MEDAN (Berita): Ada-ada saja ulah orang menggaet dana masyarakat, kali ini muncul laman daring palsu http://magnetusual.top/7ffaRFVnVFMHeX0JSnBZVS4GZ11iXngwYVIMYFgVQh8CMRBER0UGFEM4Mw?zrh1634613953726 yang mengatasnamakan PLN dengan hadiah Rp 2 juta, katanya serangkaian HUT PLN ke 80, padahal PLN baru berusia 76 tahun.
“Laman mengatasnamakan PLN itu jelas palsu dan hoax,” tegas Manager Komunikasi PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumut Yasmir Lukman saat dikonfirmasi, Kamis (21/10).
PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara memastikan domain laman daring PLN berhadiah uang yang kini beredar di tengah warga Kota Medan adalah palsu alias hoax.
PT PLN (Persero) tidak pernah menggunakan domain atau website seperti yang beredar, apalagi sampai menawarkan hadiah uang tunai.
“Kami yakin laman itu palsu dan bentuk dari penipuan daring,” ungkap Manager Komunikasi PLN UIW Sumut Yasmir Lukman saat dikonfirmasi, Kamis (21/10).
Dia menuturkan, informasi adanya laman palsu PLN ini didapat dari seorang ibu rumah tangga di Kota Medan, bernama Vera Sinaga.
Menurut Yasmir, melalui pesan WhatsApp (WA), Vera mengirimnya tangkapan layar laman daring yang mengatasnamakan PLN dan bertanya kebenaran dari laman itu.
Laman palsu tersebut mengarahkan pembacanya untuk mengisi kuisioner terdiri dari empat pertanyaan.
Pada bagian awal, pengisi kuisioner diminta menjawab apakah tahu PLN atau tidak.
Setelah itu pertanyaan mengenai usia pengisi kuisioner dan kemudian pendapat mengenai PLN. Sedangkan pertanyaan terakhir adalah pilihan gender pengisi kuisioner.
Lalu pengisi kuisioner diminta memilih satu dari sembilan gambar kotak hadiah dengan tiga kali kesempatan memilih.
Namun setelah menyatakan mendapatkan hadiah, laman itu meminta pengisi kuisioner melakukan dua hal.
Pertama, menyebarkan tautan laman itu ke lima grup WA atau 20 teman, serta memasukkan alamat dan menyelesaikan pendaftaran.
Laman juga menyatakan hadiah akan dikirim dalam lima hingga tujuh hari. Selanjutnya laman itu menyediakan “tools” untuk melakukan penyebaran link atau tautan.
Yasmir memastikan domain itu palsu, bukan milik PLN. PLN hanya memiliki satu website resmi, yakni www.pln.co.id. Informasi atau program resmi perusahaan akan dicantumkan dalam website tersebut.
Kemudian perayaan HUT PLN ke-80 yang tertera di laman itu juga salah karena PLN baru berusia 76 tahun.
PLN juga tidak memiliki prosedur melakukan broadcast pesan melalui media sosial.
Broadcast hanya dilakukan PLN mengenai informasi tagihan dan itu hanya melalui SMS. PLN pun tidak memiliki program seperti yang dicantumkan dalam laman tersebut.
Menurut sepengetahuannya, selama ini memang kerap muncul pemalsuan atau penipuan daring yang mengatasnamakan PLN.
Seperti yang heboh beberapa waktu lalu dengan kemunculan laman perekrutan pegawai.
Mengenai penindakan, Yasmir mengatakan PLN UIW Sumut tidak berwenang mewakili perusahaan melaporkan pemalsuan atau penipuan daring itu ke polisi. Terdapat bagian khusus di PLN Pusat yang berwenang melakukannya.
Pihaknya hanya bisa mengimbau masyarakat untuk tidak langsung percaya bila menerima informasi daring seperti itu yang mengatasnamakan PLN.
Akan lebih baik menanyakan terlebih dahulu kebenarannya ke unit-unit PLN terdekat, seperti Unit Layanan Pelanggan (ULP) yang berada tidak jauh dari wilayah permukiman.
Vera, ibu rumah tangga yang memertanyakan laman palsu itu ke PLN UIW Sumut mengungkapkan, dia mendapat kiriman link laman tersebut dari keponakan melalui WA. Dia merasa curiga dengan laman tersebut sehingga memertanyakannya langsung ke PLN.
Setelah mendapat penjelasan dari PLN dia pun meneruskan penjelasan tersebut kepada keponakannya. Namun keponakannya sudah terlanjur melakukan semua yang diinstruksikan laman itu.
Warga lain yang menerima dan mengikuti instruksi laman tersebut bernama Timbul Sinaga. Dia mengakui sudah mengisi kuisioner dan menyebarkan linknya.
“Saya dapat linknya dari share kawan-kawan,” ujar Timbul yang juga anggota DPRD Sumut.
Dia mengatakan link laman tersebut sudah disebarkannya dua hari lalu. Namun Timbul mengaku hal ini dilakukan karena iseng, bukan menginginkan hadiah uang yang dijanjikan.
Ia mengaku hanya ingin melihat apakah laman itu benar-benar menunaikan janjinya atau tidak.
Meski dia tidak yakin itu akan terjadi karena begitu banyak uang yang harus dikeluarkan PLN bila memang laman tersebut benar adanya. (wie)