Harga Jahe Merah Meroket

  • Bagikan
DAMPAK COVID-19, Harga Jahe Merah Meroket di Pasar Tradisional Balige, Jumat (20/3). Suasana pasar juga terlihat sepi pasca dikeluarkannya imbauan untuk menghindari keramaian oleh Bupati Toba, Darwin siagian. Berita Sore/Ist
DAMPAK COVID-19, Harga Jahe Merah Meroket di Pasar Tradisional Balige, Jumat (20/3). Suasana pasar juga terlihat sepi pasca dikeluarkannya imbauan untuk menghindari keramaian oleh Bupati Toba, Darwin siagian. Berita Sore/Ist

TOBA (Berita): Harga jahe merah di Pasar Tradisional Balige mulai meroket disela mewabahnya COVID-19 di seluruh dunia.

Tingginya harga jahe merah ini diakibatkan banyaknya informasi yang merebak bahwa jahe merupakan salah satu rempah yang berkhasiat meningkatkan imun tubuh yang diyakini akan lebih kebal terhadap COVID-19 Jum’at (20/3).

Berdesarkan keterangan pedagang, Op Verel br Marbun, 52, kenaikan harga jahe merah ini merupakan yang tertinggi sejak 5 tahun terakhir.

Di Pasar Balige, harga jahe merah dijual antara Rp 75,000 hingga Rp 80,000/Kg.

Kenaikan harga jahe diperkirakan akan terus meningkat mengingat minimnya stok yang tersedia dari petani cukup minim.

“Kabarnya, jahe merah kualitas yang paling bagus itu malah dikirim ke daerah lain dan stoknya hanya sedikit. Inipun kita hanya dapat 2 kilo saja untuk kita jual ecer,” ujar Op Varel.

Selain jahe merah, jahe putih juga mengalami lonjakan harga.

Sebelumnya, jahe putih dijual kisaran harga Rp 25,000 hingga Rp 30,000/Kg, naik menjadi Rp 40,000/Kg nya.

Temu lawak naik dari Rp 25,000/Kg menjadi Rp 35,000/Kg.

Sementara harga sembako di Pasar Balige seperti beras, minyak makan, nawang outih, bawang merah, ikan, dan sayuran cukup stabil. Kenaikan harga cukup signifikan hanya terjadi pada gula pasir dan telur.

Sebelumnya harga gula pasir Rp14,000/Kg naik menjadi Rp 18.000/Kg dan telur dari harga Rp 38,000/papan naik menjadi Rp 44,000/papan.

Senada, Ma Loy Tambunan, 49, yang setiap hari pekan menjual gorengan dan Mie Gomak mengaku kenaikan harga gula ini sudah terjadi sejak seminggu terakhir.

“Sudah seminggu harga gula naik, sepertinya ini dampak dari corona,” paparnya.

Pasar Balige juga sangat sepi, sepanjang lorong lorong pekan terlihat pembeli yang lalu lalang hanya sedikit.

Kondisi ini sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.

“Biasanya gang-gang ini selalu ramai, bahkan orang kerap berdesakan hanya untuk bisa lewat. Tapi sekarang, semua gang terlihat sepi. Jumat lalu pekan masih ramai, tidak seperti hari ini,” imbuh Ma Loy.

Suasana pasar yang sepi terjadi sejak pemerintah meliburkan sekolah dan mengjimbau warga untuk tidak keluar rumah kecuali untuk keperluan yang benar benar penting. (Waspada.id)

Berikan Komentar
  • Bagikan