MEDAN (Berita) : Pengamat Politik dan Sosial Dr. Shohibul Ansori Siregar menilai pemerintah Indonesia saat ini dalam kondisi dan mengalami kemunduran (degrasi) parah dalam berbagai hal.
Ini adalah hasil dari degradasi berdemokrasi dalam konsolidasi gelombang ketiga.
Penilaian itu dikatakan Shohibul Ansori kepada Berita, Minggu,(2/5) menyikapi hasil Transparancy Internasional Global Coruption Barometer (GCB) Asia 2020.
Dari hasil GCB yang menerbitkan posisi Indonesia peringkat tiga besar setelah India dan Kamboja dengan kasus korupsi, nepotisme dan pemerasan paling buruk di negara Asia, itu artinya, Indonesia mengalami kemunduran parah dalam mengelola pemerintahannya.
“Ini adalah hasil dari degradasi yang parah pada demokrasi kita yang mana dalam konsolidasi gelombang ketiga (Third Wave of Democracy) ini yang mengindikasikan rontoknya sendi-sendi penegakan hukum.
Merosotnya peran partisipasi civil society dan formalisme pengawasan legislatif yang berpangkal pada pengendalian blok parpol berdasarkan reward bagi-bagi jabatan (power sharing).
Tentu saja lembaga yang diharapkan banyak memberi perbaikan seperti KPK sekaligus beroleh cap buruk di sini, nilai Shohibul.
Kasus korupsi misalnya, KPK bisa saja bermanuever mengglorifikasi diri dengan kasus-kasus seperti yang menimpa Tanjungbalai.
Kota itu kecil dan miskin, dan oleh oknum KPK malah dihisap dengan cara penyalah gunaan wewenang (abuse of power)
Jika KPK bisa menyorot kota kecil yang miskin menjadi semacam prioritas, lalu apa yang bisa dilakukannya untuk Indonesia ?
Artinya, tak hanya setelah revisi UU KPK No 19 Tahun 2019 yang beroleh penolakan luas itu, bahkan sebelumnya juga kinerja KPK sudah tidak efektif lagi, tambah Shohibul
Malah, lanjut Shohibul, dengan data terbaru itu dengan sendirinya terbukti bahwa aparat pemerintah di Indonesia tak dapat diajak berkompromi untuk pembangunan Indonesia yang nihil korupsi.
Sisi lain, ini juga menunjukkan paradoks besar, bahwa dengan memforsir pengesahan UU Ciptakerja investor asing diharapkan akan berduyun -duyun ke Indonesia antara lain untuk mengejar pertumbuhan (growth) dan penyerapan tenaga kerja karena pengangguran yang terus bertambah yang juga akibat dampak Covid -19,tutupnya. (lin)













