Mengatasi 1.300 Ha Sawah Gagal Tanam Di Madina

  • Bagikan
Teks foto Berita Sore/Irham H. Nasution Kadis PUPR Madina Elpi Yanti Harahap mengamati siphon patah jaringan irigasi Sungai Batang Gadis, yang ternyata tersumbat sampah dan material kayu.
Teks foto Berita Sore/Irham H. Nasution Kadis PUPR Madina Elpi Yanti Harahap mengamati siphon patah jaringan irigasi Sungai Batang Gadis, yang ternyata tersumbat sampah dan material kayu.

MADINA (Berita): Jaringan irigasi bermasalah di Kab. Mandailing Natal, yang mengakibatkan 700 ha sawah di Panyabungan dan 800 ha sawah di Siabu gagal tanam, sedang diusahakan perbaikannya.

“Saat ini, kami masih membersihkan sampah dan material kayu yang luar biasa banyaknya di dalam saluran yang patah, kami akan membutuhkan waktu lebih karena di samping sampah sedimen juga banyak sekali di dalam, hanya menyisakan sedikit ruang bagi air lewat,” ujar Elpi Yanti Harahap, ST.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Madina menjawab waspada.id dan beritasore.co.id melalui saluran telepon seluler, Rabu (23/8).

Teks fotoBerita Sore/Ist Kadis PUPR Madina Elpi Yanti Harahap dan Camat Siabu Syukur Soripada Nasution di lokasi jaringan irigasi bermasalah akibat tanggul Sungai Batang Angkola jebol, beberapa waktu lalu.
Teks foto
Berita Sore/Ist
Kadis PUPR Madina Elpi Yanti Harahap dan Camat Siabu Syukur Soripada Nasution di lokasi jaringan irigasi bermasalah akibat tanggul Sungai Batang Angkola jebol, beberapa waktu lalu.

Elpi, alumni Fakultas Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, mengungkapkan, pihaknya mengusahakan semaksimal mungkin mengadakan perbaikan sementara untuk kemudian mudah-mudahan pada 2024 perbaikan permanen akan dilaksanakn Balai Wilayah Sungai Sumatera II sebagai pemiilik kewenangan.

“Untuk wilyah Siabu juga sesuai hasil notulen rapat kami di BWS, diperbaiki oleh mereka dalam hal ini tanggul Sungai Batang Angkola yang jebol,” ujar Elpi Yanti Harahap.

Sedangkan untuk wilyah Pakantan, Lembah Sorik Marapi dan Rantobaek, lanjut Elpi, sudah diusahakan di PAPBD 2023 ini dilaksanakan pemeliharaan rutin.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan Madina Drs Parlin Lubis, MSi mengungkapkan, dari penelusuran petugas Dinas Perdagangan Madina untuk Pasar Baru dan Pasar Lama Panyabungan, ada kenaikan harga beras akibat produktivitas gabah menurun, salah satunya akibat kerusakan jaringan irigasi pertanian sekira 1.300 ha.

Parlin Lubis mengatakan, terjadinya kenaikan harga beras dalam minggu ini karena produktivitas gabah menurun akibat terjadinya kerusakan pada jaringan irigasi pertanian sehingga berdampak terhadap pasokan beras.

Dijelaskan, musim panen merupakan titik balik dalam siklus beras, di mana petani mengumpulkan hasil panen dan memasoknya ke pusat perdagangan.

Menyikapi terjadinya kenaikan harga beras di beberapa pasar sekitar Panyabungan, Parlin Lubis melakukan koordinasi dengan Kadis Pertanian Kabupaten Mandailing Natal Siar Nasution.

Hasil koordinasi dilakukan dan informasi diterima Kadis Perdagangan dari Kepala Dinas Pertanian menyebutkan, salah satu faktor utama menyebabkan petani tidak tanam dan sebagian lagi petani mengalami keterlambatan panen adalah karena rusaknya jaringan irigasi.

Dampak dari rusaknya jaringan irigasi, kata Parlin, para petani di sekitar Panyabungan tidak melakukan tanam padi dan diperkirakan luas pertanian yang tidak tanam mencapai 700 ha.

Di wilayah Siabu, lanjut dia, ada sekira 800 ha yang tidak tanam. Untuk wilayah Kotanopan biasanya hasil panen mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (tidak dijual ke pasar). Jadi, totalnya diperkirakan 1.300 ha sawah gagal tanam. (irh)

 

 

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *