Kelahiran Bayi Menurun Di Sumut

  • Bagikan
Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin (tiga kiri) pada Sosialisasi Hasil Long Form SP2020 di hotel Cambridge Medan Senin (20/3/2023). beritasore/laswie wakid

MEDAN (Berita): Fertilitas atau Kelahiran  bayi di Sumatera Utara menurun dalam lima tahun terakhir. Pada Sensus Penduduk (SP) 1971 mencatat angka Total Fertility Rate (TFR) sebesar 7,20 sementara pada Long Form SP2020 TFR sebesar 2,48.

“Penurunan fertilitas mengakibatkan proporsi anak-anak dalam populasi ikut menurun,” kata Nurul Hasanudin, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara kepada wartawan di hotel Cambridge Medan Senin (20/3).

Ia berbicara pada Sosialisasi Hasil Long Form SP2020 sekaligus membuka acara diskusi dengan narasumber Diskusi LF SP2020 Ketua Tim Teknis Statistik Sosial BPS Sumut Azantaro dan Prof Heru Santosa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU, Koalisi Kependudukan Indonesia Provinsi Sumatera Utara.

Nurul Hasanudin menjelaskan pada SP1971 hasil TFR 7,20 artinya seorang perempuan melahirkan sekira 7 anak selama masa reproduksinya. Sedangkan pada TFR Hasil Long Form SP2020 mencatat TFR 2,48 yang berarti hanya 2 anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya.

Menurutnya, penurunan angka kelahiran ini mengakibatkan rasio ketergantungan menjadi lebih rendah dan menciptakan bonus demografi. Angka ini juga semakin mendekati tingkat Replacement Level (2.1).

Artinya setiap wanita digantikan oleh satu anak perempuannya untuk menjaga kelangsungan pergantian generasi.

Hasil Long Form SP2020 juga mencatat angka migrasi neto seumur hidup tertinggi di Sumut ada di Labusel, Deliserdang dan Tapteng. Hal ini mengindikasikan bahwa migrasi berkontribusi positif terhadap pertumbuhan penduduk di ketiga kabupaten/kota tersebut.

Sementara itu, Nias, Sibolga san Pematangsiantar angka migrasi neto seumur hidup terendah di Sumut. Artinya banyak penduduk yang berpindah dari tiga daerah tersebut.

Hasil Long Form SP 2020 lainnya generasi milenial (kelahiran 1981-1996) merupakan tertinggi persentase komuternya dibanding generasi lainnya.

Dari 100 penduduk generasi milineal di Sumut, sekitar 2-3 orang diantaranya bekerja/sekolah di luar kabupaten/kota. Pergi pulang secara rutin pada hari yang sama.

Nurul Hasanudin menambahkan  Long Form SP 2020 juga mensensus penyandang disabilitas dimana datanya dapat digunakan sebagai pendekatan dalam pencapaian salah satu target pada rencana aksi nasional penyandang disabilitas 2021-2024.

Dia menyebut SP2020 terkendala pandemi Covid-19 secara Short Form dan Long Form. Awalnya  Long Form SP2020 dilaksanakan pada tahun 2021.

Namun karena masih Covid-19 sehingga pendataan lapangan mulai Mei-Juni 2022 dan selesai Juni 2022-Januari 2023. “Pendataan ini dengan sampel terbesar dalam sejarah,” ungkap Nurul Hasanudin.

Ada 221.632 sampel rumah tangga di 13.852 blok sensus dengan 4.128 petugas lapangan. Pendataan Long Form SP2020 dilakukan untuk mendapatkan parameter  demografi yang akurat dimana pendataannya dilaksanakan dengan mengumpulkan data -data lebih lengkap, tidak hanya demografi tapi juga terkait pendidikan, disabilitas, ketenagakerjaan maupun pendidikan.

“Data Long Form SP2020 lebih banyak variabel yang diambil sehingga dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi penduduk,” ungkapnya. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *