Pasca Pandemi, BI Optimis Ekonomi Sumut Tumbuh Positif

  • Bagikan
Doddy Zulverdi, Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut (tengah), Deputi Kepala Perwakilan Ibrahim (kiri)  dan Azka Subhan A (kanan) dalam acara Bincang-bincang Bareng Media (BBM) di ruang Kuala Deli, gedung BI Jalan Balai Kota Medan Selasa (31/5) sore. beritasore/ist
Doddy Zulverdi, Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut (tengah), Deputi Kepala Perwakilan Ibrahim (kiri)  dan Azka Subhan A (kanan) dalam acara Bincang-bincang Bareng Media (BBM) di ruang Kuala Deli, gedung BI Jalan Balai Kota Medan Selasa (31/5) sore. beritasore/ist

MEDAN (Berita): Di tengah masa transisi dari pandemi ke endemi Covid-19, Bank Indonesia (BI) optimis pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara sepanjang tahun 2022 tumbuh positif. “Kalau sudah endemi, itu artinya sektor-sektor perekonomian akan kembali meningkat.

Saya optimis ekonomi ke depan tumbuh positif,” tegas Doddy Zulverdi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara dalam acara Bincang-bincang Bareng Media (BBM) di ruang Kuala Deli, gedung BI Jalan Balai Kota Medan Selasa (31/5) sore. Saat itu, Doddy didampingi Deputi Kepala Perwakilan Ibrahim dan Azka Subhan A.

Doddy menjelaskan beberapa indikator ekonomi di Sumatera Utara seperti hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Survei Penjualan Eceran (SPE), hingga hasil liaison Bank Indonesia terus menunjukkan perbaikan dan mengindikasikan perekonomian yang akan tetap tumbuh.

“Optimisme berlanjutnya pemulihan ekonomi juga terlihat dari perkembangan penyaluran kredit yang meningkat didukung dengan risiko kredit yang membaik,” ujarnya.

Perekonomian Sumut Tahun 2022 diprakirakan lebih tinggi dari Tahun 2021 yakni tumbuh lebih tinggi dengan kisaran 3,5-4,3 persen. “Pertumbuhan ini bisa lebih maju lagi,” katanya.

Ia menyebut pemulihan ekonomi nasional dan Sumatera Utara tetap berlanjut didukung oleh berbagai kebijakan dan program BI yang mendukung perekonomian masyarakat.

Menurutnya, perbaikan ekonomi dunia berlanjut namun berisiko lebih rendah dari prakiraan sebelumnya. Berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, implementasi kebijakan zero Covid-19 di Tiongkok, dan percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara berdampak pada deselerasi pertumbuhan ekonomi global.

Percepatan normalisasi kebijakan moneter oleh berbagai negara maju dan berkembang juga berdampak pada peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global. “Harga komoditas global yang masih meningkat juga turut memberikan tekanan pada inflasi global,” ungkapnya.

Perbaikan ekonomi domestik terus berlanjut ditopang oleh menguatnya permintaan domestik dan tetap kuatnya ekspor.

Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I-2022 tetap kuat yakni 5,01 persen (yoy) dan secara keseluruhan tahun 2022 diprakirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5-5,3 persen, lebih tinggi dari tahun 2021.

Berbagai indikator terkini seperti pertumbuhan penjualan eceran dan mobilitas masyarakat mencerminkan aktivitas konsumsi dan perekonomian yang terus membaik.

Ke depan, tekanan inflasi diprakirakan masih berlanjut sejalan dengan meningkatnya harga energy dan komoditas global, sehingga koordinasi dengan Pemerintah melalui TPIP dan TPID perlu terus diperkuat.

Sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional, perekonomian Sumatera Utara juga tetap tumbuh positif. Pada triwulan I-2022, ekonomi Sumatera Utara tumbuh 3,90 persen (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.

Pulihnya ekonomi masyarakat menjadi faktor pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan I-2022, selain low based effect pada tahun sebelumnya. Dari sisi pengeluaran, ekspor mencatat pertumbuhan tertinggi, dan secara net tumbuh mencapai 4,07 persen (yoy).

Sementara dari sisi lapangan usaha, sektor perdagangan mengalami pertumbuhan tertinggi dan terdapat dua sumber pertumbuhan baru ekonomi yaitu sektor transportasi dan jasa keuangan.

Konflik geopolitik yang masih terus belanjut dan koreksi Purchasing Manager’s Index (PMI) negara mitra dagang utama seperti Tiongkok, USA, dan Uni Eropa menjadi hal yang perlu diwaspadai. Namun demikian, kian pulihnya mobilitas dan membaiknya daya beli akan mendorong konsumsi masyarakat.

Tetap tingginya harga komoditas utama serta berlanjutnya program PEN juga diprakirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *