MEDAN (Berita): Tahun ini Bank Indonesia (BI) mengangkat tema Konferensi 3rd Sumatranomics “Strategi Pemulihan Ekonomi Melalui Pengembangan Ekonomi Hijau dan Digital”.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat, baik akademisi, praktisi, mahasiswa, maupun pelaku usaha untuk terus menggali potensi yang ada, termasuk melalui keikutsertaan pada forum Sumatranomics di tahun-tahun mendatang,” kata Doddy Zulverdi, Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut pada “Konferensi 3rd Sumatranomics” yang digelar di Hotel JW Marriott Medan Kamis (27/10/2022).
Konferensi Call for Paper 3rd Sumatranomics tahun 2022 dihadiri Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Nurul Hasanudin, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sumut Arif Mandu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diwakili Anton Purba.
Tujuan Sumatranomics sejak tahun 2020 pertama, untuk menggali ide dan rekomendasi kebijakan strategis yang diharapkan dapat menjadi referensi bagi Bank Indonesia dan pemerintah daerah dalam mendukung akselerasi pemulihan ekonomi di wilayah Sumatera.
Hasil pemikiran berbasis riset tersebut dituangkan dalam bentuk paper oleh para peserta yang berasal dari kalangan akademisi, praktisi, dan mahasiswa.
Tujuan Kedua dari penyelenggaraan Sumatranomics adalah untuk menyediakan wadah bagi para akademisi, praktisi, dan mahasiswa dalam mengembangkan kapasitas riset sehingga berkontribusi terhadap peningkatan kuantitas dan kualitas periset, khususnya di wilayah Sumatera.
Pada tahun ini, Sumatranomics membuka dua kategori penulisan paper, yaitu Kategori Umum & Kategori Mahasiswa.
Paper yang terkumpul terbagi ke dalam lima topik utama, yaitu: (1) stimulus fiskal- moneter, (2) transformasi sektor keuangan, (3) digitalisasi ekonomi dan keuangan, (4) transformasi sektor riil, dan (5) ekonomi keuangan hijau.
Perjalanan 3rd Sumatranomics 2022 diawali dengan launching Call for Paper dan webinar 3rd Sumatranomics pada tanggal 6 Juni 2022 yang dibuka oleh Gubernur Sumatera Utara, dilanjutkan dengan Workshop Penulisan Karya Tulis Ilmiah pada tanggal 28 Juli 2022, dan presentasi 3 finalis terbaik kategori umum dan 3 finalis terbaik kategori mahasiswa di depan Tim Juri pada tanggal 26 Oktober 2022.
Tahun ini panitia menerima 135 paper atau melonjak 60,7 persen dibandingkan tahun 2021.
Berdasarkan daerah asal penulis paper yang mengikuti Call for Paper, paper kategori umum yang penulisnya berasal dari Sumut tercatat sebesar 35 persen. Kawasan Sumatera Non Sumut 17 persen, Luar Kawasan Sumatera 47 persen dan Luar Negeri 1 persen.
Enam pemenang Call for Paper 3rd Sumatranomics kategori mahasiswa dan umum yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara umumnya mengusung tema digitalisasi transaksi pembayaran, utamanya Quick Response Indonesia Standard (QRIS).
Doddy mengatakan perekonomian global masih diwarnai risiko stagflasi akibat berlanjutnya ketegangan geopolitik. Di tengah situasi global yang tidak kondusif yang mulai berdampak pada penurunan kinerja ekspor.
“Kita patut bersyukur bahwa perekonomian Indonesia, termasuk Sumatera Utara, masih tumbuh cukup tinggi, ditopang oleh tetap kuatnya konsumsi rumah tangga dan kegiatan investasi domestik, serta berlanjut stimulus pemerintah,” katanya.
Ia memperkirakan keseluruhan tahun 2022 perekonomian Sumatera Utara masih dapat tumbuh lebih tinggi dari tahun 2021 pada rentang proyeksi 4,1%-4,9% (yoy).
“Namun, kita tetap harus mewaspadai risiko menurunnya daya beli masyarakat akibat kenaikan inflasi dan semakin menurunnya kinerja ekspor akibat ketidakpastian global yang masih tinggi.
Untuk itu, kita perlu meningkatkan ketahanan ekonomi domestik, antara lain melalui pengembangan berbagai alternatif sumber pertumbuhan baru berbasis ekonomi digital dan ekonomi hijau,” jelas Doddy.
Wagub Sumut Musa Rajekshah mengapresiasi BI Sumut menggelar Call for Paper Sumatranomics yang sudah berlangsung selama tiga tahun dimulai sejak tahun 2020.
“Namun hasil riset yang dituangkan dalam tulisan ilmiah itu jangan hanya diumumkan melainkan dapat diimplementasikan untuk kemajuan ekonomi Sumatera Utara,” kata Ijeck, panggilan akrab Wagubsu.
Menurut Ijeck, ancaman krisis global tahun ini dan berlangsung hingga tahun berikutnya. Jadi ekonomi kita perlu fondasi yang kuat guna menghadapi kondisi seperti itu. Sebab siapapun tak ada yang tahu Covid-19 datang dan sudah terjadi. “Ini menjadi pembelajaran bagi kita,” ungkapnya.
Ia menyebut Indonesia bersyukur karena punya sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) yang besat. “Tinggal bagaimana mengelolanya,” jelas Ijeck.
Pemenang pada Sumatranomics 2022 untuk Kategori mahasiswa dimenangkan oleh juara 1 Siswanto dari Universitas Negeri Semarang, juara II Ihsanul Ikhwan dari Islamic University of Malaysia dan juara III Muhammad Afif dan kawan-kawan.
Kategori Umum dimenangkan oleh juara I Dodi dari BPS Sumut, juara II Sri Indriyani Siregar dan Dodi Setiawan dari BPS Padang Lawas dan juara III Rizky Zulkarnain dari BPS RI. (wie)