Masyarakat Perlu Mengenali Gejala Penyakit Hepatitis Akut

  • Bagikan
Diskusi dialektika Demokrasi 'Hepatitis Akut Mengancam, Bagaimana Antisipasinya ? di Jakarta Kamis (19/5). Beritasore/ist
Diskusi dialektika Demokrasi 'Hepatitis Akut Mengancam, Bagaimana Antisipasinya ? di Jakarta Kamis (19/5). Beritasore/ist

JAKARTA (Berita): Sumatera Utara salah satu provinsi yang akan menjadi pantauan penyakit Hepatitis Akut menyusul ditemukannya satu pasien termasuk di provinsi Jatim, Kaltim.

Penyakit Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya oleh badan kesehatan dunia (WHO), sehingga dianggap masih misteri.

“Di Indonesia gejalanya muntah diare menyerang anak-anak 5 sampai 16 tahun. Paling banyak di DKI Jakarta. Provinsi lain hanya satu yaitu Sumut, Jatim dan Kaltim,”ungkap Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi dialektika Demokrasi  ‘Hepatitis Akut Mengancam, Bagaimana Antisipasinya ? di Jakarta Kamis (19/5).

Untuk mengantisipasi hal itu Nadia meminta pemerintahan kota dan pemerintahan kabupaten mempersiapkan rumah sakit rujukan guna memitigasi penyebaran  penyakit Hepatitis Akut.

Namun demikian belumlah perlu dibentuk Satgas khusus apalagi menurut dia penanganan pandemi terus membaik, sehingga kita belum perlu membentuk satgas atau mengevaluasi pembelajaran tatap muka (PTM).

“Nanti akan ada Surat Edaran dan kami akan berkoordinasi dengan Kemendikbud dalam hal bagaimana melakukan pengawasannya,”ujarnya.

Menurut ahli epidemiologi itu perlu juga digiatkan lagi aktivitas fisik olahraga ringan  bagi pelajar.

“Terkait anak-anak walaupun vaksin hepatitis c yang kita gunakan kami menganjurkan orang  tua segera melengkapi vaksinasinya, karena itu salah satu mengatasi penyakit hepatitis akut,”ujarnya.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Golkar Emanuel Melkiades Laka Lena dalam hal itu mengatakan, kita sekarang  pada fase awal mengenali jenis penyakit tersebut dulu.

Sementara  cerita yang berkembang di tingkat global maupun Indonesia, bahkan di level WHO sendiri pun sampai hari ini, belum ada penjelasan yang cukup shahih tentang jenis penyakit ini yang bisa kita pegang.

“Kita semua dan kita semua juga masih meraba-raba. Karena posisi kita masih meraba-raba, tentu yang paling penting adalah pencegahan karena  sebenarnya, itu yang paling mungkin, pencegahan bagaimana memastikan agar  jalur masuknya penyebab penyakit  itu jangan sampai ke  anak-anak kita,”ksta Emanuel.

Komisi IX  katanya lagi akan membahas  bersama dengan Kemenkes. Hari Senin mendatang Komisi IX sudah memutuskan untuk mengundang Kementerian Kesehatan dan pihak terkait untuk soal hepatitis akut ini dibahas dalam rapat kerja.

“Karena ini seperti kurang lebih mirip dengan kejadian pada saat covid  mudah mudaham kita lebih awal antisipatif dengan kejadian ini,”ujarnya.

Menurut dia, keterangan dari WHO dan Kemenkes mengatakan yang diserang oleh penyakit itu anak  usia 1 bulan sampai 16 tahun.

Kalau memang pada angka yang tersebut ini yang paling berbahaya, bagaimana kita memastikan agar saluran pernapasan dan saluran pencernaan sianak  aman dari infeksi penyakit ini, karena kita baru optimal pada di pencegahan tentu tentu yang paling penting adalah kita lakukan adalah mencegah.

Jadi mencuci tangan, menjaga jarak dan berbagai macam aktivitas berlaku hidup sehat  mutlak harus kita aktifkan kembali,”kata pimpinan  komisi yang membidangi masalah kesehatan itu.

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Rahmad Handoyo mengingatkan, perlu diketahui masyarakat, kenalilah tanda-tandanya, gejala-gejalanya.

“Syukur kalau sudah ketahuan bahwa ada diare, pusing, demam dan kemudian diikuti perubahan warna kulit, saya kira  segeralah kita bawa anak Kita untuk dibawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan, sehingga masih bisa disembuhkan.

Pemerintah juga sudah menyampakan bahwa penyakit ini bisa sembuh, meskipun datangnya juga sangat cepat tetapi potensi mematikan juga ada.

“Saya kira, edukasi, sosialilssi harus segera kita sampaikan. Oleh karena itu walaupun sudah dilakukan pemerintah saya meminta untuk lebih masif lagi kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, kepada seluruh fasilitas kesehatan untuk disampaikan tanda-tandanya.

Yang utama tentu tidak  perlu panik dan takut serta takut berlebihan tetapi yang penting adalah seluruh warga, seluruh orang tua waspada dan  pasang kuda-kuda terhadap penyakit ini,”kata Rahmad Handoyo.(rms)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *