Iskandar Hasibuan Dan Kisah Bocah Penderita Tumor Ganas

  • Bagikan
Iskandar Hasibuan

SEJAK saya kenal, Iskandar Hasibuan adalah sosok menjadi tempat pengaduan soal kerakyatan, segala hal. Dari berbagai kalangan.

Tak hanya sebatas di Mandailing Natal, juga menyangkut berbagai masalah menyangkut kerakyatan di Tapanuli Bagian Selatan.

Saya lihat, jurnalis ini begitu bahagia, dengan wajah berbinar-binar, sesaat setelah aspirasi warga mampu diwujudkan walaupun harus melalui perjuangan berat, berliku.

Pertama ketemu, sekitar 1998, justru kami jumpa di Bumi Warta Jalan Brigjen Katamso Medan. Dua orang Mandailing ketemu di Medan.

Dia datang ke redaksi Waspada/Berita Sore, untuk mengurus pengobatan Fahruddin, bocah tujuh tahun penderita tumor ganas di wajah, asal Desa Hutaraja, Kec. Batangnatal (sekarang Kec. Linggabayu).

Awalnya, dia tulis berita bocah asal Pantai Barat ini dengan nada menggugah, memprihatinkan. Fahruddin, bocah usia tujuh bulan menderita tumor di wajah.

Pertama dimuat di Harian Waspada, langsung direspon seorang dermawan yang siap menanggung semua biaya pengobatan.

Bang Is, begitu panggilan akrab Iskandar Hasibuan , ditelepon redaksi dari Medan.

Bang Is diminta bersama-sama bawa Fahruddin, si bocah dan keluarganya ke Medan untuk diobati segera.

Saya ingat, pagi itu, seusai rapat proyeksi, Bg Is mau buat berita lanjutan bocah penderita tumor di wajah.

Kami cari komputer sedang nganggur di lantai dua, karena pagi-pagi biasanya komputer semua dipakai di redaksi lantai tiga.

Tampak, dia sangat serius menulis berita lanjutan bocah penderita tumor warga Desa Hutaraja, Kec. Batangnatal (sekarang Kec. Linggabayu). Saya melirik dan membacanya.

Isinya, orangtua si bocah mengungkap syukur dan terimakasih tiada terhingga kepada Olo Panggabean, yang menanggung seluruh biaya pengobatan.

Hal seperti ini , seperti dialami banyak wartawan , merasa ikut bersyukur karena membantu warga, walaupun bantuan itu melalui tangan orang lain.

Tentu saja, berbagai hal ikut andil membantu masyarakat di Madina dan Tabagsel menyangkut kerakyatan, tidak melulu berpangkal dari pengaduan masyarakat.

Informasi itu diperoleh kemudian diperjuangkan melalui media, seperti dialami bocah penderita tumor asal Hutaraja.

Alhamdulillah, dermawan membantu menanggung seluruh biaya pengobatan melalui operasi.

Setelah kembali ke Panyabungan dan aktif lagi, berita-berita bernuansa kerakyatan terus dia munculkan di Waspada.

Saat saya di redaksi, saya melihat dan mencermati, kuantitas berita Bang Is tergolong tinggi menyangkut berita memperjuangkan kepentingan rakyat.

Tak perlu heran, Iskandar Hasibuan pernah ditabalkan wartawan Waspada di Sumut paling produktif.

Apa saja yang Bg Is perjuangkan ? Sebenarnya, banyak. Ratusan warga miskin diperjuangkan untuk tetap berobat, penderita tumor, kanker, bahkan warga melahirkan tidak ada biaya bersalin dan lain-lain, walaupun saat itu belum ada BPJS.

Itulah, antaralain yang membuat Iskandar Hasibuan duduk menjadi anggota DPRD Madina periode 2009-2014.

Bg Is pernah bilang, dia mencalonkan anggota DPRD Madina tidak punya uang, masyarakat yang justru mendorongnya dan ramai-ramai memilihnya di Pileg waktu itu. Alhamdulillah, keberhasilan itu juga keberhasilan rakyat.

Saat ini, saya mendengar, Iskandar Hasibuan menjadi bakal calon legislatif (Bacaleg) untuk anggota DPRD Sumut.

Saat ini, Bg Is punya Malintang Pos Group (koran, online dan lewat Youtube) — belakangan Malintang Pos TV — yang sembilan tahun ini terus menampung aspirasi dan memperjuangkan kepentingan rakyat. Media ini dijadikan perjuangan seperti dari rakyat untuk rakyat.

Mudah-mudahan, di usia 9 tahun Malintang Pos Group, akan terus semakin berkiprah memperjuangkan kepentingan rakyat.

Insya Allah, jika Iskandar Hasibuan jadi anggota DPRD Sumut, tentu saja ladang pengabdian semakin luas, dari rakyat untuk rakyat.

Semoga yang diperbuat dan diperjuangkan jadi limpahan pahala. Aamiin. *** Irham Hagabean Nasution ***

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *