OJK Mantapkan Desa Wisata Pematang Johar Jadi Ekosistem Keuangan Inklusif 

  • Bagikan
Berita Sore/laswie wakid Kepala OJK Regional 5 Sumbagut Bambang Mukti Riyadi (tengah) bersama Sekda Deliserdang H Timur Tumanggor (kiri) dan  Regional CEO BRI Medan Aris Hartanto pada acara Program inkubasi ekosistem keuangan inklusif di Desa Wisata Sawah Pematang Johar Rabu (9/8).

MEDAN (Berita): Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) memantapkan Pematang Johar  di  Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang menjadi desa wisata Ekosistem Keuangan Inklusif yang literasi dan Inklusi keuangannya diharapkan terus mengalami peningkatan.

Kepala OJK Regional 5 Sumbagut Bambang Mukti Riyadi menegaskan hal itu pada acara “Program inkubasi ekosistem keuangan inklusif di Desa Wisata Sawah Pematang Johar” Rabu (9/8). Acara itu dibuka Sekda Deliserdang H Timur Tumanggor dihadiri Regional CEO BRI Medan Aris Hartanto dan Kades Pematang Johar Sudarman.
Bambang menyebut Pematang Johar ditetapkan menjadi salah satu desa wisata yang masuk Ekosistem Keuangan Inklusif.
Selama triwulan I 2023, OJK dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Sumut telah melakukan focus group discussion (FGD) ke tujuh desa tersebut bersama pemerintah setempat dalam melakukan profiling demografi, kondisi keuangan, potensi wisata, fasilitas dan UMKM di lingkungan wisata.
Tujuh desa wisata tersebut, selain Pematang Johar ada Desa Timbang Jaya Langkat, Desa Lolo Golu Nias Barat, Desa Sisarahili Nias Utara, Desa Budaya Lingga Kabupaten Karo, Desa Karang Anyar Kabupaten Simalungun dan Desa Sidodadi Ramunia Deliserdang.
Ketujuh desa wisata itu mempunyai spesifikasi wisata tersendiri yang patut dikembangkan ekonominya. Pematang Johar sendiri unggul dari sisi persawahan sehingga mampu menarik minat masyarakat untuk datang ke sini. “Sawah merupakan kedekatan emosional dengan saya. Dulu saya mencari keong di sawah untuk makanan protein. Rasanya enak sekali,” ungkapnya.
Khusus Pematang Johar dikembangkan oleh BRI membangun keuangan inklusif. Tidak hanya CSR, tapi membangun struktural keuangan inklusif. Ada desa unggul, agen Laku Pandai yang sekaligus menjadi andalan OJK untuk menjangkau daerah 3 T. “Intinya, UMKM naik kelas, klaster unggul,” tegas Bambang
Untuk itu, OJK menginginkan lembaga keuangan seperti bank, asuransi, pinjaman online (Pinjol) yang resmi dan lembaga jasa keuangan lainnya dapat bermanfaat bagi masyarakat, terutama di desa wisata ini.
“Banyak program untuk desa, tapi dari kami di industri keuangan itu konteksnya kolaborasi,” terangnya.
OJK ingin lembaga keuangan di desa wisata sawah ini bermanfaat. Banyak program untuk dikembangkan di desa tersebut. OJK dan BRI berkolaborasi meningkatkan  literasi dan Inklusi keuangan masyarakat. “Kami ingin masyarakat desa tahu tentang lembaga keuangan. Literasi keuangannya baik sehingga tidak terjerat investasi atau inklusi keuangan yang ilegal,” terang Bambang.
“Kalau pinjaman online ya harus hati- hati. Untuk Pematang Johar kita bantu bersama BRI, BI dan Asuransi serta lembaga jasa keuangan lainnya. Tapi harus tahu cara menggunakannya. Kalau tidak hati-hati ya bahaya,” jelas Bambang lagi.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat hati-hati dalam berinvestasi. Sekarang banyak warga yang punya diiming-imingi untuk menyimpan di lembaga keuangan tertentu. “Hati-hati, banyak sekali sekarang penipuan. Itulah pentingnya masyarakat memahami tentang sektor keuangan,” kata Bambang.
Kerjasama OJK dengan BRI ada tiga yakni komitmen, kolaborasi dan berkelanjutan. BRI ditunjuk membina sektor keuangan di Pematang Johar sehingga diharapkan penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari  BRI bisa naik kelas. “Ini desa relatif maju. Cuma tantangannya bagaimana bisa berkelanjutan,” Bambang.
Sekda Deliserdang H Timur Tumanggor usai membuka usai membuka acara mengajak  semua masyarakat untuk mengembangkan wisata Pematang Johar. Di Deliserdang sendiri ada 9 desa wisata diantaranya Pematang Johar (Kecamatan Labuhan Deli),  Denai Lama (Kecamatan Pantai Labu), Punden Rejo (Kecamatan Tanjung Morawa), Silemak (Kecamatan Hamparan Perak), Penen (Kecamatan Sibiru-biru), Simempar (Kecamatan Gunung Meriah) dan Liang Pematang (Kecamatan STM Hulu).
Tumanggor menyebut selama ini Desa Pemtanag Johar, pertama fokus pada inklusinya. Artinya desa ini yang memiliki kemudahan akses keuangan. Di sini ada BRILink. Kedua, ada agen Inklusi Keuangan sehingga terjadi percepatan atau kemudahan bagi masyarakat. Ketiga UMKM naik kelas. Pemanfaatannya ada batik mangrove. Dengan adanya BRI, ada pinjaman ke KUR bagi perajin,
sehingga produknya bisa naik kelas.
“Bisa kita kerjasama dengan Badan Usaha Masyarakat Desa (BumDes) untuk anak-anak sekolah pakai baju batik mangrove setiap hari Jumat. Nanti kita anggarkan dari APBD,” kata Tumanggor.
Empat, pelajar inklusif. Satu orang pelajar satu rekening sesuai Keppres no 21/2019 yaitu hari anak menabung bagi pelajar. Lima, klaster unggul. Selain mangrove apa lagi yg bisa dikembangkan.
Regional CEO BRI Medan Aris Hartanto mengatakan wujud nyata komitmen BRI untuk dukung penyaluran stimulus pemerintah sebagai bagian ekonomi nasional. Saat ini BRI Regional Medan telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp24,19 triliun ke 247.182 debitur. Restrukturisasi kredit (masa Covid-19) sebesar Rp11,7 triliun kepada 111.787 debitur.
Pinjaman fortopolio Rp43,9 triliun, dari jumlah itu 76,9 persen diantaranya untuk UMKM.
BRI membina 716 klaster kepada 8.400 UMKM di 119 desa binaan. “Kami terus mendorong peningkatan UMKM supaya naik kelas. BRI siap membangun desa keuangan inklusif di Pematang Johar,” tegas Aris. (wie)
Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *