Pelaku Industri Media Harus Siapkan Strategi Hadapi Kehidupan Baru 

  • Bagikan
Ketua SPS Sumut H Farianda Putra Sinik, SE saat menyampaikan sambutannya pada pembukaan workshop Masa Depan Koran di Era New Normal: Antara Peluang dan Idealisme Media di Medan, Jumat (27/11). Beritasore/Andi Aria Tirtayasa
Ketua SPS Sumut H Farianda Putra Sinik, SE saat menyampaikan sambutannya pada pembukaan workshop Masa Depan Koran di Era New Normal: Antara Peluang dan Idealisme Media di Medan, Jumat (27/11). Beritasore/Andi Aria Tirtayasa

MEDAN (Berita): Keberadaan Media Cetak memiliki peran yang signifikan dalam rangka sosialisasi, Berdasarkan data survei dari satu lembaga bahwa 63 % keberhasilan sosialisasi bahaya Covid-19 berasal dari media khususnya media cetak.

“Media telah membantu pemerintah dalam menekan pandemi Covid-19. Peran ini diwujudkan melalui penyampaian informasi serta layanan iklan masyarakat terhadap bahaya virus Covid-19,” tegas Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Sumut H Irman MSi pada acara Workshop Masa Depan Koran di Era New Normal: Antara Peluang dan Idelalisme Media yang digelar oleh Serikat Perusahaan Pers (SPS) Sumut di Medan, Jumat (27/11).

Dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Sekretaris Dinas Kominfo Sumut M. Ayub, Irman menambahkan, pandemi Covid-19 telah menjadi disrupsi yang membawa dampak negatif bagi banyak sektor usaha, termasuk industri media.

“Berdasarkan data dari SPS, terhadap 434 media cetak sepanjang Januari-April 2020, 71 % perusahaan media cetak mengalami penurunan omset 40 % dibandingkan dengan periode yang sama 2019,” sebut Irman.

Irman menambahkan, 50 % perusahaan pers cetak telah memotong gaji karyawan dengan besaran 2 sampai 30 %. Selain itu, 43 % media cetak telah mengkaji opsi untuk merumahkan karyawan tanpa digaji dan 30 %  perusahaan pers sudah atau berencana untuk mem-PHK-kan karyawannya.

“Menyikapi kondisi seperti ini, para pelaku industri media harus mempersiapkan strategi agar bisa bertahan memasuki kehidupan normal baru (new normal),” sebut Irman.

Irman juga mengingatkan, selain mengubah cara karja jurnalisme, pandemi Covid-19, juga mempengaruhi bisnis media secara keseluruhan media harus lebih kreatif, adaptatif dan melakukan mitigasi yang tepat dalam menjalani kondisi new mormal.

Sebelumnya, Ketua SPS Sumut H Farianda Putra Sinik, SE menyebutkan selama pandemi Covid-19, oplah suratkabar di Medan menurun tajam namun pengelola suratkabar harus tetap optimis karena surat kabar tak akan pernah mati.

“Kita harus bangkit, bagaimana cara untuk mencari peluang. Apapun persoalannya kita harus optimis karena suratkabar tak akan mati,” sebut Farianda.

Pemprovsu Bantu Media Cetak

Untuk mengatasi masalah tersebut, tambah Farianda, SPS Sumut mendesak pemerintah pusat harus turun tangan membantu media cetak. “Alhamdulillah, Pemprovsu telah membantu media cetak dengan memasang iklan pariwara,” ujar Farianda seraya menambahkan bahwa pengurus SPS terus memotivasi para pengelola media cetak agar tetap optimis karena badai pasti berlalu.

Workshop media tersebut dihadiri oleh sejumlah peserta dan menampilkan dua pembicara yakni Asmono Wikan (Sekjen SPS) dan DR Arifin Saleh Siregar.

Sekjen SPS Pusat Asmono Wikan menyebutkan, mereka yang optimis berpendapat bahwa masih ada beberapa peluang yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan bisnis media cetak di tengah pandemi.

“Peluang tersebut datang dari kerjasama iklan dengan pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota) untuk perusahaan media di daerah,” sebut Asmono Wikan.

Selain itu, tambah Asmono Wikan, problem paling serius sekarang ini banyak penerbit media cetak tidak paham apa keunikan dan keunggulan produknya dibanding pesaing. Bahkan, dibanding versi media online miliknya sendiri.

“Jika kita tidak paham siapa diri kita, bagaimana kita akan berjuang merebut atensi dari audiens (pembaca/pengiklan). (att)

Berikan Komentar
  • Bagikan