Cadangan Devisa RI 135,7 Miliar Dolar AS

  • Bagikan
Berita Sore/ist Gubernur BI Perry Warjiyo.
Berita Sore/ist Gubernur BI Perry Warjiyo.

 

 

JAKARTA (Berita): Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2022 tercatat sebesar 135,7 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“Ke depan, defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap rendah dalam kisaran 0,5 persen – 1,3 persen dari PDB, sehingga menopang ketahanan sektor eksternal Indonesia,” kata Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI) Jumat (27/5).
Nilai tukar rupiah terdepresiasi sejalan dengan mata uang regional lainnya, seiring dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Nilai tukar rupiah pada 23 Mei 2022 terdepresiasi 1,20 persen dibandingkan dengan akhir April 2022. Depresiasi tersebut disebabkan oleh aliran modal asing keluar sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah terjaganya pasokan valas domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian Indonesia.
Dengan perkembangan ini, nilai tukar rupiah sampai dengan 23 Mei 2022 terdepresiasi sekitar 2,87 persen dibandingkan dengan level akhir 2021, relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India 4,11 persen, Malaysia 5,10 persen dan Korea Selatan 5,97 persen.
“Ke depan, stabilitas nilai tukar rupiah diprakirakan tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik, terutama oleh lebih rendahnya defisit transaksi berjalan dan supply valas dari korporasi yang terus berlanjut,” katanya.
Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi.
Inflasi Terkendali
Sementara itu, inflasi terkendali dan mendukung stabilitas perekonomian. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2022 tercatat inflasi sebesar 0,95 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi IHK April 2022 tercatat 3,47 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 2,64 persen (yoy), seiring dengan peningkatan harga komoditas global, mobilitas masyarakat, dan pola musiman Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
“Inflasi inti tetap terjaga di tengah permintaan domestik yang meningkat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi,” jelas Perry.
Sedangkan inflasi kelompok volatile food meningkat terutama dipengaruhi oleh kenaikan inflasi minyak goreng seiring penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET). Inflasi kelompok administered prices dipengaruhi oleh inflasi angkutan udara, bensin dan bahan bakar rumah tangga.
Ke depan, tekanan inflasi diprakirakan masih berlanjut sejalan dengan meningkatnya harga komoditas global. Bank Indonesia terus mewaspadai dampaknya terhadap peningkatan ekspektasi inflasi dan menempuh langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terkendalinya stabilitas inflasi ke depan. Bank Indonesia akan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) guna menjaga inflasi IHK dalam kisaran sasarannya yaitu 3,0 persen±1 persen. (wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *