Chatib Basri: Jangan Tergantung Pada Pajak Korporasi

  • Bagikan
Dirjen Pajak Suryo Utomo (kanan) bersama Plt Kakanwil Ditjen Pajak Sumut I Max Darmawan pada Webinar yang juga menghadirkan Ekonom Senior Chatib Basri Rabu (11/11). Beritasore/Laswie Wakid
Dirjen Pajak Suryo Utomo (kanan) bersama Plt Kakanwil Ditjen Pajak Sumut I Max Darmawan pada Webinar yang juga menghadirkan Ekonom Senior Chatib Basri Rabu (11/11). Beritasore/Laswie Wakid

MEDAN (Berita): Ekonom Senior M Chatib Basri mengatakan salah satu masalah dalam pajak adalah ketergantungan pada penerimaan dari corporate tax atau pajak korporasi.

Untuk itu penting adanya transformasi dari corporate tax kepada individual income tax yang lebih stabil. “Jangan tergantung pada pajak korporasi,” kata Chatib Basri, yang juga mantan Menteri Keuangan RI Kamis (12/11).

Menurut dia pada Webinar yang digelar Kanwil Ditjen Pajak Sumut I itu, sebagian besar corporate tax kita disumbangkan oleh perusahaan yang aktivitasnya di dalam sumber daya alam.

Akibatnya ketika energi dan komoditi mengalami penurunan maka perusahaan-perusahaan tersebut mengalami kerugian sehingga pembayaran pajaknya juga mengalami penurunan.

“Ketergantungan akan corporate tax ini yang juga menjadi penyebab pertumbuhan dari penerimaan pajak nasional mengalami -17 persen saat pandemi Covid-19,” katanya.
.
Tetapi seandainya ke depan jika transformasi bisa dilakukan kita bisa lebih banyak tergantung kepada individual income tax yang pendapatannya dapat dari gaji. Gaji itu fluktuasinya relatif lebih kecil dibandingkan corporate tax. Jadi transformasi ini menjadi sangat penting. Transformasi ini bukan hanya secara nasional tapi juga di Sumut.

“Dugaan saya di Sumut kontribusi dari corporate tax jauh lebih besar dibandingkan individual income tax. Ini juga yang membuat ketika harga CPO drop, maka implikasinya penerimaan pemerintah juga mengalami penurunan. Maka kita harus melakukan transformasi ke depan,” jelasnya.

Terpilihnya Joe Biden menjadi Presiden AS beberapa waktu lalu belum akan mengubah ketegangan perdagangan antara China dan AS.

Ia mengatakan perang dagang ini memang punya pengaruh pada harga komoditas dan energi.

“Jika perang dagang berakhir, harga komoditas bisa naik, maka pendapatan usaha atau revenue di Sumut bisa naik. Tapi sepertinya kita harus bersabar karena ketegangan Perdagangan Amerika dengan China bukan soal Trump atau Biden,” katanya.

Dikatakannya ini adalah soal Amerika berhadapan dengan China. Sulit mengharapkan ekonomi China akan recovery segera sehingga harga CPO, batubara, energi, dan komoditas belum akan naik segera. Penerimaan pajak juga tidak akan mudah beberapa bulan ke depan. (Wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan