Warga Kawasan Produksi Gas Pertanyakan 86 Persen Tenaga Kerja Putra Daerah

  • Bagikan
Waspada/Zainal Abidin Para geusyik di sekitar perusahaan gas Aceh Utara, sedang menanggapi pernyaan Dirut PGE yang menegaskan 86 tenaga kerja putra daerah.
Waspada/Zainal Abidin Para geusyik di sekitar perusahaan gas Aceh Utara, sedang menanggapi pernyaan Dirut PGE yang menegaskan 86 tenaga kerja putra daerah.

 

LHOKSUKON (Berita) : Warga kawasan produksi gas alam Aceh Utara, melalui sejumlah kepala desa mempertanyakan, 86 persen tenaga kerja PT. PGE dari putra daerah.

Menurut tokoh warga Syamtalira Aron, H. M. Yusuf Hasan, Minggu (28/2) saat rekrutmen tenaga kerja PGE beberapa waktu lalu, tidak ada warga lingkungan yang diterima sebagai karyawan. “Menurut laporan sejumlah geusyik (kepala desa-red), tidak ada warga kami yang diterima,” sebut H.M.Yusuf Hasan.

H.M.Yusuf Hasan mencontohkan, Ari Suruadi yang berpengakaman di Cepu, namun tidak diterima di PGE. Kondisi serupa juga dialami Ahmad Saifanur,28, dari Dayah Aron, juga tidak diterima. Zainuddin lulusan Ekonomi Manajemen juga gagal, meskipun telah ikut dalam rekrutmen tersebut.

Sebelumnya, pada acara Kenduri Syukuran Satu Tahun Alih Kelola WK B, Direktur Utama PGE, Teuku Muda Ariaman menjelaskan, tenaga kerja saat ini di PGE 86 persen putra daerah dari Aceh Utara dan Lhokseumawe. Kenduri syukuran berlangsung di halaman Gedung Serba Guna Komplek Perumahan PAG, Muara Satu, Kota Lhokseumawe, pada Kamis (26/5).

Pernyataan Dirut PGE kemudian disampaikan Humas PGE melalui press release kepada Waspada, tentang keberhasilan pengelolaan Blog B. Direktur Utama PGE, Teuku Muda Ariaman, menyebutkan bahwa selama mengelola Blok B, PGE telah berhasil menaikkan jumlah produksi rata-rata gas lebih tinggi 5 persen dari anggaran, realisasi anggaran lebih efesien sebantyak 30 persen.

Selanjutnya, tenaga kerja saat ini di PGE 86 persen putra daerah dari Aceh Utara dan Lhokseumawe, Banda Aceh dan Aceh Timur 9 persen dan sisanya hanya 5 persen dari luar Aceh.

“PGE juga merupakan pembayar pajak terbesar ke tiga di Aceh pada tahun 2021, kami juga telah melaksanakan sejumlah program CSR diantaranya pemberian sapi meugang kepada masyarakat di tujuh kecamatan ring 1 perusahaan, santunan ribuan anak yatim menjelang lebaran, bantuan sembako untuk korban banjir di Aceh Utara, dan sejumlah kegiatan pengembangan masyarakat lainnya” ungkap Teuku Muda.

Ia juga mengaku terkait kepemilikan 10 persen saham Kabupaten Aceh Utara dalam pengelolaan Blok B melalui BUMD Aceh Utara, yaitu PT Pase Energi Aceh Utara sedang dalam proses Due Deligence di Kementerian ESDM. Diharapkan akan selesai pada akhir tahun ini.

“PGE juga akan merealisasikan komitmen kerja pasti selama 5 tahun dengan dengan melakukan kegiatan seismik 3D dengan nilai investasi sebesar 33,9 juta Dolar Amerika, Insya Allah akan dimulai pada semester dua tahun ini, mohon doa dan dukungan para pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat Aceh kegiatan operasional dan proses pencarian sumber baru migas kita ini berhasil karena hal ini akan menentukan keberlangsungan Blok B 20 tahun ke depan, jika kita gagal maka Blok B ini secara keekonomian hanya bisa beroperasi hanya sampai 2 tahun ke depan sampai 2024,” ujar Teuku Muda. (wsp/b08)

 

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *