Data Penduduk Jangan Hanya Terpendam Di Perpustakaan

  • Bagikan
Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin berbicara kepada wartawan di sela Sosialisasi Hasil Long Form (LF) SP2020 di hotel Cambridge Medan Senin (20/3/2023). beritasore/laswie wakid

MEDAN (Berita): Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara Nurul Hasanudin minta agar data Penduduk hasil Sensus Penduduk (SP) 2020 lanjut Hasil Long Form (LF) SP 2020 dapat dimanfaatkan untuk kepentingan data bagi masyarakat.

“Data penduduk ini jangan hanya jadi data publikasi di perpustakaan BPS,” kata Nurul Hasanudin di Medan Senin (20/3/2023).

Hal itu ditegaskan Hasan, panggilan akrabnya ketika membuka Sosialisasi Hasil Long Form (LF) SP2020 di hotel Cambridge Medan Senin (20/3/2023). Diskusi LF SP2020 menghadirkan narasumber Ketua Tim Teknis Statistik Sosial BPS Sumut Azantaro dan

Prof Heru Santosa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU, Koalisi Kependudukan Indonesia Provinsi Sumatera Utara.

Hasan memaparkan pada Sensus Penduduk 2020, terkendala pandemi Covid-19. Sehingga pada tahun 2022 dilanjutkan ke Sensus Penduduk Lanjutan (Long Form) SP2020 yang  variabelnya lebih lengkap,  ada data kelahiran dan kematian selesai Januari 2023. “Dengan kerja keras seluruh pihak, pendataan Long Form SP2020 selesai dilaksanakan,” jelas Hasan.

Dia menyebut Long Form SP2020 memikul misi besar sebagai Benchmark indikator kependudukan Sumut, potret demografi Sumut setelah melewati gelombang kedua Pandemi Covid-19. Evaluasi pencapaian pembangunan di bidang kependudukan pada SDGs dan RPJMD. Kemudian menjadi dasar penentuan kebijakan pembangunan Sumut menuju Indonesia Emas 2045.

Meskipun dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19, kata Hasan, terdapat beberapa inovasi yang diterapkan dalam Long Form SP2020, salah satunya penggunaan berbagai moda pendataan (PAPI, CAPI dan CATI).

Untuk pertama kalinya Computers Assisted Telephone Interviewing (CATI) diterapkan dalam sejarah sensus penduduk di Sumut.

Jadi hasil Long Form SP2020, mencakup data dasar dari angka indikator fertilitas, mortalitas, mobilitas, ketenagakerjaan, disabilitas, pendidikan dan perumahan.

“Penyediaan parameter demografi serta karakteristik penduduk tersebut diharapkan dapat menghasilkan indikator untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian target SDGs dan RPJM di bidang kependudukan,” katanya.

Oleh karena itu, Hasan berharap data yang dihasilkan dari Long Form SP2020 dapat digunakan sebagai indikator sosial yang gilirannya untuk kemajuan ekonomi.

Menurutnya, data penduduk juga ada dari Dukcapil, cuma datanya tak update misalnya anak kuliah di luar kota atau data kelahiran dan kematian. Data Dukcapil berdasarkan KTP dan Kartu Keluarga (KK). Data BPS berada di tengah.

Data Dukcapil ada di kabupaten/kota, tapi tak ada di provinsi. Sehingga diperlukan kolaborasi keduanya dalam penyediaan data. “SP2020 menuju Satu Data Indonesia,” terangnya.

Prof Heru Santosa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU, Koalisi Kependudukan Indonesia Provinsi Sumatera Utara juga mengakui sekarang data penduduk tak hanya dari BPS tapi banyak instansi yang menghasilkan data sendiri.

Menurut Heru, pemanfaatan data kependudukan diperlukan sebagai indikator persiapan generasi berkualitas dan berdaya saing yang mampu berperan aktif dalam kegiatan pembangunan.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu pembangunan berkualitas penduduk difokuskan pada unsur ekonomi, pendidikan dan kesehatan. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *