November 2021, Kredit Meningkat Capai Rp 5.694,9 Triliun

  • Bagikan

JAKARTA ( Berita ) : Bank Indonesia (BI) melaporkan, kredit pada November 2021 mengalami tren positif meningkat  mencapai Rp 5.694,9 triliun.

Jumlah ini tumbuh 4,4 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan bulan sebelumnya, 3,0 persen.

“Akselerasi pertumbuhan kredit terutama terjadi pada debitur perorangan. Kredit kepada perorangan pada November 2021 tumbuh 8,4 persen yoy, meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 5,6 persen yoy,” laporan Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta,Kamis (23/12).

Namun untuk kredit korporasi  tercatat mengalami perlambatan. Pada Oktober 2021, kredit korporasi tercatat meningkat sebesar 1,1 persen yoy, sedangkan per November 2021 menjadi 0,9 persen yoy.

BI mencatat peningkatan penyaluran kredit pada November terjadi di seluruh jenis kredit, mulai dari kredit modal kerja (KMK), kredit investasi, dan kredit konsumsi. KMK kembali menguat dengan peningkatan sebesar 5,0 persen yoy.

“Pertumbuhan tersebut terjadi di sektor industri pengolahan, serta sektor perdagangan, dan restoran (PHR). Masing-masing sektor tercatat tumbuh 5,1 persen yoy dan 4,5 persen yoy,” jelas Erwin.

Sementara kredit investasi tumbuh 3,5 persen yoy pada November 2021. Kondisi ini berbalik arah dibandingkan bulan sebelumnya yang terkoreksi 0,2 persen yoy. Kenaikan kredit ini ditopang oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, serta industri pengolahan.

“Jenis kredit konsumsi juga terus menunjukkan ketahanannya. Tercatat kredit konsumsi tumbuh 4,1 persen yoy akibat ditopang oleh akselerasi penyaluran kredit multiguna,” ujar Erwin.

Secara rinci, penyaluran kredit sektor properti pada November 2021 tumbuh 4,5 persen yoy. Capaian kenaikan ini sedikit melambat jika dibandingkan Oktober, yakni 4,6 persen yoy.

“Kredit KPR/KPA tumbuh melambat, dari 9,6 persen yoy pada Oktober menjadi 9,3 persen yoy per November. Perlambatan ini disebabkan oleh KPR Tipe 22 sampai dengan 70 di Jawa Barat dan Jawa Tengah,” terangnya.

Adapun kredit real estate mengalami pertumbuhan negatif -1,7 persen yoy, meski membaik dibandingkan pertumbuhan negatif bulan sebelumnya -0,4 persen yoy. Hal ini terutama pada Real Estate Perumahan Menengah, Besar Atau Mewah (Tipe Di atas 70) di Jawa Barat dan Jakarta.

Uang Beredar

Bank Indonesia juga melaporkan posisi likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas mencapai Rp 7.572,2 triliun pada November 2021.

Posisi ini mengalami peningkatan sebesar 11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 10,5 persen yoy.

“Peningkatan tersebut didorong oleh akselerasi uang beredar dalam arti sempit [M1] sebesar 14,7 persen yoy dan uang kuasi sebesar 7 persen yoy,” ungkap Erwin.

Menururnya, peningkatan komponen M1 tersebut didorong oleh pertumbuhan peredaran uang kartal dan giro rupiah.

“Hal ini sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat menjelang akhir tahun dan meredanya kasus Covid-19 di Indonesia,” tuturnya.

Peredaran uang kartal pada November 2021 tercatat sebesar Rp755,1 triliun, atau tumbuh 8,8 persen yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan sebelumnya 8,3 persen yoy. (agt)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *