Penurunan BBM, Tekan Inflasi 2023

  • Bagikan

MEDAN (Berita): Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Doddy Zulverdi menegaskan penurunan BBM diperkirakan mampu menahan inflasi Sumut tahun 2023.

“Terjadinya penahan inflasi di Sumatera Utara pada 2023, disebabkan 8 faktor di antaranya penurunan harga BBM Pertamina produk Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98), Dexlite, dan Pertamina Dex pada awal  2023,” tegas Doddy Rabu (1/3).

Selain itu kenaikan suku bunga acuan untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga.

Faktor berikutnya adanya penerapan kebijakan subsidi domestik yang lebih stabil sepanjang 2023. Kemudian peningkatan produksi pangan strategis melalui optimalisasi KAD, pemanfaatan SRG, CAS, food estate, dan perluasan pengembangan produk olahan hortikultura yang lebih tahan lama.

Faktor komunikasi efektif melalui iklan layanan masyarakat belanja bijak dan sidak pasar/pasar murah menjelang HBKN juga diprakirakan mampu menjaga ekspektasi masyarakat terhadap inflasi.

“Oleh karena itu laju inflasi di Sumatera Utara pada 2023 diprakirakan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Didukung pula oleh peningkatan produksi bahan pangan strategis,” kata Doddy.

Menurut dia adanya sinergi kebijakan yang lebih kuat antara pemerintah pusat dan daerah dengan Bank Indonesia, antara lain melalui penguatan implementasi GNPIP dan optimalisasi pemanfaatan anggaran pemerintah sebagai upaya pengendalian inflasi pangan.

Bahkan diprakirakan dapat mengarahkan inflasi kembali ke dalam sasaran inflasi nasional 3 persen±1 persen di sepanjang 2023.

BI juga memprakirakan pada 2023 ini pertumbuhan ekonomi akan tetap kuat dan cenderung bias ke atas dalam kisaran 4,5-5,3 persen.

Menurutnya, kinerja ekspor berpotensi akan lebih tinggi dari prakiraan semula didorong pengaruh positif perbaikan ekonomi Tiongkok.

Demikian juga konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh tinggi dipengaruhi keyakinan pelaku ekonomi yang meningkat dan kenaikan mobilitas masyarakat pasca pencabutan PPKM.

“Hal lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tersebut adalah investasi yang membaik didorong perbaikan prospek bisnis, peningkatan aliran masuk PMA, serta penyelesaian PSN yang berlanjut,” jelasnya. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *