Gubsu Diharapkan Prioritaskan “Orang Dalam” Dirut Bank Sumut

  • Bagikan

MEDAN (Berita): Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi diharapkan lebih memprioritaskan “orang dalam” untuk menjadi Direktur Utama (Dirut) Bank Sumut.

Artinya sumber daya internal yang benar-benar berkarir dari bawah secara linear di Bank Sumut.

Demikian masukan Himpunan Mantan Pengurus Pusat Serikat Pekerja Independen Bank Sumut (SPI-BS), Kamis (2/3) di Medan sehubungan sedang bergulirnya proses pengangkatan calon dirut bank daerah milik pemerintah dan masyarakat Sumut ini, menyusul mengundurkan dirinya Dirut sebelumnya Rahmat Fadillah Pohan.

Dikemukakan bukan bermaksud mendikotomikan apalagi mengultuskan antar sumber daya, namun Bank Sumut memang memiliki karakteristik tersendiri, selain menggali laba juga ada visi misi pemerintah propinsi dan kabupaten kota se-Sumut.

Oleh sebab itu mereka memohon kepada pemegang saham terutama Gubsu selaku pemegang saham pengendali untuk mempertimbangkan pengangkatan Dirut periode 2023-2027 berasal dari pejabat aktif atau mantan pejabat atau pegawai aktif atau mantan pegawai Bank Sumut yang mumpuni serta berkarir sejak awal di Bank Sumut.

Hal ini berdasarkan kekhasan visi misi Bank Sumut ssebagai bank daerah atau BUMD yg mempunyai tujuan dan pencapaian kinerja spesifik berdasarkan cakupan provinsi yang jauh berbeda dengan bank-bank lainnya

Kekhasan Bank Sumut ini menurut pengamatan mereka sering gagal dipahami oleh sosok yang berbudaya dan tujuan kinerja berbeda sehingga pencapaian kinerja sangat tidak maksimal, bahkan gagal membawa kepentingan masyarakat Sumatera Utara.

Sebagai mantan pengurus Serikat Pekerja sekaligus sebagai pensiunan Bank Sumut, mereka tahu betul bagaimana bahwa gaya kepemimpinan “orang dalam” sudah pernah menorehkan sejarah tinta emas bagi Bank Sumut yakni Gus Irawan Pasaribu yg pernah menjabat sebagai Dirut Bank Sumut selama 12 tahun.

Beliau berkarir dari nol sebagai pegawai lalu diangkat pertama kali menjadi Dirut bekerja bersama2 dgn seluruh jajaran Direksi/Komisaris, termasuk didukung kerja keras seluruh pegawai, terutama Serikat Pekerja yg telah didirikan pegawai Bank Sumut sejak masa krisis telah berhasil membawa Bank Sumut mencapai kemajuan yang membanggakan.

Sementara itu catatan yang ada
Bank Sumut pernah nyaris dilikuidasi namun atas kepiawaian kinerja “orang dalam” yang pernah diamanahkan menjadi Dirut maka Bank Sumut bangkit dan bahkan maju pesat, pada saat masa kepemuimpinan Gus Irawan Pasaribu.

Saat itu menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank Sumut, ketika itu harusnya sudah dilikuidasi karena bangkrut.

Namun berdasarkan ketentuan perbankan, Bank milik Pemda ini akhirnya mendapat kesempatan untuk hidup dan melaksanakan aktivitas perbankan jika memenuhi beberapa persyaratan, yakni penambahan modal pemilik dan keikutsertaan negara dalam pemilikan.

Keikutsertaan negara dalam kepemilikan adalah sehubungan dengan Program Rekapitalisasi Perbankan untuk memenuhi persyaratan IMF, ketika itu dalam rangka mengatasi krisis ekonomi yang melanda.

Pemda sebagai pemilik Bank Sumut belum memiliki jumlah dana yang cukup untuk memenuhi persyaratan tambahan modal yang wajib disetor.

Namun, Pemerintah Provinsi Sumut kemudian mendapat kesempatan untuk meminjam dana pemerintah pusat.

Dan dengan persetujuan DPRD Sumut, Pemerintan Provinsi akhirnya berhutang kepada pemerintah pusat dalam jumlah yang cukup besar.

Pengembalian pokok hutang menjadi tanggung jawab peminjam, namun pembayaran bunganya menjadi tanggung jawab bank.

Sejak itu, Bank Sumut mendapat predikat sebagai bank yang berhutang kepada negara, masyarakat, dan pegawai. Padahal bank tersebut didirikan dalam rangka mensejahterakan masyarakat Sumut.

Wajar saja jika ketika itu tak ada yang bersedia memimpin kepengurusan Bank Sumut.

Dalam status ‘SOS’, pada tahun 2000 Gubsu Rizal Nurdin saat itu sebagai pemegang saham pemilik suara terbesar, menjaring calon pemimpin dari pegawai Bank Sumut sendiri.

Dan melalui proses normal sesuai dengan UU dan peraturan perbankan, terjaringlah empat pegawai yang memenuhi ketentuan.

Saat itulah Gus tampil sebagai pemimpin untuk mewujudkan kesejahteraan yang merupakan inti visi misi Bank Sumut.

Tiga periode kepemimpinan, Gus Irawan berhasil menjadikan Bank Sumut sebagai bank daerah yang disegani.

Selama 2000-2012, Bank Sumut berhasil menyabet setidaknya 86 penghargaan untuk berbagai kategori.

Dengan tidak menafikan ketentuan Allah SWT, Gus mampu memberdayakan seluruh sumber daya yang tersedia untuk bergerak mewujudkan visi misi Bank Sumut, sehingga dapat ikut berkontribusi bagi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara.(wie)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *