BI Perkirakan Ekonomi Sumut 2024 Mengalami Akselerasi Capai 5,3 Persen

  • Bagikan
Berita Sore/laswie wakid Pj Gubsu Hassanudin (tiga kiri), Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut Yura Djainis (tiga kanan), Konjen Malaysia di Medan Aiyub Omar (dua kanan) dan Deputi Kepala Perwakilan BI Suharman Tabrani (paling kanan) pada Pertemuan Tahunan BI 2023 di hotel Santika Dyandra Medan Rabu (29/11) malam.

MEDAN (Berita): Bank Indonesia memprakirakan perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2024 mengalami akselerasi dalam kisaran 4,5 – 5,3 persen (yoy).

Hal itu diungkapkan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara pada “Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023” (PTBI 2023) di hotel Santika Dyandra Medan Rabu (29/11) malam

Di sana hadir Pj Gubsu Hassanudin, Deputi Kepala Perwakilan BI Suharman Tabrani, Konsul Jenderal (Konjen) Malaysia di Medan Aiyub Omar, para pimpinan bank, pengusaha, pimpinan perguruan tinggi dan para pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah ini.

PTBI itu diawali acara serupa dari BI Pusat dirilis secara offline dan online (zoom, YouTube dan Instagram) yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo dan Gubernur BI Perry Warjiyo. Usai pemaparan perekonomian secara nasional, dilanjutkan kegiatan serupa di daerah, termasuk di Sumut.

Prakiraan terjadinya akselerasi perekonomian Sumut tahun 2024, menurut Yura Djainis karena dilihat dari kinerjanya pada tahun 2023.

Ia menyebut perekonomian Sumut tahun 2023 diwarnai berbagai tantangan namun tetap bisa tumbuh dengan melanjutkan tren pemulihan di kisaran 4,3- 5,1 persen (yoy) di tengah masih tingginya ketidakpastian global.

“Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi diprakirakan berasal dari permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), tren pemulihan didorong oleh industri pengolahan dan konstruksi,” jelas Yura.

Dari sisi perkembangan harga, laju inflasi gabungan 5 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumatera Utara pada tahun 2023 diprakirakan lebih rendah dan kembali ke dalam sasaran inflasi nasional 3 persen +-1 pwrsen.

Dari sisi global, penurunan tekanan inflasi didorong oleh relatif turunnya inflasi barang impor. Sementara dari sisi domestik, terkendalinya inflasi, terutama didukung oleh terjaganya pasokan komoditas pangan strategis.

“Dengan memperhatikan berbagai perkembangan terkini, kami memprakirakan bahwa perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2024 mengalami akselerasi dalam kisaran 4,5 – 5,3 persen (yoy),” tegasnya.

Dari sisi permintaan, motor penggerak pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara diprakirakan masih berasal dari konsumsi rumah tangga. Hal ini didukung oleh ekspektasi ekonomi domestik yang tetap kuat seiring membaiknya pendapatan rumah tangga.

Dari sisi Lapangan Usaha (LU), tren pemulihan terjadi pada pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan. Kinerja ketiga LU utama tersebut diprakirakan meningkat didorong kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pertanian, permintaan domestik yang masih kuat, serta adopsi teknologi digital dalam perdagangan.

Sementara itu, tambah Yura, laju inflasi Sumut pada tahun 2024 diprakirakan tetap terkendali dan berada pada rentang sasaran inflasi 2,5 persen +- 1 persen.

Sinergi kebijakan pengendalian inflasi antara Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia, optimalisasi pemanfaatan
anggaran pengendalian inflasi yang tepat guna, dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) memainkan peran yang lebih penting dalam pengendalian inflasi di 2024.

“Di tengah optimisme perekonomian Sumut ke depan, kami menyadari terdapat beberapa tantangan, baik dari sisi global maupun domestik, yang perlu diwaspadai di tahun 2024,” katanya.

Dari sisi global, tantangannya adalah: (i) berlanjutnya konflik geopolitik di kawasan Eropa dan Timur Tengah, (ii) kenaikan suku bunga global, (ii) pelemahan ekonomi negara mitra dagang utama serta (iv) risiko cuaca ekstrem akibat anomali iklim.

Ekonomi domestik juga masih menghadapi sejumlah tantangan struktural antara lain tantangan inflasi yang ditimbulkan dari kenaikan harga produk dan jasa impor (imported inflation).

Kebijakan yang diterapkan oleh negara-negara produsen komoditas pangan utama berpotensi menyebabkan gangguan pasokan dan kenaikan harga komoditas di Sumatera Utara,” ujarnya.

Menurut Yura, perekonomian Sumut belum terdistribusi secara merata, masih terpusat di Pantai Timur, khususnya kawasan Mebidangro. Hal ini disebabkan oleh belum meratanya pembangunan infrastruktur yang dapat menghambat potensi aglomerasi industri.

Iinfrastruktur di kawasan wisata Sumut juga masih terbatas. Hasil penelitian survei Guality Tourism Bank Indonesia menunjukkan beberapa aspek infrastruktur yang masih memerlukan perhatian antara lain jalan, listrik, air, dan internet di kawasan wisata Sumatera Utara.

Perlunya meningkatkan adopsi praktik berkelanjutan oleh pelaku bisnis serta optimalisasi pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Sumatera Utara. Pemanfaatan EBT masih dibawah 5096 dari total potensi yang dimiliki dan masih didominasi oleh tenaga minihidro.

Selain itu masih belum meratanya tingkat akseptansi sistem pembayaran digital. Hal ini disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu belum meratanya literasi keuangan digital, infrastruktur jaringan telekomunikasi, dan inovasi layanan digital di daerah.

Juga perlunya meningkatkan paradigma pelaku UMKM dalam mengadopsi teknologi digital. Inovasi dan adopsi teknologi penting agar pelaku UMKM dapat menjalankan proses bisnis sesuai best practices untuk mencapai produktivitas yang optimal.

“Dalam menghadapi berbagai tantangan yang telah disampaikan sebelumnya, Sumut harus mengambil langkah strategis untuk memperkuat sinergi dan membangun optimisme kebangkitan ekonomi,’ jelas Yura.

Dia menyebut untuk untuk mendukung pemerataan akseptansi digital sistem pembayaran. Hal ini dapat dilakukan melalui monitoring penyediaan jaringan telekomunikasi khususnya pada daerah Terdepan, Terluar , Tertinggal (3T) inovasi Pajak dan Retribusi Daerah, penguatan kerjasama Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi (TP2DD) dengan pihak lainnya, serta pengoptimalan peran BPD sebagai pemegang Rekening Kas Umum Daerah.

Mengoptimalkan peran local champion sebagai role model dalam mengoptimalkan adopsi teknologi dan implementasi best practices serta melaksanakan capacity building dan pendampingan yang terfokus kepada pelaku UMKM.

Di acara PTBI 2023 itu, BI memberikan apresiasi kepada perbankan pengusaha dan UMKM.(wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *