Expo Ekonomi Kreatif Madina, Jual Beras Dan Tiba-tiba Tutup

  • Bagikan
Sebagian beras 7 ton terjual di Expo Ekonomi Kreatif di pelataran Masjid Agung Nur Ala Nur Panyabungan, kemarin. beritasore/Irham H. Nasution

PANYABUNGAN (Berita): Pelaksanaan Expo Ekonomi Kreatif di pelataran Masjid Agung Nur Ala Nur Panyabungan 14-17 Agustus 2023, yang salah satunya untuk menyemarakkan HUT ke-78 RI, justru mengundang kehebohan.

Stand di Expo Ekonomi Kreatif di pelataran Masjid Agung Nur Ala Nur Panyabungan, kemarin. beritasore/Irham H. Nasution

Informasi dihimpun waspada.id dan beritasore.co.id, Jumat (18/8) pelaksanaan Expo Ekonomi Kreatif menjadi sorotan, termasuk peserta expo yang membingungkan susah mencari peserta pelaku ekonomi kreatif Madina. Stand expo malah banyak kosong.

Bahkan, dikabarkan, event 20 stand ini dijadwalkan berlangsung empat hari, dua hari expo justru sudah kosong. Banyak pengunjung geleng kepala, padahal pelaku UMKM di Madina seharusnya benar-benar diberdayakan, salah satu lewat kegiatan expo, bazar dan semacamnya.

Ketika dikonfirmasi, Ketua Panitia Expo Ekonomi Kreatif Madina Salamuddin yang juga Plt Kadis Pariwisata Madina mengungkapkan, yang mengikuti expo ini pelaku usaha kuliner dan photo grapi.

Dia mengungkapkan  selain ditambah dengan beberapa OPD yaitu, Ketapang, Bapenda dan Infokom. Kepanitiaan Expo Ekonomi Kreatif Madina hanya dari Dinas Pariwisata Mandailing Natal.

Saat dihubungi Kepala Badan Ketahanan Pangan Madina Taufik Zulhandra Ritonga mengungkapkan, stok 7 ton di Expo Ekonomi Kreatif ludes dua hari dijual Rp9.900 per kg. “Sehingga, stand kita di Expo Ekonomi Kreatif Madina kosong karena beras sudah teejual,” ujar Kepala Badan Ketapang Taufik Zulhandra Ritonga.

Dijelaskannya, program Badan Pangan Nasional, yang berasnya dititipi di Bulog. “Program ini, kerjasama Bapanas, Bulog dengan Ketapang daerah. Orientasinya, untuk kemaslahatan orang banyak, khususnya untuk ketahanan pangan masyarakat  Madina,” ujar Taufik.

Pelaku usaha di Madina mengungkapkan, pelaksanaan Expo Ekonomi Kreatif Madina, bazar dan pameran, dapat menjadi salah satu upaya menggerakkan ekonomi Madina.”Namun, event seperti ini harus dipersiapkan matang dengan cara profesional, sehingga sasaran yang ingin dituju dapat mencapai tujuan diinginkan, bukan malah seperti dipaksakan,” ujarnya.

Pelaku usaha tidak mau ditulis mengungkapkan, seharusnya pemberdayaan UMKM Madina difokuskan untuk pemberdayaan, apalagi dengan meengedepankan kearifan lokal.

Dia menyebut beberapa contoh seperti Kampoeng Kaos Madina, Narisya Batik Motif Mandailing, usaha kuliner (minuman) toge, kipang, usaha menggunakan gula aren, ikan kering (ikan asin atau ikan tawar kering), ikan sale dan lain-lain.

Ketua BPC HIPMI Madina, Zainal Arifin mengatakan, dia malah tidak mengetahui adanya pelaksanaan acara Expo Ekonomi Kreatif di Masjid Agung Nur Ala Nur. Dia baru mengetahui acara tersebut dari beberapa media memberitakan acara pembukaan expo itu, kemarin.

“Tidak ada diajak oleh panitia. Bahkan, saya tahu ada acara itu ketika baca berita pembukaan expo kemarin,” jelasnya melalui WhatsApp.

Zainal pun mengatakan, para pengusaha ekonomi kreatif di Madina yang berada dalam HIPMI pun tidak ada diajak untuk berpartisipasi, sehingga untuk kegiatan Expo Ekonomi Kreatif tahun, ini HIPMI tidak bisa ambil bagian.  (irh)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *