LPS Miliki Peran Jaga Stabilitas Keuangan 

  • Bagikan

JAKARTA ( Berita ) : Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memiliki peran yang fundamental dalam menjaga stabilitas sistem keuangan Tanah Air dan dinilai mampu melewati krisis pandemi Covid-19 tanpa adanya permasalahan yang serius.

Demikian yang mengemuka dalam diskusi “Forwada Online Media Workshop 2021 – Menelisik Peran LPS dalam Memantik Pertumbuhan Kredit Perbankan”, di Jakarta, akhir pekan.

Direktur Group Riset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Herman Saheruddin mengatakan, LPS merupakan bagian dari empat pilar Komite Stabilitas Sistem Keuangan Nasional (KSSK) yang berfungsi menjamin simpanan nasabah bank dan turut aktif dalam menjaga stabilitas sistem perbankan.

“Sebagai otoritas penjamin simpanan dan resolusi bank, LPS berkomitmen penuh untuk terus menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan nasional dalam upaya untuk membangun NKRI melalui perekonomian yang kuat dan stabil,” ujar Herman.

Dijelaskan, selama periode Januari 2020 – Desember 2021, LPS telah memangkas Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) rupiah sebesar 275 bps dan 150 bps untuk valuta asing.

TBP pada bank umum dan BPR saat ini masing-masing 3,50% dan 6,00% serta untuk valuta asing 0,25%.

“Kebijakan TBP diharapkan dapat mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Dengan TBP yang rendah saat ini maka perbankan akan lebih memiliki fleksibilitas dalam mendorong penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih rendah,” jelas Herman.

Dia menambahkan, LPS akan terus mencermati respon perkembangan suku bunga simpanan antar kelompok bank yang cenderung bervariasi serta dampaknya pada agregat suku bunga pasar dan intensitas kompetisi.

LPS, lanjut Herman, akan terus melakukan pemantauan dan evaluasi atas Tingkat Bunga Penjaminan sesuai perkembangan data dan informasi terkini yang tersedia.

“Tentunya dengan tetap memperhatikan progress pemulihan ekonomi, likuiditas perbankan, dan stabilitas sistem keuangan nasional, paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur PT Bank BCA Syariah Pranata mengungkapkan, kondisi perbankan di tahun 2022 diproyeksikan dapat tumbuh positif.

“Dengan modal cukup kuat dan likuiditas perbankan yang cukup longgar, di 2022 perbankan memiliki kemampuan untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan kepada pelaku usaha dan mendorong kegiatan ekonomi”, tutur Pranata

Sementara, ekonom Ryan Kiryanto menyoroti ketidakpastian ekonomi global yang belum mereda dengan hadirnya varian baru Covid-19 Omicron. Bahkan Badan Kesehatan Dunia (World Healthy Organization/WHO) sudah wanti-wanti agar setiap negara mengambil langkah antisipatisi menghadapi varian baru ini.

Omicron, meski ada yang menyebut tidak seganas varian Delta, namun Omicron tetaplah virus yang harus diwaspadai karena bisa membatasi pergerakan masyarakat dengan adanya lock down dan berdampak pada ekonomi global,”ujarnya.

Ryan juga menyoroti sektor yang menjadi akselerator pada tahun 2022 mendatang. Menurutnya sektor tersebut antara lain telekomunikasi, kesehatan pertanian dan pariwisata serta turunannya.

Dia menuturkan, saat ini saham-saham teknologi komunikasi terus memimpin pertumbuhan indeks saham gabungan di seluruh bursa di dunia.

Sementara pada sektor Kesehatan dan turunanya seperti obat, vitamin dan alkes, menjadi akselerator ekonomi karena semenjak pademi melanda, masyarakat dunia makin peduli akan kesehatannya.

Hal serupa juga terjadi pada sektor pertanian dalam arti luas, tahun lalu walaupun rendah, sektor pertanian tetap tumbuh positif.

Sedangkan sektor pariwisata kini sedang tidur dan akan menjadi akselerator kebangkitan ekonomi di tahun 2022.

“Karenanya, mulai hari ini sektor pariwisata harus menyiapkan infrastruktur pendukung dengan baik, maintenance harus dilakukan, serta menyiapkan SDM yang baik,” pungkas Ryan.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, BCA Syariah optimis untuk dapat meningkatkan perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan di kisaran 8-10 persen di tahun 2022.

Untuk mendukung target tersebut, BCA Syariah bersinergi dengan Bank BCA sebagai induk usaha diantaranya dengan menurunkan biaya dana melalui pengembagan infrastruktur layanan e-channel dan meningkatkan pembiayaan dengan prinsip syariah yang penuh kehati-hatian.

“Kami juga akan meningkatkan literasi perbakan syariah melalui berbagai kegiatan edukasi dan promosi berkolaborasi dengan BCA.  Dengan dukungan dari regulator dan seluruh pemangku kepentingan,” ungkap Pranata.

Dia tambahkan, BCA Syariah akan senantiasa berperan aktif untuk meningkatkan geliat perekonomian masyarakat demi membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional. (agt)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *