OJK Sumbagut  Terus Monitor Kinerja Asuransi Jiwa

  • Bagikan

MEDAN (Berita): Otoritas Jasak Keuangan (OJK) SuamyeravBagian Utara (Sumbagut) terus memonitor normalisasi kinerja asuransi jiwa dan peningkatan rasio klaim yang mengindikasikan adanya konsolidasi dalam pemasaran produk asuransi jiwa, terutama pada segmen asuransi jiwa PAYDI (Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan Investasi).

“OJK akan memastikan bahwa proses konsolidasi tersebut dikelola dengan baik dan dampaknya terhadap kesehatan keuangan perusahaan dapat dimitigasi,” tegas Bambang Mukti Riyadi, Kepala OJK Regional 5 Sumbagut kepada wartawan di Medan Senin (19/6).

Bambang menyebut pendapatan premi sektor asuransi di Sumatera Utara selama Triwulan I 2023 mencapai Rp2,51 triliun, mengalami kontraksi sebesar -1,66 persen dibandingkan periode sama  tahun sebelumnya (2022: -4,66 persen).

Menurutnya, penurunan ini disebabkan oleh penurunan premi di segmen asuransi jiwa, dengan pertumbuhan akumulasi premi asuransi jiwa turun sebesar -4,66 persen year-on-year, mencapai nilai Rp1,88 triliun per April 2023. Namun, akumulasi premi asuransi umum tetap tumbuh positif sebesar 8,56 persen year-on-year (2022: 30,93 persen) menjadi Rp627 miliar.

Perusahaan Pembiayaan

Bambang menambahkan untuk sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB), tercatat nilai piutang pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan masih terus tumbuh tinggi pada April 2023 sebesar 21,55 persen yoy (Maret 2023: 23,50 persen) menjadi Rp20,46 triliun.

Porsi pembiayaan yang produktif terus mengalami peningkatan hingga mencapai 38,48 persen (April 2022: 34,19 persen), didukung oleh pertumbuhan pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing sebesar 123,40 persen dan 25,28 persen yoy.

Sementara itu, risiko perusahaan pembiayaan masih terjaga dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) meningkat menjadi 1,94 persen (Maret 2023: 1,83 persen).

Kinerja fintech peer to peer (P2P) lending pada April 2023 terus menunjukkan pertumbuhan, dengan outstanding pembiayaan tumbuh sebesar 49,50 persen yoy (Maret 2023: 49,43 persen) mencapai Rp1,39 triliun. Sementara itu, tingkat risiko pembiayaan secara keseluruhan (TWP90) terus menurun menjadi 1,45 persen (Maret 2023: 1,58 persen).

“Penyaluran pembiayaan/pinjaman oleh IKNB berkantor pusat di Sumatera Utara menunjukkan pertumbuhan positif,” katanya.

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang terdiri dari 1 LKM dan 1 Bank Wakaf Mikro (BWM) entitas di Sumatera Utara pada April 2023 telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp4,94 miliar dengan pertumbuhan 18,69 persen secara yoy.

LKM sebagai lembaga pembiayaan yang berfokus terhadap pengembangan masyarakat miskin produktif memiliki nominal pembiayaan yang relatif kecil dibanding lembaga lainnya.

Sementara Perusahaan Gadai Swasta yang terdiri dari 14 entitas telah memberikan pinjaman dengan total Rp44,84 miliar atau tumbuh 36,61 persen secara yoy. Pertumbuhan tersebut menunjukkan perkembangan yang baik bagi pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, khususnya dengan penghasilan menengah ke bawah di Sumatera Utara. (wie).

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *