Tiang Listrik Tumbang Dua Korban Tersengat Listrik Minta Pertanggungjawaban PT. PLN

  • Bagikan
Jumirin salah seorang korban tersengat listrik PT. PLN. (Berita Sore/Paimin)
Jumirin salah seorang korban tersengat listrik PT. PLN. (Berita Sore/Paimin)

ASAHAN (Berita) : Dua warga Desa Pulau Rakyat Tua, Kecamatan Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan, yakni Febri Adrian dan Jumirin yang diduga korban tersengat arus listrik akibat tiang PLN tumbang di Dusun IX Desa Pulau Rakyat Tua pada 9 Oktober lalu mengharap keadilan dan kompensasi yang wajar dari pihak PLN. Karena, akibat musibah itu kedua korban mengalami cidera di bahagian dada dan terpaksa mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

Informasi diperoleh korban pertama adalah Jumirin warga Dusun VI, ketika itu ia hendak menuju tempat kerjanya sebagai centeng kebun PT. Lanhotma di Dusun X Desa Pulau Rakyat Tua, di perjalanan dalam suasana gelap gulita hanya dengan menggunakan lampu senter tiba-tiba Jumirin terpental dari sepeda motornya dan jatuh ke badan jalan hingga tak sadarkan diri.

“Ada setengah jam saya baru sadar, tapi saya tidak tahu apa yang terjadi pada diri saya, terkejut saya dekat saya ada tiang PLN tumbang”, ucap Jumirin kepada wartawan, Senin (22/9/25).

Dengan sempoyongan Jumirin mencoba berdiri, antara sadar dan tidak dia berjalan menuju rumahnya menyelusuri kegelapan malam. Sesampainya di rumah ia langsung mendapat pertolongan dari keluarganya, karena kondisinya lemah dan merasaka dadanya sakit dan muntah-muntah langsung dibawa ke Puskesmas Pulau Rakyat, dan akhirnya dirujuk ke RSU Kisaran untuk mendapat perawatan intensif.

“Saya sudah laporkan musibah ini kepada kepala dusun dan Kepada Kepala Desa, tetapi hingga saat ini belum ada satu orangpun dari pihak PT. PLN yang datang menemui saya untuk memberikan pertanggungjawaban”, ucap Jumirin saat ditemui wartawan, Senin (22/9/25).

Berselang beberapa jam, sekira pukul 06.00 WIB korban Febri Adrian warga Dusun VII Desa Pulau Rakyat Tua, ketika ia bersama seorang temannya pergi mencari ikan di parit Dusun IX Desa Pulau Rakyat Tua. Ketika mereka sedang memantau kondisi air dari atas sebuah jembatan besi tanpa disadari di sekitar lokasi terdapat tiang listrik PLN yang tumbang mengarah ke parit yang diduga ada arus listrik yang mengalir ke jembatan besi tersebut.

Begitu Febri menyentuh bagian besi jembatan, tubuhnya terpental dan jatuh ke parit dengan kedalaman sekitar 1,5 meter, dan tubuh Febri tenggelam ke air parit tersebut. Sementara temannya panik dan berteriak meminta pertolongan. Tak lama kemudian datang warga melakukan evakuasi terhadap korban Febri dan membawanya ke Puskesmas Pulau Rakyat, selanjutnya dilarikan ke Rumah Sakit Umum Kisaran untuk mendapat perawatan intensif.

Informasi diperoleh beberapa hari setelah kejadian itu pihak PLN mendatangi korban Februari dengan menyerahkan kompensasi berupa uang sebesar Rp300 ribu. Namun uang tersebut dikembalikan oleh Amri selaku ayah korban langsung ke Kantor Unit Pelayanan PLN Simpang Kawat yang berada di Desa Manis, Kecamatan Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan. Pengembalian uang itu karena kompensasi yang diberikan oleh pihak PLN dianggap tidak sebanding dengan apa yang sakit yang dideritanya dan yaris merenggut nyawa anaknya itu.

“Tapi pihak PLN kembali menemui keluarga korban Februari dan menyerahkan uang konferensi sebesar Rp 2.500.000, itupun dinilai kurang pantas, karena korban masih butuh biaya untuk pemulihan kesehatannya”, ucap Ganda yang mendampingi ayah korban menemui Kepala PLN.

Sementara itu Kepala Kantor Unit Pelayanan PLN Simpang Kawat, Rahman yang dikonfirmasi wartawan, Selasa (23/9/25) membenarkan pihaknya telah memberikan kompensasi kepada korban Febri sebesar Rp 2.500.000. Sedangkan korban lain atas nama Jumirin pihak PLN belum mengetahui dan berjanji dalam waktu dekat akan datang ke rumah korban untuk mihat kondisinya.

“Kita jumpai dulu kondisinya seperti apa, baru kita pertimbangkan untuk memberikan bantuan terhadap korban”, ujar Rahman.

Berdasarkan informasi tiang PLN yang tumbang itu sudah lama miring tapi tidak mendapat perbaikan dari petugas PLN. Namun hal itu dibantah Rahman dan anggotanya, karena setiap saat dilakukan perawatan, bila ada tiang yang miring dilakukan perbaikan.

“Tiang PLN itu tumbang kemungkinan karena awalnya ada yang membuat kerambah, air parit tidak mengalir tanah menjadi longsor, apalagi beberapa hari sebelumnya sering turun hujan”, ungkap salah seorang anggotanya yang diamini Rahman. (min).

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *