Burung Pipit dan Walangsangit Serang Tanaman Padi Warga Abdya

  • Bagikan
Areal persawahan di Blang Paku Luah, Kecamatan Susoh, Abdya dipasangi rambu-rambu pengusir hama burung, jelang masa panen tiba. Jumat (3/11).(Foto: Syafrizal).
Areal persawahan di Blang Paku Luah, Kecamatan Susoh, Abdya dipasangi rambu-rambu pengusir hama burung, jelang masa panen tiba. Jumat (3/11).(Foto: Syafrizal).

BLANGPIDIE (Berita); Sejak beberapa hari terakhir, sebagian besar areal pertanian padi penduduk di Aceh Barat Daya (Abdya), diserang hama burung pipit (Taeniopygia guttata) dan walangsangit (Leptocorisa Acuta Thunberg).

Seperti halnya di sebagian besar areal persawahan Kecamatan Susoh dan Kecamatan Blangpidie. Di kawasan dua Kecamatan ini, hama walangsangit menyerang tanaman padi yang baru mekar, jelang pengisian bulir. “Hama walangsangit bukan hama biasa. Jika kita lalai, dipastikan akan gagal panen,” ungkap Aidil, salah seorang petani di areal persawahan Blang Paku Luah, Kecamatan Susoh. Jum’at (3/11).

Untuk mengatasi hama walangsangit yang sangat mengkwatirkan itu, warga tani setempat, melakukan penyemprotan pestisida. Namun sejauh ini katanya, hama yang meresahkan itu belum sepenuhnya bisa diatasi. “Bila tidak serius ditangani akan berdampak gagalnya panen. Bulir padi bisa berwarna hitam, kualitas beras yang dihasilkan juga tidak baik,” sebut Aidil.

Selain menyemprot dengan pestisida, warga tani setempat juga melakukan cara-cara tradisional, untuk mengusir hama walangsangit itu. Seperti menanam potongan pelepah kelapa dan tanaman lain, yang dianggap mampu mengusir hama, serta rutin membuat pengasapan di areal persawahan.

Disamping serangan hama walangsangit, tanaman padi warga Abdya juga diserang hama burung pipit yang memakan bulir padi yang baru berisi. Tidak hanya ragam jenis burung pipit yang menyerang tanaman padi warga, burung merpati (Columbidae), burung balam atau tekukur (Spilopelia chinensis), burung manyar tempua (Ploceus manyar), juga ikut memakan bulir padi petani jelang waktu panen.

Akibat serangan burung tersebut, para petani terpaksa harus menjaga areal tanaman padi sejak pagi hingga sore, agar tidak dimangsa burung pipit, yang jumlahnya mencapai ribuan. Petani juga memasang rambu-rambu dari bahan plastik, yang diyakini bisa mengusir hama burung, dari suara yang dihasilkan saat ditiup angin.

Menurut Indra Masri, salah seorang warga tani Kecamatan Blangpidie, burung pipit yang menyerang tanaman padi harus dijaga ketat secara bergiliran, dengan melibatkan anggota keluarga lainnya. Penjagaannya juga harus turun langsung ke tengah areal persawahan. Hal itu dikarenakan, burung pipit dalam jumlah besar itu, bersembunyi dibalik daun padi sambil mengisap isi bulirnya.

Ganasnya serangan walangsangit dan burung pipit, diduga akibat umur tanaman padi yang sangat bervariasi. Dimana, tanaman padi di Abdya kali ini tidak serentak. Dibeberapa daerah, tanaman padi ada yang sudah dalam proses pengisian bulir, ada juga yang masih pae pembiakan, bahkan ada yang masih proses tanam. Sehingga, serangan hama baik walangsangit, burung pipit dan hama lainnya, menyerang areal persawahan tertentu dengan serangan yang sangat menakutkan. “Tingkat umur padi bervariasi dari yang baru mekar, hingga yang telah berisi. Hama walangsangit banyak, begitu juga hama burung pipit dan ragam jenis burung lain yang menyerang tanaman padi,” kata Masren Nasrul, warga tani Kecamatan Blangpidie.(b21)

 

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *