Kisah Kakek Lumpuh Hidup Sebatangkara

  • Bagikan
Kakek Deling, 77, menderita lumpuh hidup sebatang kara , tinggal di gubuk 2 x 3 meter tanpa penerangan listrik. beritasore/Ist

MADINA (Berita): Apa jadinya, orangtua berusia lanjut berumur 77 tahun: lumpuh, hidup sebatangkara, tinggal diasingkan di gubuk kecil 2 x 3 meter, sangat memprihatinkan.

Kakek Deling, begitu biasa disapa. Petaka ini berpangkal dari  kisah pilu lantaran diterpa penyakit kelumpuhan dan dibalut kemiskinan, miris rasanya.

Kini, Kakek Deling tidak bisa berbuat apa-apa lagi, selain merenungi nasib seorang diri. Di usia senja ini, kakek Deling tanpa ditemani.

Kakek hanya tinggal seorang diri di gubuk kecil amat memprihatinkan, di dekat jembatan Desa Jambur Padangmatinggi, Kec. Panyabungan Utara, Kab. Mandailing Natal. Untuk bisa makan sekali dalam sehari saja, dia sudah sangat bersyukur.

Kepada wartawan, Kamis (27/4), salah seorang warga, Khoiriyah, menuturkan  Kakek Deling hidup dalam kondisi memprihatinkan, lumpuh dan tanpa  memiliki sumber kehidupan.

Saat berkunjung, lanjut Khoiriyah, Kakek Deling bercerita, dia makan dari belas kasihan warga setempat, kadang ada yang memberi roti dan goreng pisang, kadang dalam sehari sebiji nasi pun nggak bisa  makan sama sekali.

“Untuk makan nasi sudah sangat jarang dalam lima bulan ini, katanya karena keluarganya jarang menjenguk apalagi mengantar bekal makanan sejak dia diasingkan di gubuk itu,”ujar Khoiriyah.

Kakek Deling tinggal di gubuk 2 x 3 meter tanpa  penerangan lampu di pengasingan.  “Alat penerangan kakek, malam hari hanya mengandalkan senter mancis sebelum dia tertidur,” katanya.

Hingga saat ini, Kakek Deling menghuni gubuk kecil hampir lima bulan. Kakek lumpuh satu tahun terakhir.

“Sebelumnya, kakek tinggal di ladang. Karena kondisi kesehatan dengan  umurnya  semakin tua, lima bulan lalu warga membangun gubuk kecil untuk tempat tinggal si kakek,” ujarnya.

Bukan hanya untuk mendapatkan makanan.  Begitu juga dengan buang hajat, untuk BAB, kakek terpaksa menunggu warga yang lewat dari areal pondok. Tak jarang warga menolak permintaan kakek untuk membopongnya  ke sungai.

Ketika kakek merasa sakit dan kelaparan, tidak satupun orang yang mengetahui keadaannya. Diketahui, Kakek Deling terakhir makan nasi hari kedua lebaran kemarin.

Namun demikian, hidup di tengah keterbatasan, tak membuat kakek menyerah menghadapi kejamnya kehidupan. Kakek selalu berharap sembuh, agar bisa bekerja lagi. (irh)

Kakek Deling, 77, menderita lumpuh hidup sebatang kara , tinggal di gubuk 2 x 3 meter tanpa penerangan listrik. beritasore/Ist

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *