DPR-RI Nilai Pengerjaan Proyek Bendung Irigasi Krueng Pase Lamban

  • Bagikan
Anggota Komisi V DPR-RI H. Ruslan M Daud bersama tokoh masyarakat Aceh Utara melihat langsung pembangunan Bendung DI Krueng Pase yang dinilai lamban, Senin (9/5). Ist
Anggota Komisi V DPR-RI H. Ruslan M Daud bersama tokoh masyarakat Aceh Utara melihat langsung pembangunan Bendung DI Krueng Pase yang dinilai lamban, Senin (9/5). Ist

 

LHOKSUKON (Berita) : Anggota Komisi V DPR-RI H. Ruslan M. Daud (HRD) meminta ketegasan rekanan proyek, agar segera melanjutkan pembangunan Bendung Irigasi Krueng Pase. Ribuan petani perihatin dengan pembangunan proyek APBN tersebut yang dinilai lamban.

Permintaan Anggota DPR-RI asal Aceh ini disampaikan dalam kunjungannya di lokasi proyek Bendung Krueng Pase, Meurah Mulia, Aceh Utara, Senin (9/5). HRD mengaku perihatin dengan kondisi pembangunan yang dinilai lamban. “Setelah mendapatkan pekerjaan, diabaikan seperti ini, tidak bagus,” tegas Ruslan M Daud di depan perwakilan Balai Wilayah Sungai Sumatera Kementerian PUPR di lokasi Bendung Krueng Pase.

Dia juga menegaskan, pihaknya telah memperjuangkan anggaran APBN, agar ribuan hektare sawah petani Aceh Utara bisa dialiri irigasi. Namun setelah dana dialokasikan, penagangan Daerah Irigasi (DI) Krueng Pase tersebut diterlantarkan. Dari data LPSE, Pagu anggaran Rehabilitasi Bendung DI Krueng Pase mencapai Rp56. 000.000.000.

Dalam kesempatan itu, HDR juga meminta pihak balai agar memperhatikan keluhan ribuan petani dari sembilan kecamatan yang bergantung dengan Irigasi Krueng Pase. Pihak balai harus menjembatani masyakat dengan pihak rekanan. Sehingga ke depan tidak lagi terkendala dalam pembangunan proyek tersebut.

Sebelumya, warga juga menyampaikan keluhan kepada HRD. Diantaranya disampaikan oleh Camat Tanah Luas. Menurutnya, selama ini petani telah bersabar dengan kondisi bendung Krueng Pase. “Masyarakat kami telah rela tidak turun ke sawah, demi kelancaran pembangunan bendung,” tegas Camat.

Namun sekarang warga kecewa, pembangunannya sangat lamban. “Warga kecewa, sebulan hanya dikerjakan satu persen,” tegasnya kembali. Keluhan serupa juga disampaikan Camat Meurah Mulia, Nibong, Samudera, dan Camat Tanah Pasir. (wsp/b08)

 

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *