yang perlu diwaspadai karena dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi Sumut,” kata Ibrahim.

Seperti: i) Pengetatan kebijakan moneter negara maju sebagai respon dari ketatnya pasar tenaga kerja. ii) Risiko dampak El Nino yang diprakirakan mencapai puncaknya pada Juli-September 2023 terhadap gangguan produksi pangan dan risiko terkait kecukupan pasokan komoditas pangan impor seiring dengan belum optimalnya realisasi impor antara lain pada komoditas bawang putih, daging sapi, dan gula. iii) Ketidakpastian pasar keuangan global yang merambat pada perekonomian domestik.

Sedangkan pada triwulan I 2023,  ekonomi Sumut masih tumbuh cukup baik sebesar 4,87  persen (yoy), meskipun melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,26 persen (yoy).

Ibrahim menjelaskan perlambatan pertumbuhan ekonomi Sumut seiring dengan tren moderasi harga komoditas ekspor utama Sumut yakni CPO. “Juga dampak dari fenomena cuaca ekstrem pada triwulan I 2023 terhadap penurunan produksi komoditas pertanian seperti kelapa sawit,” katanya.

“Dari sisi pengeluaran, aktivitas ekspor-impor mengalami pelemahan di tengah akselerasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi PMTB dari triwulan sebelumnya,” katanya.

“Penurunan produksi sejumlah komoditas utama Sumut sebagai dampak dari cuaca ekstrem pada triwulan-I 2023 serta adanya tren moderasi harga komoditas ekspor utama Sumut seperti kelapa sawit menahan aktivitas perdagangan internasional,” ungkapnya.  Di satu sisi, konsumsi & investasi tetap kuat.

Dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian, perdagangan, dan transportasi tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Deselerasi LU atau penurunan Lapangan Usaha  Pertanian seiring dengan masuknya periode musim tanam beberapa komoditas seperti beras, cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah serta fenomena cuaca ekstrem yang berdampak pada penurunan produksi beberapa komoditas pertanian.

Selanjutnya, sejumlah indikator seperti kredit perdagangan, UMKM, dan transportasi serta prakiraan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) PBE yang melambat pada triwulan I-2023 turut berdampak pada perlambatan LU Perdagangan dan LU Transportasi ditengah sektor konstruksi dan industri yang masih terakselerasi.

Andil ekonomi Sumut di Sumatera yakni Sumut 1,13 persen, Riau 0,84 persen, Sumsel 0,70 persen, Lampung 0,50 persen, Kepulauan Riau 0,50 persen, Sumbar 0,36 persen, Jambi 0,32 persen, Aceh 0,26 persen, Kepulauan Bangka Belitung (Babel) 0,10 persen, Bengkulu 0,08 persen. Andil ekonomi Sumatera  4,79 persen “Pertumbuhan triwulan I-2023 lebih  rendah dibandingkan triwulan IV-2022,” katanya. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *