Lagi, 8 Santriwati Korban Pelecehan Seksual di Agara

  • Bagikan
Angkat barang : Salah satu orang tua santri, tengah mengangkat tilam, Lemari dan barang lainnya ke atas Betor untuk dibawa pulang,pasca terjadinya dugaan pelecehan seksual dilakukan oleh Pimpinan Ponpes MJ berinisial AF.Gambar diabdikan Senin siang ( 28/8) Berita Sore/Husaini Amin
Angkat barang : Salah satu orang tua santri, tengah mengangkat tilam, Lemari dan barang lainnya ke atas Betor untuk dibawa pulang,pasca terjadinya dugaan pelecehan seksual dilakukan oleh Pimpinan Ponpes MJ berinisial AF.Gambar diabdikan Senin siang ( 28/8) Berita Sore/Husaini Amin

 

LAWE BULAN (Berita ) : Warga Aceh tenggara kembali dihebohkan dengan kabar 8 orang Santriwati di salah satu Ponpes di Aceh Tenggara, diduga telah menjadi korban pelecehan seksual oleh ustadz kondang di kecamatan Lawe Bulan.

Hingga Senin (28/8), isu menerpa santriwati itu, jadi perbincangan hangat ditengah masyarakat luas, karna sempat heboh di sejumlah dinding FB sejak Sabtu (26/8).

Terungkapnya kasus dugaan pencabulan tersebut, usai adanya laporan dari salah satu keluarga korban insial J,49 kepada SPKT Polres setempat pada Minggu (27/8).

Sesuai dengan laporan polisi : LPB/153/VIII/2023/SPKT, dengan identitas terlapor, AF 41, salah satu pimpinan Pondok Pesantren Kecamatan Lawe Bulan.

Tercatat ada 8 korban pelecehan diantaranya. SA 13, SM 13, FA 12, ZK 13, TN 13, MA 13, S13, JL 12, semua korban warga Aceh Tenggara.

Kapolres Agara, AKBP R. Doni Sumarsono S. Ik melalui Kasat Reskrim, Iptu Bayu Pribadi kepada Wartawan daerah Senin siang (28/8), membenarkan telah menerimanya laporan terkait 8 Santriwati diduga korban pelecehan seksual.

Kasus ini mencuat, berdasarkan hasil pengakuan para korban, pelecehan seksual terjadi pada bulan Agustus 2023, dengan modus pelaku memanggil para santriwati ke kantor pondok pesantren.

Ulah Oknum Pimpinan Ponpes cabul tersebut, mengawali perbuatannya dengan memanggil santriwati dari 2 orang, hingga 5 orang,awalnya Ustadz AF, berdalih akan memberi pelajaran khusus tentang ” hati” kepada santriwati telah memenuhi panggilannya, sembari mengatakan “kalian tau hati itu dimana ” tanya AF ke santriwati yang ada didalam kantor ponpes tersebut.

Dengan menunjukkan disini “sambil memegang arah dada, pelaku kemudian berkata lagi ” bukan itu, tapi disini sembari membuka baju para santriwati dengan meraba bahagian dalam dada para santriwati tersebut.

Selanjutnya, pelaku membuka celananya, dengan menunjukkan kemaluannya dengan menyuruh korban untuk memegang kemaluannya, hingga Ustadz AF alami ejakulasi dan berkata sambil memegang cairan yang keluar dari kemaluannya.

AF berkata “bahwa dari sinilah kalian berasal”. setelah selesai, para santriwati disuruh keluar dan beraktivitas seperti biasa.

Kejadian tersebut sempat tersimpan, alasan korban tidak berani melapor karena Ustadz AF berpesan “JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA”.

Akhirnya kasus ini mencuat pada (26/8), korban atas nama S,langsung melaporkan kejadian yang dialaminya dan teman teman kepada orang tuanya dan pada hari minggu (27/8), keluarga korban yang merasa keberatan melaporkan kejadian pelecehan seksual tersebut ke polres Aceh Tenggara.

Dengan sigap Satreskrim langsung menghubungi kepala sekolah Pesantren SN agar pelaku diamankan oleh sat reskrim dan dibawa ke Polres Aceh Tenggara guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Pada Pukul 10.00 WIB pelaku dibawa ke Mapolres Aceh Tenggara dan berdasarkan hasil pemeriksaan bahwa AF mengakui perbuatannya dan Khilaf atas segala perbuatannya.

Saat ini, pelaku telah diamankan guna menghindari kemarahan dan amukan dari massa, saat ini pelaku telah diamankan di Mapolres Aceh Tenggara guna proses penyelidikan dan penyidikan terang Kasat.

Sementara itu pengakuan dari salah satu guru Pasantren MJ.Sastra Numairi,SPd guru PAI kepada Berita dilokasi Pasantren Kute Mbaru kecamatan Lawe Bulan Senin (28/8) kepada Berita mengatakan, tidak menyangka telah terjadi hal demikian (pelecehan) kata Numairi.

Ustadz AF itu sudah punya istri dan anak, mereka juga tinggal disini, dan tidak ada hal yang mencurigakan, dia berharap sesuai arahan Kamenag Saiful dalam kunjungannya Senin pagi (28/8) kata Numairi, sekolah tetap lanjut, proses hukum terus berjalan.

Dalam menyikapi kejadian tersebut, pihak Pasantren MJ akan melakukan rapat dengan wali Santriwan/i untuk membicarakan kelangsungan proses belajar disini.

Hingga saat ini, aktivitas masih berjalan seperti biasa, pengeras suara kita rusak, tersambar petir pada Minggu (27/8), makanya tidak ada suara mengaji hari ini, moga hal ini tidak lagi terjadi dan mempengaruhi kelanjutan aktivitas belajar,serta mencoreng nama baik Ponpes MJ ini.

Kemarin memang ada warga datang dan melempari lokasi pondok pansantren, namun tidak ada yang rusak parah. kata Sastra mengakhiri.

Sementara itu pihak keluarga AF, Garlon Awal salah satu aktivis Agara, kepada Berita Senin siang (28/8) di lokasi Pasantren MJ mengatakan, pihak keluarga tengah melakukan upaya mediasi untuk mencari jalan ” Damai”.

Dalam pantauan Berita hingga Senin siang (28/8) tampak orang tua dan keluarga santri berdatangan di lokasi Ponpes MJ, tengah berkunjung serta, sebahagian wali murid menjemput anaknya dibawa pulang.

Kapolsek Lawe Bulan dan Anggotanya tampak berjaga-jaga dilokasi tersebut, upaya pengamanan dari hal-hal tidak diingini.

Sementara itu Sopian,35 salah satu orang tua santri, tengah berkemas mengangkat barang milik anaknya, anak saya minta pindah, dia takut kejadian dapat menimpanya juga, kata Sopian, dia juga tidak menyangka hal ini bisa terjadi, berharap nantinya pihak Ponpes MJ dapat menganti rugi rugi penguleluaran kami saat masuk kemari, kata Sopian dia akan memindahkan anaknya kesalah satu sekolah tingkat SLTP kata Sopian.(aie)

 

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *