2022, BI Proyeksikan Kredit Perbankan  Tumbuh 6 – 8 Persen

  • Bagikan

JAKARTA ( Berita ) : Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kredit perbankan di 2022 akan tumbuh antara 6 – 8 persen, lebih tinggi dari proyeksi tahun ini di kisaran 4 – 6 persen.

Dari pertumbuhan tersebut, kredit BCA Syariah diprediksi bisa tumbuh 8 – 10 persen atau diatas rata-rata perbankan nasional.

“Kita upayakan pertumbuhan di atas rata-rata perbankan, kita coba proyeksian tumbuh 8-10 persen.

Untuk DPK BCA Syariah juga disesuaikan seiring dengan acuan BI, yakni sama di antara 8-10 persen,” kata Direktur PT Bank BCA Syariah Pranata dalam Forwada Online Media Workshop – Menelisik Peran LPS dalam Memantik Pertumbuhan Kredit Perbankan, Jumat (24/12/2021).

Pranata melihat prospek perbankan yang cukup positif di 2022. Karena tingkat suku bunga acuan yang mulai stabil. Perbankan juga mempunyai modal yang cukup kuat yaitu likuiditas yang cukup longgar dan beban cost of fund yang terus turun.

“Dari instrumen ini tentu akan jadi modal perbankan dalam keputusan menyalurkan kredit dengan margin yang cukup rendah,” tutur dia.

Pengamat Perbankkan dan Staf Kusus Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ryan Kiryanto mengatakan, ada tiga  sektor yang menonjol selama 2 tahun terakhir di masa pendemi yaitu sektor yang terkait dengan telekomunikasi, sektor kesehatan, dan sektor yang berkaitan dengan olahraga.

Ryan menjelaskan sektor telekomunikasi atau informatika meningkat karena selama masa pandemi masyarakat diharuskan membatasi dalam melakukan aktifitas, terutama bekerja.

“Maka mau tidak mau aktifitas dilakukan dengan online seperti zoom meeting, wayback maupun perangkat teknologi lainnnya. Karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan Work From Home (WFH),” terangnya.

Pada sektor kesehatan, sambung Ryan, seperti industri farmasi dan obat-obatan herbal terlihat permintaannya tinggi di pasaran. Hal ini disebabkan masyarakat tiba-tiba menjadi konsen dengan kesehatan.

Kemudian pada sektor olahraga, Ryan menerangkan, misalnya di masa pandemi tiba-tiba masyarakat menyukai olahraga bersepeda.

Hal ini membuat angka penjualan sepeda naik signifikan berikut perlengkapan asoserisnya.

Ryan menambahkan, sektor berikutnya adalah pertanian dalam arti luas bahkan pada masa pandemi sektor pertanian memimpin pendapatan tinggi. Pertanian meski tumbuh dengan baik, rapi tingkat pertumbuhannya relatif rendah namun tetap positif.

Sementara itu Direktur Group Riset  Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Herman Saheruddin mengungkapkan ada 3 hal untuk mendukung pemulihan eknomi nasional yaitu sinergi, komunikasi dan literasi.

“Sinergi sangat penting, karena sinergi dengan dukungan yang penuh antara pemerintah, perbankan dan segenap lapisan masyarajat kebijakan yang dikeluarkan bisa mencapai target,” kata Herman.

Sementara komunkasi sangat penting karena sebagus apapun kebijakannnya, jika komunikasinya kurang optimal maka saat di terima masyarakat akan bisa lain.  “Oleh sebab itu pemerintah bersama regulator harus meningkatkan komunikasi yang intensi,” imbuhnya. (agt)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *