Darurat Bencana Banjir Aceh Utara, 2 Tewas

  • Bagikan
Sejumlah warga mengarungi banjir hingga merendam sejumlah kendaraan di Jl. Pang Lateh, Lhoksukon, Aceh Utara, Senin (3/1). Akibatketinggian air semakin tinggi, Mapolsek Lhoksukon dan sejumlah kantor pemerintahan Pemkab Aceh Utara terendam. beritasore/ist
Sejumlah warga mengarungi banjir hingga merendam sejumlah kendaraan di Jl. Pang Lateh, Lhoksukon, Aceh Utara, Senin (3/1). Akibatketinggian air semakin tinggi, Mapolsek Lhoksukon dan sejumlah kantor pemerintahan Pemkab Aceh Utara terendam. beritasore/ist

LHOKSUKON ( Berita ) : Banjir Aceh Utara kian meluas, demikian juga daerah lainnya seperti Langsa, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang. Bahkan di Aceh Utara, ada 2 korban tewas, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) menetapkan status darurat bencana, Senin (3/1).

Informasi diterima Senin (3/1), korban tewas tercatat dua anak saat bermain air yang meluap di saluran akibat banjir.

Korban asal Beuringen,Kec. Samudera, meninggal ketika sedang mandi di saluran air Jl. Museum Samudera Pasai, Kec. Samudera. Sehari sebelumnya, seorang anak juga meninggal terseret arus di Kec.Matang Kuli.

Kapolsek Samudera Iptu Saprudini SH, MH menjelaskan,korban bernama Muhammad Rafa Alfarisi, 7, merupakan warga Beuringen, Kec. Samudera, Aceh Utara. Korban ditemukan meninggal dunia tenggelam di saluran air Jl. Museum Malikussaleh di Gampong Beuringen.

Korban merupakan anak pasangan Iswanda dan Asniyati, saat ini Rafa Alfarisi masih duduk di Kelas 1 SD.

Kronologis kejadian, siang itu korban sedang mandi bersama abang dan sejumlah anak lainnya. Namun ketika semua anak kembali, Rafa Alfarisi tidak kembali.

Abang korban Fahmi yang berusia sekitar 10 tahun,kemudian mengadu kepada neneknya, Raga Alfarisi tenggelam.

Pihak keluarga bersama warga berusaha mencari korban. Sekira pukul 13:00 korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Menurut warga air dalam saluran tersebut sebelum dangkal. Namun akibat hujan, debit air meningkat. “Sekarang kedalaman air sekitar 1,5 meter,”ujar salah seorang warga Samudera, Aceh Utara.

Sehari sebelumnya, TM. Andika, 12, warga Gampong Meuriah, Kec. Matang Kuli,meninggal tenggelam, Minggu (2/1) sekira pukul 15:30 korban berhasil dievakuasi Tim Gabungan SAR, Polsek, Polres, dan Anggota Koramil Matang Kuli.

Kapolsek Matang Kuli AKP Asriadi mengatakan,korban tenggelam saat sedang mandi di lokasi banjir.

“Kronologis kejadian bermula ketika korban sedang berenang di luapan banjir dengan beberapa orang teman seusianya,”tutur Kapolsek.

Namun tiba-tiba korban terperosok jatuh ke dalam saluran irigasi. Ketika itu saluran sudah tidak nampak akibat tertutup dengan air luapan banjir.

Selanjutnya, teman-teman korban berusaha untuk menolong, namun korban langsung tenggelam serta terbawa arus air.

Korban terbawa arus menuju ke sungai di Gampong Parang IX Kec. Matangkuli. “Pada pukul 15.30 korban ditemukan dan dievakuasi ke rumah duka,” ujarnya

Darurat Bencana

Diketahui banjir luapan sungai di Aceh Utara terus meluas. Penanganan terus ditingkatkan, bahkan Pemkab Aceh Utara telah menetapkan Status Darurat Bencana.

Melalui Rapat Koordinasi, Minggu (2/1) sore di Kantor Sekdakab, Bupati Aceh Utara mengeluarkan Keputusan Nomor 360/1/2022. Keputusan tersebut menegaskan,Status Tanggap Darurat Bencana Alam Banjir Aceh Utara.

Dalam rapat yang dihadiri unsur Muspida plus juga ditegaskan, Tanggap Darurat berlaku selama 14  hari, terhitung mulai 2 Januari 2022.

Pantauan Wartawan, banjir meluas ke kawasan Kantor Bupati Aceh Utara di Simpang Landeng, Alue Duren, Lhoksukon, Senin (3/1).

Menurut warga, sekira pukul 00:00 dini hari, terjadi luapan Krueng Keuruto Aceh Utara di kawasan Landeng.

Ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa, selain di Simpang Landeng, banjir juga meluas kawasan Tanah Luas. Jalan negara yang berada di samping Krueng Keuruto meluap. Rumah warga di sana juga terendam.

1.073 KK

Sementara dampak banjir yang melanda Kota Langsa hingga tiga hari terakhir, dilaporkan sebanyak 1.073 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban banjir dan sebagiannya harus mengungsi ke tempat yang lebih aman, akibat rumahnya terendam banjir dalam tiga hari ini, Senin (3/1).

Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Langsa Nursal Saputra SSTP,MSP, yang dikonfirmasi, Senin (3/1) melaporkan, jumlah korban banjir atau dampak terkena banjirserta sebagiannya harus mengungsi disebabkan rumah warga yang tergenang air dalam beberapa hari ini.

“Ada sekitar 19 gampong yang terkena banjir dengan total 1.073 KK yang kena banjir,”jelas Nursal.

Untuk data hingga malam ini tercatat untuk Kec. Langsa Lama, ada 10 gampong diantaranya GP. Meurandeh ada 30 KK mengunsi di Kantor Geuchik, Gp. Seulalah Baru ada 19 KK mengungsi di Kantor Geuchik, Gp. Seulalah 69 KK diungsikan di Kantor Geuchik.

Gp. Meurandeh Dayah ada 40 KK mengungsi di kantor geuchik, Gp.Meurandeh Teungoh ada 52 KK diungsikan diperumahan Dusun Bakti.

Lalu, kata Nursal, untuk Gampong Sidodadi ini tergolong banyak yang terdampak banjir sebanyak 352 KK atau sekitar 1.000 jiwa yang harus diungsikan di pasar tradisional.

Sedangkan untuk Gp. Pondok Pabrik juga ada sekitar 75 KK atau sekitar 250 jiwa yang harus mengungsi di kantor geuchik setempat, untuk Gp. Geudubang Aceh ada 25 KK yang dipusatkan posko pengungsiannya di salah satu rumah warga dan Gp. Geudubang Jawa ada 10 KK.

Kemudian untuk Kec. Langsa Timur yang didapat informasi ada bendungan irigasi pecah dan berdampak banjir pada 6 gampong diantaranya Simpang Wie ada 56 KK yang terkena banjir, Gp. Buket Pulo ada 20 KK.

Gp. Matang Cengai 22 KK, Gp. Medang Ara 28 KK, Gp. Alue Pinengada 90 KK dan Gp. Asam Petik ada 68 KK atau sekitaran 200 jiwa yang terkena banjir.

Selanjutnya untuk Kec. Langsa Kota hanya ada 3 Gampong yang terkena banjir yakni Gp. Teungoh ada 17 KK yang terkena banjir tepatnya di lorong permaidan lorong Nga.

“Ada juga di Dayah Tgk Riski ada 100 jiwa Santi penghuninya yang terkena dampak banjir serta Gampong Jawa sebahagian namun belum didata berapa KK yang terkena imbas banjir,”terang Nursal.

Sejauh ini upaya memberikan bantuan masa panik maupun evakuasi warga terus dilakukanoleh tim BPBD bersama dengan Basarnas, TimSAR, TNI, Polri, Dinsos dan berbagai pihak dalampenangganan banjir di Kota Langsa.

Nursal menambahkan, hingga saat ini para pengungsi juga sebagian sudah mulai kembali kerumahnya masing-masing karena cuaca sudah keluar matahari dan air sudah mulai surut.

“Alhamdulilah sekarang ini sudah mulai pulang para pengungsi kerumahnya masing-masing,hanya Gampong Matang Cengai yang belum surut air banjir,” timpal Nursal. (Wsp)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *