MEDAN (Berita): Pasca pandemi Covid-19, sektor perbankan Sumatera Utara yang terdiri dari 2 bank berkantor pusat, 56 bank berkantor cabang, dan 53 BPR/BPRS pada Agustus 2022 terpantau bergerak pulih.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Yusup Ansori mengatakan Kamis (20/10/2022) bahwa pemulihan tercermin dari aset, dana pihak ketiga (DPK) dan kredit/pembiayaan yang meningkat.
Yusup menyebut total aset tercatat sebesar Rp323,15 triliun dengan pertumbuhan sebesar 4,81 persen yoy. DPK juga bertumbuh sebesar 4,75 persen yoy menjadi Rp299,65 triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit/pembiayaan terus melanjutkan tren pertumbuhan positif sebesar 4,21 persen yoy dengan total penyaluran Rp223,52 triliun.
Pertumbuhan ini ditopang oleh kredit produktif bank umum sebesar Rp158,01 triliun atau 71,23 persen dari total kredit, yang bertumbuh 3,23 persen yoy.
Di saat kredit dapat didorong untuk bertumbuh, profil risiko perbankan juga tetap dapat dijaga dengan baik, tercermin dari rasio NPL gross yang turun hingga di bawah 3 persen yaitu sebesar 2,66 persen.
“Porsi kredit kepada UMKM di Sumatera Utara sudah melebihi target, seiring dengan pertumbuhan yang pesat,” kata Yusup.
Ia menambahkan peningkatan penyaluran kredit dan dukungan finansial terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM menjadi aspek penting dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Sejak pandemi covid-19 terjadi, kredit UMKM mengalami penurunan hingga Desember 2020. Sementara di awal tahun 2021, kredit UMKM mulai meningkat dan terus bertumbuh hingga Agustus 2022
Hal ini terlihat dari share kredit UMKM terhadap total kredit sebesar 31,42 persen sudah melebihi angka 30 persen yang merupakan target share kredit UMKM nasional yang ditetapkan oleh presiden RI.
Share tersebut menunjukkan peningkatan dibanding tahun 2021 sebesar 31,07 persen. Hal ini didukung oleh penyaluran kredit yang terus bertumbuh dengan pesat, dimana per Agustus 2022 tercatat pertumbuhan sebesar 15,71 persen yoy.
Sedangkan kredit sektor pertanian bertumbuh seiring dengan bertumbuhnya kredit komoditas padi dan kopi. Sektor pertanian, yang terdiri dari pertanian, perburuan, dan kehutanan, merupakan salah satu ujung tombak perekonomian Sumatera Utara.
Di masa pandemi, penyaluran kredit terhadap sektor ini mengalami perlambatan hingga bertumbuh negatif.
“Di tahun 2022, penyaluran kredit bank umum kepada sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan di Sumatera Utara sudah bertumbuh positif secara konsisten,” ungkapnya.
Berdasarkan pemantauan per Agustus 2022, tercatat pertumbuhan sebesar 2,72 persen yoy. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pertumbuhan kredit komoditas utama Sumatera Utara.
Kredit pembibitan dan budidaya unggas bertumbuh positif dan relatif baik sebesar 24,69 persen yoy.
Kredit komoditas utama lainnya juga tercatat bertumbuh cukup signifikan seperti padi dengan pertumbuhan 38,11 persen yoy dan kopi yang bertumbuh 33,50 persen yoy.
OJK senantiasa terus melakukan upaya untuk meningkatkan akses pembiayaan perbankan kepada para petani. Salah satunya bersama pemerintah melalui TPAKD Sumatera Utara dengan memperbanyak pembentukan klaster pertanian dengan menciptakan ekosistem di kalangan petani yang mempermudah proses pengajuan, pencairan dan penjaminan kredit, sampai pemasaran produk pertanian. (wie)