BINJAI (beritasore.co.id) : Bencana alam sering kali dipandang sebagai tragedi, namun dalam Islam, setiap musibah menyimpan hikmah yang mendalam.
Di antaranya adalah pengingat, ujian, bahkan jalan menuju kasih sayang Allah. Sebagian orang justru mengambil hikmah dari musibah untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Apa yang dialami Dosen Universitas Unsyiyah Banda Aceh Assoc Prof.Iman Jauhari,SH selama tujuh hari berpisah dengan keluarga tanpa ada komunikasi, sehingga membuat keluarganya di Binjai kuwatir dan terus berdoa merupakan pengelaman dari musibah yang dialami seorang dosen yang akan bertugas di Banda Aceh.
Berbincang dengan Prof. Iman Jauhari selain dosen di Unsiyah Banda Aceh dan beberapa perguruan tinggi di Aceh dan Medan serta Jakarta serta pernah dipercaya sebagai dekan Fakultas Hukum Universitas Samudra Langsa Dan dosen penguji doctoral, sangat mengharukan.
Sang professor yang juga ketua komisi Litbang Majlis Ulama Indonesia( MUI) Kota Binjai sudah menerbitkan beberapa buku, usai ia kembali ke kediamannya di Binjai yang diantar oleh Tengku Zarkasyi.
Antara Prof.Iman Jauhari dengan T. Zarkasyi yang penglola Pesantren di P.Susu Kab.Langkat saat bertemu dalam deburan kepanikan akibat banjir di Kuala Simpang,Aceh Timur, juga tidak terlepas dari ketentuan Allah SWT, Itulah merupakan hikmah dari musibah.
Kemudian pertemuan itu menjadikan persaudaraan.
Dari musibah, kita bisa memperoleh banyak hikmah seperti penguatan iman, pelajaran kesabaran, penggugur dosa, motivasi untuk muhasabah diri (introspeksi) dan kembali mendekatkan diri pada Tuhan, meningkatkan rasa syukur, serta kesempatan untuk beramal saleh dan saling membantu, menjadikannya sarana untuk meningkatkan kualitas diri dan spiritualitas.
Musibah bukanlah akhir, melainkan jeda yang penuh pelajaran. Sikap menerima, bersabar, dan mengambil hikmah akan mengubah musibah menjadi berkah dan jalan untuk menjadi pribadi yang lebih baik secara spiritual maupun emosional.
Prof. DR.Iman Jauhari berkisah ketika menerima rekannya HM.Yusuf,SH,M.Hum anggota DPRD Sumut, H.Jafar Sidiq yang akrab disapa Ustad Jefri yang bersamanaya di MUI Kota Binjai, Hm.Amin dosen UIN Sumut. Ustad Ridwan, Dan beberapa ulama dan qori diantaranya Ustad H.Jarot Al Jauhari, Iqbal Syaiful dan qori Hafiz, bagaimana ia usai menunaikan tugas di Langkat merencakan ke Banda Aceh untuk menguji mahasiswa.
Ternyata gagal,akibat terjebak hujan, pohon kayu yang tumbang di lintas ke Banda Aceh, membuat ia mengambil keputusan untuk pulang ke Binjai. Niat pulang menemui keluarga di Binjai juga terhadang oleh banjir di Kuala Simpang dan Langkat Tamiang, sampai ke daerah Langkat, Besitang.” Saya saat itu sudah berada di Bus umum untuk pulang ke Binjai, ternyata banjir di Langkat Tamiang membuat bus tidak dapat melintas, dan ratusan mobil dan kenderaan lain macet.
Warga terjebak tanpa akses keluar. Jalan putus, listrik padam, dan sinyal komunikasi hilang hampir total. Suasana yang mencekam di Aceh Timur. Ditambah perut lapar dan suasana itu membuat beberapa penumpang mencari caranya masing-masing untuk menyelamatkan diri.
“Saya turun dan mencari lokasi lebih tinggi , beberapa warga membawa saya ke kampung Sriwijaya, KualaSimpang. Disitulah beberapa orang berkumpul bersama masyarakat yang juga terkena musibah.Kami bertahan dengansuasana sedih,makan apa yang ada.
Prof.Iman turun dari bus mencari teman dan ketemu dengan T. Zarkasyi yang bersama istrinya mengenderai mobil Inova. “ Suatu kemukjizatan, banjir yang airnya sudah mencapai jendela mobil.” Sebuah keberanian pengemudi seperti tak melihat jalan yang digenangi air, ia hanya menatap keatas sambil berdoa dan berzikir. Sebab, jika mobil berhenti akan tenggelam” jelas Prof.Iman.
“ Dan Itu mobil pertama yang menembus banjir. Selama perjalanan di Kuala Simpang saya hanya berdoa,apalagi suasana sudah tidak kondusi dengan bau bangkai, mungkin dari korban banjir yang tertutupi lumpur,” jelasnya.
Akibat tidak ada informasi dan komunikasi selama tujuh hari, berita hilangnya Prof.Iman Jauhari menyebar ke berbagai lembaga terutama perguruan tinggi di Medan, Jakarta, Bandung dan Banda Aceh bahkan ke DIkti dan Kemenhumkam di Jakarta serta keluarganya di Binjai.” Ini banjir luar biasa” ujarnya.
Prof.Iman yang tiba di Binjai diantar pada Rabu( 3/12). Assoc Prof.Iman Jauhari mengakui dibalik musibah ada hikmah, selain memberikan kekuatan iman, dan “ Sya menemukan saudara yang membantu yaitu T. Zakarsyi yang mengantar saya sampai ke Binjai.Kemudian langsung di upah-upah oleh pengurus BKM yang bertepat Prof.Iman juga ketua BKM di masjid di Rambung Barat.( RR).













