Indeks Ketimpangan Gender Sumut Menurun

  • Bagikan
Teks foto Berita Sore/laswie wakid Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin berbicara kepada wartawan Rabu (2/8).
Teks foto Berita Sore/laswie wakid Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin berbicara kepada wartawan Rabu (2/8).

 

 

MEDAN (Berita): Indeks Ketimpangan Gender (IKG) tahun 2022 sebesar 0,442, mengalami penurunan 0,003 poin dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 0,445.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara Nurul Hasanudin mengatakan hal itu Rabu (3/8).
“Menurunnya Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di Provinsi Sumatera Utara terutama dipengaruhi oleh perbaikan dimensi kesehatan reproduksi dan dimensi pemberdayaan,” ungkapnya.
Perbaikan dimensi kesehatan reproduksi dipengaruhi oleh perbaikan indikator wanita yang melahirkan hidup pertama berusia < 20 tahun tidak di fasilitas kesehatan yang turun dari 16,1 persen tahun 2021 menjadi 15,5 persen pada tahun 2022.
Ia menjelaskan perbaikan dimensi pemberdayaan dipengaruhi oleh perbaikan indikator persentase perempuan di legislatif yang meningkat lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Persentase perempuan meningkat dari 13,13 persen tahun 2021 menjadi 14,14 persen. Sedangkan persentase laki-laki menurun dari 86,87 persen menjadi 85,86 persen pada tahun 2022.
“Ketimpangan gender Sumatera Utara sejak tahun 2018 hingga 2022 secara konsisten
menurun, kecuali pada tahun 2019,” kata Nurul.
Sejak tahun 2018, IKG berkurang sebesar 0,023 poin, ratarata turun 0,006 poin per tahun. Hal ini mengindikasikan ketimpangan gender yang semakin mengecil atau kesetaraan yang semakin membaik.
Penurunan ketimpangan gender terbesar terjadi pada tahun 2021 yang turun 0,023 poin
yang utamanya dipengaruhi oleh membaiknya ketimpangan dimensi kesehatan reproduksi.
Proporsi perempuan melahirkan hidup tidak di fasilitas kesehatan menurun dari 18,30 persen pada tahun 2020 menjadi 14,20 persen pada tahun 2021.
Perkembangan Dimensi Pembentuk Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Sumatera Utara Tahun 2018–2022. Ketiga dimensi pembentuk Indeks Ketimpangan Gender (IKG) secara konsisten mengalami perbaikan.
“Dimensi kesehatan reproduksi membaik, risiko perempuan dalam kesehatan
reproduksi semakin menurun. Sementara, dimensi pemberdayaan dan dimensi pasar tenaga kerja semakin setara,” jelasnya.
Dimensi kesehatan reproduksi perempuan dibentuk dari dua indikator, yaitu proporsi
perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun yang melahirkan hidup tidak di fasilitas kesehatan (MTF) dan proporsi perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun yang saat melahirkan hidup pertama berusia < 20 tahun (MHPK20).
Pada tahun 2018 angka MTF Sumatera Utara sebesar 0,288, kemudian secara berturut-turut turun hingga menjadi 0,142 pada tahun 2022. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *