Gedung Megah, Siswa Belajar Di Lantai

  • Bagikan
Siswa -Siswi UPTD SPF SDN Tulaan Kecamatan Gunung meriah Kabupaten Aceh Singkil melaksanakan proses belajar mengajar di lantai. Beritasore/M.Zaelani Sidik
Siswa -Siswi UPTD SPF SDN Tulaan Kecamatan Gunung meriah Kabupaten Aceh Singkil melaksanakan proses belajar mengajar di lantai. Beritasore/M.Zaelani Sidik

Aceh Singkil (Berita) : Memiliki gedung megah tingkat II tapi sangat disayangkan para siswa-siswi di UPTD SPF SDN Tulaan masih melaksanakan proses belajar mengajar di lantai menggunakan lesehan.

Kenyataan ini terjadi dikarenakan lamba nya pasokan moubilier dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Aceh Singkil sehingga terpaksa para siswa harus belajar di lantai hampir selama dua tahun terakhir Kata Muhammad Munik,S.Pd selaku Kepala sekolah, Jumat (29/10) di ruang kerjanya.

Dikatakan, para siswa yang terpaksa belajar di lantai II gedung sekolah yang baru selesai di bangun menggunakan dana Otsus Aceh tahun 2020 lalu,”ada tiga ruang kelas yang kosong sama sekali moubiliernya, yaitu ruang Lantai atas atau lantai II,” katanya.

Selanjutnya kata Munik, proses belajar di lantai ini sudah dua tahun berjalan, jelas sangat mengganggu sekali.

Bila di lihat, hampir tidak ada sama sekali moubilier disana alias kosong, kasihan sekali para siswa belajar.

“Idealnya, ruang kelas itu terdiri atas meja, kursi,meja guru, kursi guru, papan tulis dan lemari, terpaksa kita mohon bantu kepada para orang tua siswa untuk membawa meja kecil belajar yang persis seperti wahana belajar anak TK,” ucap nya lirih.

Munik mengaku sudah dua tahun ini kita coba mengajukan kondisi riil, baik secara langsung atau melalui surat bahkan proposal, semua daya dan upaya telah dilakukan kepada Bapak Kepala Dinas Pendidikan namun hingga kini belum terealisasi juga sebut nya.

Awalnnya 2020 lalu saya mendapat jawaban dan Bapak Kepala Dinas,” nanti diajukan, Tahun 2021 pengadaan moubilier di coreng dewan dan terakhir kali adalah nanti diajukan kembali 2022, sampai kapan penantian panjang ini, kasihan para siswa,”ujarnya.

Selain pengadaan moubilier kata Munik menambahkan sekolah juga sangat mengharapkan pengadaan sarana IT berupa laptop sebanyak 80 unit minimal ,”itu hitungannya / kelas dan sesuai dengan tuntutan Asesmen Nasional yang dilaksanakan setiap sekolah,”tegas Munik.(zel)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *