MEDAN (Berita) : Majelis Ulama Indonesia (MUI) perlu mengambil langkah agar menyurati pemimpin lembaga keuangan dunia agar memberi keringanan pemotongan utang negara-negara miskin tidak terkecuali Indonesia.
Akedemisi Politik dan Sosial Shohibul Ansori Siregar mengatakan, sikap dan langkah seperti ini juga sudah dilakukan oleh Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus yang melayangkan suratnya kepada sejumlah kepala Dana Moneter Internasional (Lembaga Keuangan Dunia)
“MUI perlu menauladani sikap dan pendirian Paus Fransiskus yang pada tanggal 4 April 2021 lalu, mengirim surat kepada para pemimpin lembaga keuangan dunia tersebut, ujar Shohibul Ansori Siregar kepada Berita, Jumat, (8/4) di Medan
“Apa yang dilakukan Paus sebagai bentuk kepedulian sosial secara global dan akibat dampak pandemi yang telah memaksa dunia untuk berdamai dengan krisis sosial ekonomi, juga bisa dilakukan MUI agar lembaga keuangan dunia memotong utang negara-negara miskin,ucap Shohibul.
Menurut Shohibul sikap kepedulian yang dilakukan Paus tersebut adalah mencerminkan protesnya atas struktur dunia yang menindas.
Dan itu tak salah atas nama keprihatinan mayoritas rakyat dunia apalagi di masa pandemi ini.
Karena itu MUI juga bisa menyerukan beberapa point’ yang harus dikemukakan diantaranya untuk penghapusan utang negara-negara miskin, ujar Shohibul.
MUI juga bisa sekaligus menasehatkan para kepala negara memastikan agar menahan diri untuk tidak terus menambah hutang yang akan menjadi beban rakyat dan anak cucu kelak.
“Tak salah, atas nama keprihatinan mayoritas rakyat dunia, apalagi pada masa pandemi ini”,sebut Shohibul
Selain itu lanjut Shohibul, MUI juga perlu mengingatkan bahwa menurut sejarah negara-negara besar dan kaya, itu dulu juga melakukan kekejaman dengan menjajah negara-negara yang kini miskin.
Bahkan mereka membuat kesepakatan membagi belahan bumi ini ibarat berbagi hasil curian saja. Ini fakta dan begitulah sejarahnya,urai Shohibul
Menurut saya, MUI pun bisa menyarankan tentang sistim tata dunia yang lebih adil. Hal ini penting diingatkan daripada negara-negara besar ini menyibukkan diri dalam perlombaan senjata dan meneror perasaan umat Islam dunia dengan war on terror yang akarnya ada pada kekejaman negara besar menebar ketidak adilan dan bahkan genosida,tambah Shohibul
Sebagai bentuk kepedulian sosial yang terjadi akibat dampak virus Corona ini, MUI tidak perlu menunggu dijadwalkan bicara pada agenda forum dunia.
“Justru, berkirim surat ke lembaga-lembaga keuangan dunia dari Jakarta lebih stategis menginterupsi mesin keberingasan sistem dunia itu,ucapnya.
Ditanya keikut sertaan pemerintah dalam menyikapi sikap Paus tersebut, menurut Shohibul, kita ragu apakah pemerintah juga mau melakukan hal yang sama.
“Pemerintah tak akan melakukan itu, antara lain karena dalam hutang tersebut ada komisi yang diterima,pungkas dosen Fisipol UMSU ini. (lin)













