KPPU Akan Selidiki Kenaikan Harga Beras

  • Bagikan
Dari kiri ke kanan: Pimpinan Cabang Perum Bulog Medan Dharwa Wijaya, Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut Ibrahim, Kepala KPPU Kanwil I Ridho Pamungkas dan pedagang beras di Pasar Petisah Medan Senin (30/1) pagi. beritasore/laswie wakid

MEDAN (Berita): Harga bahan pangan, utamanya beras dan minyak goreng (Migor) relatif stabil di posisi harga tinggi. Sedangkan harga sayur mayur fluktuatif seperti cabai merah, bawang merah dan tomat.

“Kami akan selidiki kenaikan harga beras itu di distributor dan penggilingan,” ungkap Ridho Pamungkas, Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I kepada wartawan usai inspeksi mendadak (sidak) bahan pangan di Pasar Petisah Medan Senin (30/1) pagi.

Ridho sidak bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Utara yakni Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Ibrahim, Pimpinan Cabang  Perum Bulog Medan Dharma Wijaya, Kabag Kebijakan Perekonomian Biro Perekonomian Pemprov Sumut Ismail Nasution dan instansi terkait lainnya.

Di Pasar Petisah, KPPU bersama TPID hanya sidak harga bahan pangan. Tujuan utama ke pedagang beras, minyak goreng lalu ke sayur mayur, telur, daging sapi, tepung dan  gula pasir.

“Umumnya semua komoditi itu jika terjadi kenaikan harga maka akan sangat berpengaruh terhadap masyarakat,” kata Ridho.

Hal ini juga diakui Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut Ibrahim. Fluktuatif harga komoditi itu sangat berpengaruh terhadap inflasi.

Ridho menambahkan ketika sidak harga bahan pangan, KPPU fokus pada harga minyak goreng (Migor) dan beras. “Harga beras medium relatif stabil di harga tinggi sehingga kami akan terus pantau,” kata Ridho.

Pantauan sidak, harga beras medium Rp13.000 per kg, untuk beras premium Rp14.000-Rp15.000 per kg. Harga itu naik dibanding bulan sebelumnya.

“Bulog terus merealisasikan distribusi beras ke pasar dan daerah-daerah, nampaknya belum efektif,” kata Ridho.

Oleh karena itu, menurut Ridho, KPPU akan sidak menyelidiki ke distributor dan penggilingan dimana masalah sehingga harga beras naik dan bertahan hingga sekarang.

Apakah ada perilaku usaha tidak sehat di dalam perdagangan beras tersebut. “Saat ini masih andalkan beras impor,” ungkapnya.

Sedangkan untuk minyak goreng, tambah Ridho, mereka menerima keluhan pedagang kalau masih sangat susah mendapatkan stok migor.

Harga minyak “Kita” dijual Rp26.000 per kg, jauh diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dipatok pemerintah sebesar Rp14.000 per kg

“Kita lihat dimana masalahnya. Kalau ada distributor yang banyak jual migor premium dan sedikit yang jual minyak Kita maka ada indikasi perilaku usaha tak sehat.

Begitu pula di produsen, jika lebih banyak produksi premium dengan harga tinggi dan minyak curah sedikit karena harganya murah maka di sini ada persaingan usaha tak sehat,” jelas Ridho.

KPPU juga akan sidak langsung dan bertemu dengan pengusaha distributor dan produsen Migor.

Untuk cabai merah Rp 40.000 per kg ke konsumen. Pedagang membeli sayur mayur termasuk cabai merah, tomat, bawang merah dari pasar induk sayur mayur Laucih, Tuntungan yang bersumber dari Tanah Karo.

“Kita mau cek juga nanti. Untuk pasokan cabai, ada mesin cas cabai yang dikelola PD Pasar, tahan penyimpanan bisa sampai 1 bulan.

Harga cabai  ini rentan dengan isu seperti isu pemerintah mau impor beras, harga beras langsung dinaikkan pedagang,” jelas Ridho.

Ia minta maunya pedagang jangan manfaatkan dengan menaikkan harga beras dimana masyarakat masih susah.

Sedangkan harga telur Rp1.500- Rp1700 per butir. Harga itu juga mengalami kenaikan. Harga cabai merah Rp40.000 per kg, tomat Rp12.000 per kg, cabai rawit hijau Rp45.000 per kg, cabai rawit caplak Rp50.000 per kg, bawang merah Rp36.000 per kg dan cabai hijau Rp24.000 per kg.

Sementara itu harga daging sapi Rp130.000 per kg, relatif stabil sejak bulan Ramadhan tahun lalu sampai sekarang. Alil, pedagang daging di sana menyebut pada natal dan tahun baru juga harganya relatif stabil di posisi Rp130.000 per kg.

“Pembeli agak sepi karena uang orang tak banyak. Mungkin nanti jelang Ramadhan bisa harga daging naik,” kata Alil. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *