BINJAI (Berita): Ratusan pekerja yang mengangkat sampah di Kota Binjai melakukan mogok massal karena dua bulan gaji mereka tak dibayar, akibatnya sampah menumpuk di jalanan.
Aksi mogok kerja dilakukan ratusan tenaga Pegawai Non ASN di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang beralamat di Jalan Sibolga, Kecamatan Binjai Selatan Selasa (4/3/2025).
Mogoknya pekerja di instansi DLH itu berdampak terjadinya tumpukan sampah di jalan protokol Jalan Sudirman dan lokasi lainnya yang mengakibatkan juga menyebarkan aroma kurang sehat.
Setelah mogok massal, barulah ada kesadaran membayar gaji. Wakil Walikota Binjai Hasanul Jihadi, dikonfirmasi awak media di ruang kerjanya, Rabu (5/3/2025) menyatakan hari ini sudah selesai permasalahan terkait gaji
Pemerintah Kota Binjai bertanggungjawab untuk menyelesaikan persoalan gaji petugas pengangkut sampah. “Untuk sampah sejak pagi tadi sudah tidak ada di jalan lagi. Begitu pun kita meminta kepada masyarakat, jika memang masih ada tumpukan sampah, tolong kasih tau kami. Biar langsung kami sidak dan dilakukan pembersihan,” tegas Jiji, panggilan akrab Hasanul Jihadi.
Mewakili Pemko Binjai, Jiji juga memohon maaf atas tertunggaknya gaji petugas pengangkut sampah. Alasan keterlambatan gaji nasib pekerja yang selalu dilahan kotor itu dialaskan masa awal pemerintahan transisi yang harusnya bisa dipahami dan dimaklumi.
“Tapi sekali lagi atas arahan Bapak Walikota semuanya sudah selesai,” kata Jiji.
Para tenaga Pegawai Non ASN DLH Binjai karena para pekerja menuntut gaji mereka yang belum dibayarkan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Binjai terhitung sejak Januari 2025. Alhasil, sampah pun menumpuk dimana mana karena tidak diangkut oleh para pekerja.
“Bayar gaji kami. Selama ini kami sudah bekerja dengan baik. “Kami pun mau makan dan menghidupi keluarga,” ungkap para pekerja saat menggelar aksi di halaman Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai.
Berbagai keterangan dari pegawai Dinas Lingkungan Hidup( DLH) yang mengelola pertamanan dan kebersihan di kota Binjai akhir-akhir ini semraut.
“Mungkin itu penyebar Kadisnya Amas Siregar yang disapa Alex mundur sudah tiga bulan. Kalau masa Alex, kami masih mau mendahulukan isi BBM truk sampah. Sekarang apa yang mau didahulukan, dapur kamipun tak berasap,” ujar seorang pengangkat sampah.
Mereka menegaskan pelaksana tugas yang ditetapkan Pemko Binjai tidak berani mengambil resiko, dan tak pantas menjadi pimpinan.
Setelah Kadisnya mundur, kini ada dua atau tiga Kabid yang mau mundur. Bahkan sudah mengajukan surat permohonan, akibat tak tahan bekerja dengan resiko yang fatal.
Bahkan truk angkutan sampah yang dioperasikan ke kelurahan-kelurahan tidak aktif, banyak warga marah. Padahal uang sampah dibayar juga setiap bulan.
“Makin parah Pemko Binjai sekarang ini,” ujar seorang warga di Jalan Diponegoro Kelurahan Rambung Dalam, Kecamatan Binjai Selatan.
”Padahal truk sampah itu mau ke TPA,melewati Jalan Diponegoro,kenapa sampah kami tak mau diangkatnya. Beberapa tokoh masyarakat minta Wali Kota atau Wakilnya yang baru bertugas di kota Binjai turun ke lapangan mencek tugas pekerja.
Salah seorang pensiunan PNS Pemko Binjai yang minta namanya tak disebutkan menegaskan, “ Kalau Wali Kota Syarifuddin, RJ Hadisiwoyo, Abdi Barus, tegas, anggaran pekerja kebersihan prioritas utama dari pegawai honor lainnya.
“Sekarang malahan kurang diperhatikan,” kesalnya. (RR)